Si Menantu Buta - Bab 23 Lingkaran Pertemanan

“Sejujurnya, aku sangat menyukai istrimu itu, jika kamu sudah tidak menginginkannya, berikan saja padaku.” ucap Sumanto dengan ekspresi serius sambil menatap Denny dengan lekat.

“Kamu tidak akan menyukainya.” kata Denny tanpa memalingkan wajahnya, dia juga ikut menatap Sumanto dengan lekat.

“Kalau aku benar-benar menyukainya?” tanya Sumanto.

“Kamu tidak akan.” Kata Denny.

Perlahan, kedua orang itu tak lagi berdebat, mereka saling menatap mata satu sama lain. Tabiat Sumanto yang begitu buruk, memperlihatkan sepasang mata yg memerah, sedangkan Denny, kedua mata jernih memancarkan kilatan yang sangat tajam.

Meskipun kedua orang ini tidak bergerak, tapi sejatinya di dalam diri mereka sedang bergejolak.

Denny tahu, bahwa ini adalah teknik pengendalian orang yang dimiliki oleh Sumanto.

Mengenai berkelahi, Sumanto bukanlah lawannya, waktu pidato panjang di ruangan acara resepsi kali itu, Sumanto sudah mengetahui kedudukannya di Keluarga Han dalam bahaya, dalam waktu singkat dan dalam keadaan darurat, dia segera mempercayai Denny, lalu dia pun menginvestasikan uang 200 miliarnya kepada Denny, dan sekarang dirinya merasa sangat menyesal.

200 miliar bukanlah jumlah yang sedikit, dan dia sama sekali tidak bisa tenang.

Sumanto juga bukan orang yang mudah dianiaya, dia bahkan ingin mendapatkan manfaat dari Denny, dan takut Denny akan melarikan uangnya, dia ingin menjadi bosnya Denny. Jadi, dia lagi-lagi menguji batas kesabaran Denny, dari memanggilnya saudara Denny, beralih ke adik kecil, dan sekarang membicarakan tentang keinginan dirinya dengan istrinya.

Friska Ye memang seorang wanita yang cantik, meskipun di masa kejayaannya Denny telah bertemu dengan sekian banyak wanita cantik, tapi dia benar-benar jatuh hati saat pertama kali melihat Friska, dan perasaan Sumanto juga pasti telah jatuh hati dengan Friska. Dia mendambakan penampilan dari Friska, dan dia juga sedang mengancam Denny mengenai ingin mempersunting istrinya.

Dia menakuti Denny dengan menggunakan identitas dirinya, membuat Denny merasakan dilema dengan Friska, dan senantiasa memberinya kesan bahaya. Dari lubuk hatinya mulai muncul ketakutan padanya, tapi pada akhirnya dia berhasil menekan rasa ketakutan itu.

Dan ini juga akhir dari bertindak melawan diri sendiri dari Denny, orang seperti Sumanto ini tak mudah untuk diprovokasi, dia terlihat sangat gila dan sangat bodoh, tapi dia juga memiliki sedikit kecerdasan.

Tetapi, Denny tidak takut padanya, karena Denny jauh lebih berbahaya dibanding dia.

“Bukankah kita masih memiliki kelas hari ini? Bolos dari kelas bukan sesuatu yang baik, aku harus kembali ke kelas.” kedua orang ini mematung untuk sementara waktu, lalu Denny memutuskan untuk beranjak terlebih dahulu.

Dia tidak mempedulikan menang atau kalahnya saat ini dengan Sumanto, karena bagaimanapun dia telah mendapatkan 200 miliar dari Sumanto, tak peduli bagaimana dia dan Sumanto bersitegang, dia percaya orang terakhir yang akan menang juga pasti dia sendiri.

“Ternyata kamu memang murid yang baik, aku beri tahu kamu informasi rahasia, orang-orang yang mendaftar pelatihan ini semua orang baru, bahkan banyak dari mereka bukan berasal dari pengusaha, mereka tidak memiliki banyak uang di tangannya, tujuan mereka menghadiri pelatihan ini sama dengan acara resepsi dan juga kamar dagang kemarin, mereka hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk bertemu dengan orang-orang kaya. Hanya kamu dari para peserta pelatihan kali ini yang paling kaya, tidak ada gunanya juga berkenalan dengan mereka, jadi tidak masalah juga jika kamu tidak mengikuti kelas ini, apa aku mengajakmu pergi minum saja?” Sumanto masih menatap mata Denny dengan lekat.

“Tidak mudah untuk mendapatkan kesempatan ini, aku tetap akan belajar.” ucap Denny.

“Baiklah, kamu pergi saja, aku akan menunggu kabar uang darimu.” ujar Sumanto.

“Baiklah.” kata Denny.

Setelah Denny pergi, seorang pria dengan penuh bekas luka di muka berjalan ke sudut tangga, mengeluarkan sebatang rokok bermerek Yuxi, lalu menyalakannya. Kemudian, dengan senyum dingin dia berkata, “Tuan Muda Sumanto, apakah bocah itu sudah tunduk?”

“Dia orang yang sangat cerdas, aku lihat sikapnya sangat baik, sepertinya sudah tunduk padaku.” kata Sumanto.

“Dulu dia pernah menghajarmu, kan? Aku pikir tidak cukup jika kamu hanya menakutinya dengan identitasmu, setidaknya kita harus menghajarnya sekali, agar tak hanya dalam hatinya dia tunduk, tapi juga badannya.” ucap pria bercodet ini.

“Dia adalah seorang pelatih bela diri, kita berdua bukanlah lawannya.” kata Sumanto.

“Kalau begitu, tinggal cari beberapa orang lagi, jika memang dua orang saja tidak cukup, kita bisa menambahkannya menjadi sepuluh orang, jika sepuluh kurang, tambahkan lagi saja jadi seratus orang. Sekalipun jika dia memang hebat bertarung, apa dia sanggup melawan ratusan orang?” kata pria bercodet.

“Akhir-akhir ini aku sudah diawasi, aku tidak berani untuk berbuat aneh-aneh hanya untuk mencegah dia melakukan hal-hal yang tidak layak. Apalagi dia bisa membantuku untuk menghasilkan uang, kita manfaatkan dulu uang yang dia hasilkan, membantuku memperkuat kedudukan di Keluarga Han. Brigitta itu sangat ulet, selama Keluarga Han diserahkan padanya, Keluarga Han pasti akan berkembang dengan baik. Tetapi, Brigitta hanya seorang wanita, dan aku lah putra tunggal dari Keluarga Han, tak perlu untuk dia menghasilkan berapa puluh triliun, asalkan dia bisa menghasilkan 400 miliar untukku, dan membuat Ayahku melihat prestasiku, mempercayai aku, maka puluhan triliun milik Keluarga Han akan jatuh ke tanganku. Kamu pikir aku sungguh mempercayai dia bisa menghasilkan uang triliunan untukku? Omong kosong! Aku hanya memanfaatkan dia saja dulu, setelah itu baru kita tendang dia!” ucap Sumanto dengan keras.

“Ternyata Tuan Muda Sumanto memiliki pemikiran halus seperti ini, meskipun tidak hebat dalam berbisnis, tapi kalau urusan seperti ini, dirimu memang paling jago.” ucap pria codet memujinya.

“Sialan……” raut wajah Sumanto berubah.

“Lalu, bagaimana dengan Friska, apa kamu sungguh tertarik padanya?” pria codet mengalihkan pembicaraan.

“Tentu saja, hanya saja saat ini bukan waktu yang tepat.” ucap Sumanto tersenyum sinis.

Diam-diam Denny berdiri di sudut tangga, percakapan antara Sumanto dan pria codet tersebut terdengar jelas di telinganya, tidak ada ekspresi di wajahnya, lalu dia berjalan keluar melewati pintu darurat.

Pelatihan pengusaha yang ada di kota ini adalah kegiatan resmi yang diselenggarakan oleh organisasi dari pemerintah. Tujuannya adalah untuk mengorganisasikan seluruh pengusaha yang ada di kota ini menjadi satu, agar mudah untuk dimanajemenkan, dan mengajarkan beberapa metode berbisnis, serta menanamkan pola pikir positif melalui pelatihan ini, untuk mencegah saat seseorang telah berjaya, lalu berpikir untuk menindas orang lain.

Bisa berpartisipasi dalam program pelatihan ini merupakan hal yang cukup terhormat, karena setelah para calon pengusaha yang melalui proses pelatihan ini, mereka secara resmi bergabung dengan Asosiasi Pengusaha, lalu mendapatkan sertifikat, dan diakui oleh pemerintah sebagai pengusaha resmi.

Apa yang dikatakan oleh Sumanto memang benar, orang-orang kaya yang ada di kota ini telah lama bergabung di asosiasi itu, kegiatan mereka sangat sibuk, dan mereka sama sekali tidak mempunyai waktu untuk menghadiri program pelatihan seperti ini, dan yang hadir saat ini juga sebagian besar para pemula yang baru saja menghasilkan sedikit uang. Setelah melewati pelatihan ini, maka mereka kan bertemu dengan orang-orang kaya dan akan bisa menghasilkan uang bersama.

Di tangan Denny saat ini memiliki uang sebesar 240 miliar, mungkin dia memang orang yang paling kaya di pelatihan ini.

Entah kebetulan atau tidak, pelatihan kali ini dia kembali bertemu dengan Fidel, dan bahkan satu meja dengannya!

Dulu Fidel pernah membual di depan Friska, dia mengatakan dirinya hidup sangat makmur di negara luar, tapi sebenarnya dirinya sangat kesusahan di luar sana, hingga dia tak sanggup lagi berada di luar negeri, maka dari itu dia berkembang di dalam negeri. Dia ingin menjadikan dirinya sebagai seorang investor yang handal, tentu saja dia harus mengambil segala peluang yang ada di kota ini untuk menaikkan derajatnya, dan dia juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berkenalan dengan orang-orang kaya di kota ini.

Pelatihan kali ini, dia tak hanya menjadi kerabat dengan Denny, karena waktu pendaftaran dirinya dengan Denny tak jauh beda, maka, dia juga satu meja dengannya.

Dua musuh kembali bertemu.

“Sialan!”

Kedua musuh bertemu, dan saling bertatap dengan tajam! Setelah teringat Denny memiliki hubungan dengan Sumanto, dan uang sebesar 200 miliar di tangannya, dan meskipun Fidel sangat membenci Denny, tapi dia tidak berani macam-macam dengan Denny, lalu dia pun duduk di samping Denny dengan perasaan gelisah.

Dia bahkan mengenakan pakaian formal layaknya pebisnis, seluruh detail yang ada di tubuhnya sungguh sangat elegan.

Dia sangat membenci Denny, tetapi dia juga sangat takut dengan identitas Denny yang bisa menekan identitasnya, dia tak henti-hentinya menggoyangkan kaki kanannya saat duduk di samping Denny, sambil berpikir dirinya tidak boleh lebih rendah daripada Denny, dia pun berusaha mengupil dengan santai.

“Orang yang menggoyangkan kaki, rezekinya akan hilang.” Denny merasa sedikit menarik bisa bertemu dengannya tiga kali berturut-turut. Sejak pertama dia menekan mentalitasnya, kini telah berubah menjadi bahan lelucon untuknya.

“Huh!” Fidel sengaja tidak mempedulikan Denny.

Denny juga tidak mempedulikannya, dia mengeluarkan sebuah ponsel yang baru saja dia beli.

Adapun kontak-kontak yang dia simpan di ponsel ini, ada sopir Dito, Friska, Sumanto, dan nomor orang tuanya yang ada di Kota Kimraden. Saat dia membuka Wechatnya, dia melihat di ujung aplikasinya terdapat pilihan untuk menambahkan teman, dan dia pun menambahkan satu nama di daftar kontaknya.

Dia sangat penasaran dengan apa yang dibagikan di lingkaran pertemanan Friska.

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu