Si Menantu Buta - Bab 494 Beraksi

Denny mengukir senyuman tipis pada wajahnya.

Denny mengerti sedikit pola langkah Sonny. Oleh karena itu, ia tadi mendapatkan peluang dan menempati posisi yang unggul di saat itu.

Bagi petinju, pola langkah itu sangat penting. Melalui pola langkah bisa mengetahui petinju ingin melakukan serangan atau pertahanan. Tetapi tidak lah mudah untuk mengerti pola langkah dari seorang petinju. Ada pola langkah petinju yang bisa membuat orang bingung.

Hanya saja, saat ini Sonny tidak ingin mengambil risiko. Jika Denny benar-benar paham dengan pola langkahnya dan Sonny tetap ingin menggunakan fleksibilitas tubuhnya untuk bersaing dengan Denny. Maka itu akan sangat mudah bagi Denny untuk mendapatkan peluang dan merobohkannya dalam satu pukulan.

Oleh karena itu, Sonny memutuskan untuk bertarung.

Meskipun tenaga fisik Sonny tidak sekuat Denny, tapi untuk saat ini Sonny memiliki lebih banyak energi.

Jadi ia juga mempunyai persediaan untuk bertarung.

"Denny agak menarik." Raphael tersenyum ringan.

Sonny langsung maju dan melakukan serangan. Sebuah pukulan mendarat di tepi mata Denny. Tepi mata Denny yang sebelumnya sudah membiru terkena pukulan keras lagi. Ia segera mundur kebelakang dan melindungi wajahnya dengan kedua tangan.

Kemudian, ia maju lagi dan melakukan serangan yang mendarat di mata Sonny. Sonny dipukul oleh Denny hingga pandangannya menjadi buram, ia pun mengedipkan matanya secara tanpa sadar.

Sarung tangan Denny dan Sonny telah ternodai darah. Proses dipukul juga sangat menguras energi. Saat ini, Denny sudah terengah-engah dan kondisi Sonny masih jauh lebih baik daripadanya.

Wajah Sonny sudah dipenuhi keringat, tetapi pernafasannya masih sangat teratur. Sangat jelas, pengurasan energi seperti ini masih berada di jangkauan yang bisa diterima olehnya.

Denny memeluk Sonny lagi dan memukul kearah bagian tulang rusuk Sonny dengan ganas. Namun, Sonny juga tidak mau mengalah.

Saat wasit memisahkan mereka berdua lagi, tubuh Denny sudah mulai terhuyung-huyung, energi Denny sudah mau terkuras habis. Ia tidak ingin terlihat kelelahan dihadapan Sonny, tetapi sekarang kedua kakinya sudah mulai melemas.

"Denny sudah mau tersungkur." ujar Kenny dengan tenang sambil menghisap cerutu.

Sonny menggertakkan giginya dan maju ke depan untuk melakukan serangan.

Denny merasa kakinya sudah mati rasa dan tubuhnya sudah tidak bisa bergerak sesuai dengan pikirannya. Denny mengangkat satu tangan untuk menangkis dan tangan lainnya yang digunakan untuk lanjut memukul bagian tulang rusuk Sonny.

Dengan satu tangan, Denny sama sekali tidak dapat menangkis serangan Sonny. Banyak pukulan keras yang mendarat di wajah Denny lagi. Wajah Denny pun berdarah dan kedua matanya juga memerah.

"Aku sudah kalah." Tepat di saat ini, Sonny tiba-tiba berkata.

"Apa?" Denny merasa sedikit heran.

Hanya terlihat Sonny yang berjongkok dengan keringat yang terus mengalir di kepalanya. sambil menggertakkan gigi.

"Kamu sudah mematahkan tulang rusukku. Ditambah pukulan tadi, aku sudah tidak bisa menahannya." ujar Sonny.

Denny tersenyum ringan dan berbaring diatas ring sambil memegang bagian tulung rusuknya.

Saat ia memeluk Sonny dan saling menyerang bagian tulang rusuk lawan, tulang rusuknya juga sudah patah karena pukulan Sonny.

"Kalah?" Ekspresi wajah Kenny menjadi suram.

Karena dilihat dari segala sisi, Sonny lah yang menempati posisi unggul di pertandingan. Kenny benar-benar tidak menyangka bahwa Sonny akan kalah di ronde terakhir, bahkan ia menyerah sendiri.

"Kirim ia ke rumah sakit untuk diperiksa terlebih dahulu." Kenny memberi perintah kepada bawahannya.

"Bagaimana? Kemampuan Denny bisa tergolong dalam petinju kelas berat kan." ujar Tuan Muda Ning.

Tuan Muda Ning pun dengan cepat menerima kenyataan kekalahan Sonny.

"Aku terpaksa untuk menganggapnya sebagai petinju kelas berat karena Tuan Muda Ning." ujar Raphael dengan tenang.

"Denny menang? Benar-benar beruntung, tapi keberuntungan seperti kamu ini bisa bertahan berapa lama? Kamu yang terus mencolok memangnya bisa hidup berapa lama? ujar Matthew di samping sambil tertawa licik.

Monica menghela nafas lega, untung saja Denny baik-baik saja.

Monica selalu tinggal dirumah Keluarga Qin dan jarang keluar dari rumah. Oleh karena itu, ia tidak begitu mengerti situasi Alock saat ini. Tidak tahu bahwa adanya konflik dan hubungan tegang di antara Alock dan Arab Saudi.

"Guru menang." Mark terlihat sedikit semangat.

Sebuah cahaya melintas di kedua mata Dome, "Denny memang cukup gigih."

Nikita tidak sebahagia orang lain. Melihat Denny yang menang, ia malah tampak sedikit tenang.

Ia tahu saat ini peperangan Denny yang sesungguhnya baru benar-benar mulai.

Naples terus mengawasi di samping sana, Jacob juga terdapat ancaman yang tidak kecil.

Akhir dari kompetisi tinju akan menjadi awal dari pertarungan politik orang-orang itu.

Denny juga belum sepenuhnya rileks, ia masih tegang. Kalau tidak dengan kondisinya sekarang, ia sudah jatuh pingsan diatas ring saat Sonny menyerah.

Mark naik keatas ring dan membantu Denny berdiri. Sonny pun sudah dibawa turun dengan tandu.

Wasit mengangkat tinggi tangan Denny dan mengumumkan kemenangan Denny.

Melihat cahaya yang silau, Denny merasa sangat menusuk dan pandangannya menjadi sedikit buram.

"Bisa-bisanya Denny menang. Taruhan lain kali, bertaruh kepada Denny saja." ujar pengusaha tua dari Wall Street sambil tertawa.

Kemudian Mario membantu Denny perlahan-lahan turun dari ring. Beberapa orang berpakaian setelan jas formal segera melindungi Denny di samping.

"Denny mengalahkan Sonny. Sekarang ia adalah orang China yang terkuat." Alvin tersenyum sekilas.

"Tak sangka Denny benar-benar menang." Sumanto melihat sosok punggung Denny yang menjauh sambil tersenyum.

"Adik sepupuku, hebat juga, tidak membuatku malu." ujar Hito sambil tertawa.

"Selanjutnya, apa yang akan dilakukan oleh Denny?" Wajah Johenade tampak sedikit suram.

"Kalau ini, seharusnya bukan kita yang harus memikirkannya. Apa yang harus kita lakukan adalah masa bodoh." ujar Sumanto dengan logis.

Sumanto berencana untuk menonton saja, melihat Denny yang saling bertarung dengan Naples dan Jacob. Ia sendiri juga tahu betapa buruknya situasi Denny saat ini, dan sangat susah untuk mengatasinya. Tapi detik ini Sumanto tidak ingin terlibat dalam perperangan ini, ia masih harus mengembangkan perekonomiannya.

Melihat tubuh Denny yang penuh luka, Tyas pun merasa sangat sedih. Luka yang dialami Denny kali ini tidak lebih ringan saat ia bertarung dengan Johnson. Energi Denny sekarang sudah terkuras habis. Kalau bukan ada orang yang menopang tubuhnya, Denny mungkin saja tidak mampu untuk berdiri.

"Denny sungguh beruntung, bisa-bisanya menang. Hanya tidak tahu keberuntungannya bisa bertahan berapa lama." ujar Naples sambil tersenyum.

"Pembunuh yang aku cari adalah yang terjago di Arab Saudi. Mau kemampuan bela diri atau menembak, tidak ada yang bisa melawannya. Ada ia yang membunuh, Denny sudah pasti mati.” ujar Agassi.

"Aku juga pernah merasakan kemampuan pembunuh tersebut. Aku sangat percaya diri kepadanya." ujar Naples.

"Sekarang Denny mengalami luka serius, sehingga ia tidak boleh mempertaruhkan nyawanya untuk berperang. Kalaupun pembunuhan sekali tidak berhasil, di dalam ruang rawat inap juga terdapat banyak kesempatan.” Naples tertawa jahat.

“Pembunuh ini tidak mempertaruhkan nyawanya untuk menyerang Denny. Pembunuh yang begitu jago tidak akan pernah ditemukan dalam waktu dekat.”

Naples dan Agassi berjalan santai ke luar stadion, di samping mereka pun dipenuhi segerombolan orang yang bersetelan gelap.

"Kak Denny, apakah selanjutnya kita sudah harus beraksi?” tanya Mario sambil menatap Denny.

"Sudah mengatur semuanya?" Denny melihat kearah tempat duduk penonton.

“Aku telah menyuruh orang untuk bersembunyi.” ujar Mario.

Melihat sosok punggung kepergian Naples, Jacob pun tersenyum licik.

"Kesempatan sudah datang." Falcon juga tersenyum sekilas.

"Kalau begitu, aku serahkan sini untukmu.” ujar Jacob.

"Tenang, Bos. Aku tidak akan mengecewakanmu." Tatapan mata Falcon menunjukkan percaya diri.

"Mulailah." ujar Jacob dengan tenang.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu