Si Menantu Buta - Bab 100 Mata Denny

Hujan terus turun, ratusan petugas sibuk membersihkan genangan air. Denny dan Mario saling memandang, wajah mereka penuh dengan memar, seluruh tubuh ditutupi keringat dan bernafas terengah-engah.

Tatapan Denny sedikit kabur, Mario yang ada di depan berubah menjadi dua dan tiga bayangan, dia menggelengkan kepalanya dengan keras, Mario yang ada di depannya kembali menjadi jelas.

“Aku seorang anak yatim piatu, sejak kecil selalu lebih dewasa dari lainnya, dan dianggap aneh oleh panti asuhan. Orang dewasa sangat takut padaku, mereka merasa aku berbeda dan tidak sepolos dengan anak lainnya. Anak-anak mengasingkanku, menganggap diriku bukan teman mereka. Mungkin aku selalu kesepian dari kecil hingga dewasa, hingga sudah terbiasa dengan kesepian ini. Tidak ada orang yang bisa membuat perasaanku berubah, baik itu bahagia atau marah!”

“Dan kamu, orang pertama, yang membuatku marah!” Mario dengan tenang menatap Denny, sepasang matanya tiba-tiba berubah menjadi merah.

Dengan cepat ekspresinya berubah menjadi ganas, seolah seekor serigala yang menghadapi bahaya, menunjukkan taring kepada lawannya.

“Tinju adalah keyakinan, kamu memiliki keyakinanmu, dan aku juga memiliki keyakinanku. Entah itu demi uang atau keyakinan, aku tidak akan pernah gagal!”

Mario berteriak lalu muncul di hadapan Denny, meninju Denny dengan keras.

Saat ini, kekuatan fisik Denny sudah menurun drastis, kemampuan meresponnya menjadi lamban. Dia sama sekali tidak bisa menahan pukulan Mario, dia mundur dipukul oleh Mario.

Ketika Mario menyerang kembali, dia meninju mulut Mario dengan kasar. Mario yang terkena pukulan ini, Gum Shield di mulutnya langsung terbang keluar.

Mario menyemburkan darah, lalu meninju wajah Denny dengan keras.

Mario berubah menjadi tidak takut sakit setelah dipukul Denny.

Denny tiba-tiba kehilangan kekuatannya, dan dengan cepat mengangkat tangannya untuk memblokir tinju Mario, Mario melayangkan tinju ke lengannya dengan keras.

Mario tiba-tiba membuka lengan Denny dengan tangan kirinya dan memukulnya dengan keras.

“Pang” suara tinju terdengar keras, Denny melangkah mundur dengan cepat, tubuhnya dengan keras membentur tali ring.

Lalu Mario melayangkan tinju kearah Denny, Denny dengan cepat mencondongkan tubuh ke depan, tinju Mario melewati samping telinganya, dan pada saat yang sama Denny dengan cepat mengulurkan tangannya memeluk tubuh Mario. Tubuhnya lebih tinggi dari Mario, ketika memeluk Mario, sengaja menggunakan berat tubuhnya mencondong ke depan untuk menekan Mario, dan menguras tenaga Mario. Mario yang ditekan oleh dia yang memiliki berat lebih dari 50 kg-an, merasa sangat lelah, tapi Mario masih bisa menegakkan pinggangnya, meninju perutnya dari dalam.

Tubuh Denny terus meringkuk ke dalam, tidak membiarkan tinju Mario menyentuhnya, dia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk meninju tulang rusuk Mario.

Wasit segera datang memisahkan Denny dan Mario.

“Kamu seharusnya tidak memiliki energi lagi?”ucap Denny kelelahan pada Mario.

“Lihat siapa diantara kita yang bertahan lebih lama.”ucap Mario.

“Ok.”Mata Denny bengkak parah, berusaha keras melihat Mario dari celah kecil.

Bertinju sangat melelahkan, lelah setengah mati sampai ingin menggila. Kondisi fisik Denny dan Mario sudah mencapai batas maksimal, sekarang kalau diganti oleh lawan seperti Mark, pasti bisa dengan mudah mengalahkan mereka.

Mereka berusaha keras tetap bertahan, dan mencoba untuk bertahan.

Mereka memiliki keyakinan, dan rasa hormat pada tinju.

Selama masih memiliki tenaga, pasti tidak akan menyerah.

Hujan deras mengguyur stadion, seluruh stadion menjadi sunyi, tidak ada yang mengeluarkan kata-kata, melihat mereka berkelahi dengan tenang.

Ketika Denny dan Mario saling meninju lagi, Denny baru meninju Mario, Mario tiba-tiba memutar pukulannya, dirinya dengan cepat memutar setengah lingkaran di depan Denny, dan membelakangi Denny.

Gedebuk, Denny memukul punggung Mario dengan keras. Tiba-tiba, Mario berbalik melayangkan tinju ke wajah Denny.

Pang, Denny terjatuh di arena tinju.

“Sepuluh!”wasit dengan cepat menghitung mundur.

Semua orang mengira Denny sudah mencapai batasnya, dia sudah tidak bisa bertahan lagi. Pertarungan kali ini berakhir, Denny harus terbaring di Rumah Sakit setidaknya selama sebulan lebih.

Ayah Roy menunjukkan senyum puas di wajahnya.

Terlepas dari pertarungan persahabatan antara Denny dan Mario, dia lebih khawatir dengan luka Denny dari pada Roy.

“Sembilan!”

Staf medis menunggu dengan cemas di bawah panggung, mereka hanya bisa menunggu wasit selesai menghitung mundur, lalu segera membawa Denny pergi.

Bukan hanya Denny, Mario juga membutuhkan pertolongan darurat.

“Delapan!”

Denny terbaring batuk di lantai, memuntahkan Gum Shield dari mulutnya, dan muntah darah.

“Tujuh!”

“Denny, jangan bangkit, langsung mengaku kalah saja. Anj*r biarkan saja kalah, uang dan lainnya tidak masalah. Kalau mau miskin, kita miskin bersama, Aku Sumanto tidak menginginkan kekayaan.”Sumanto menatap mata merah Denny, dia tiba-tiba merasa kasihan kepada Denny.

Terlepas dari dendamnya dengan Denny, keduanya bersama karena keuntungan, atau demi sesuatu, dia melihat Denny begitu bekerja keras demi mereka, dia sudah tidak mempedulikan yang lainnya.

Bagaimanapun, dia pria yang baik, hanya saja dia tumbuh di keluarga Han, dari kecil mendapat tekanan besar, pantas saja seperti anj*ng gila.

Dia ingin semua orang takut padanya, baru bisa mempertahankan statusnya sebagai tuan muda.

“Enam!”

“Kakak ipar, kalian jangan berkelahi lagi, kita mengaku kalah saja, ok? Aku mohon padamu, kita jangan berkelahi lagi.”Neysia menangis dengan sedih, melihat Denny kesakitan di atas panggung.

“Terlahir dari salah satu empat keluarga besar Kota kimraden, membuatku sejak kecil mengerti satu prinsip. Yang kuat bertahan hidup, selama menjadi kuat, aku tidak akan disingkirkan oleh keluarga Wang. Demi bertahan di keluarga Wang, agar semua orang menghormatiku, aku hampir tidak memiliki kehidupanku sendiri. Segala sesuatu yang aku lakukan demi keluarga Wang. Bahkan istri yang akan aku nikahi seumur hidup, juga ditentukan oleh keluarga.”

“Menjadi buta selama tiga tahun, membuatku berpikir terbuka. Aku Denny harus hidup demi diriku sendiri, hidup demi hal yang aku sukai. Aku suka kehidupan yang sekarang, jadi demi mengubah hidup menjadi lebih menarik, tidak peduli seberapa sulit aku tetap harus berusaha keras melewatinya.”

Ketika wasit menghitung mundur menjadi dua detik, Denny mengertakkan giginya dan bangkit dari lantai.

“Pertarungan kali ini, aku Denny pasti menang!”

Denny menggertakkan gigi, dan tiba-tiba menyerang Mario, Mario menatap Denny dengan dingin, dan meninju wajah Denny dengan keras.

Gedebuk.

Satu pukulan lagi.

Mario langsung mundur ditinju Denny dengan kuat.

Dan Denny yang dipukul oleh Mario juga mundur dengan cepat, dia hampir terjatuh, dirinya tahu dia tidak boleh terjatuh, kalau dia terjatuh lagi akan kalah dalam pertarungan ini.

Akhirnya, ring tinju menyelamatkannya, ketika dia hendak jatuh, dia dengan cepat bersandar pada ring di belakangnya, dan darah terus mengalir dari mulutnya.

Melihat Mario jatuh karena tinjunya, dan berbaring di lantai bernapas dengan tenang.

Perlahan wajahnya memancarkan senyuman.

Melihat wasit menghitung mundur untuk Mario, dia bersandar di ring, dan wajahnya penuh sukacita setelah kemenangan.

Tiba-tiba matanya berubah menjadi gelap.

Seperti dia buta tiga tahun lalu.

“Mataku!?”saat ini mata Denny kehilangan penglihatan, wajahnya tiba-tiba tertegun dan menunjukkan ekspresi ketakutan.

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu