Cinta Di Balik Awan - Bab 175 Khawatir

Malam ini begitu panjang, tapi di waktu yang panjang ini, dia masih belum kembali.

Kelly pergi ke sekolah, suasana hatinya hari ini lebih khawatir, dibandingkan dengan kemarin.

“Eiiy, bukannya kamu pergi liburan?” tanya Giselle terheran.

“Tidak usah ungkit lagi.”

“Kenapa?”

“Dia ada urusan, tidak bisa pergi.”

“Urusan apa?”

“Sulit diceritakan.”

“Kamu sangat kecewa ya?”

Menggeleng: “Bukan kecewa, tapi kehilangan.”

“Kenapa kehilangan?”

“Sulit diceritakan.”

Giselle mengendus: “Cieh, banyak sekali yang tidak bisa diceritakan, bukankah hanya liburan? Kalau kita ingin pergi bisa pergi sendiri.”

“Mana enak pergi sendiri……”

“Kamu ini sudah keracunan cinta dia ya? Kuberitahu kamu, jangan terlalu bergantung pada pria, semakin kamu bergantung padanya, dia semakin merasa kamu tidak penting.”

Hati Kelly berdetak kencang,” benarkah seperti itu?” Karena dia terlalu bergantung pada Dion, jadi sekarang, dia mulai merasa bersama dengannya akan ada sedikit tekanan?

“Ayo kita liburan!”

“Ok, kebetulan suasana hatiku kacau.”

“Kemana?”

Giselle berpikir:”pergi ketempat yang lebih dekat, kalau jauh tidak ada uang.”

“Boleh, kapan?”

“Tentu saja sekarang.”

“Sekarang? Tidak terlalu mendadak?”

“Mendadak apanya, hari ini aku sudah melihat ramalan zodiak, hari ini keluar bisa ketemu dengan keberuntungan.”

Dua orang ini akhirnya sepakat pergi ke Basel, dengar-dengar katanya museum disana sangat terkenal, jadi ingin pergi melihatnya.

Kelly kembali ke taman Wisteria mengambil koper, lalu Bibi Yu bertanya terheran:” Nyonya, kamu ini mau pergi kemana?”

“Pergi liburan.”

“Sendirian?”

“Dengan teman kelasku.”

“Oh, kalau begitu tuan muda tahu tidak?”

“Tidak tahu, dan dia tidak perlu tahu.”

Bibi Yu tertegun, berpikir mungkin mereka berdua sedang bertengkar.

“Aku pergi ya, oh iya tolong bantu aku siram bunga matahari yang ku tanam di taman.”

“Baik.”

Kelly baru saja turun dari pegunungan, dan Giselle sudah menunggunya di pinggir jalan, tapi yang paling membuatnya terkejut adalah, Leheon juga ikut.

“Terkejut ya?”

Tanya Leheon tersenyum.

“Sedikit, kamu ini mau antar kami ke stasiun kereta?”

Giselle menggeleng: “no, kak Leheon ini mau ikut bersama kita pergi liburan.”

“Aah……”

Leheon mengerutkan kening, “tidak boleh ya?”

“Bukan, hanya saja kamu tidak perlu kerja ya?”

“Aku libur.”

Giselle menyela percakapan:”iya, dalam setahun Leheon ada puluhan hari cuti.”

“Naiklah.”

Dia membukakan pintu mobil, dan membiarkan mereka berdua masuk, lalu dia juga memindahkan koper mereka ke bagasi.

“Aish, sebenarnya apa yang terjadi? kenapa Leheon juga ikut kita?”

Wajah Kelly penuh keheranan bertanya dengan teman baiknya disamping.

“Sebenarnya, aku yang inisiatif meneleponnya”. Giselle tersenyum licik.

“Kenapa? kamu pindah hati, jatuh cinta padanya?”

“Cuihh cuihh cuihh, aku ini setia ya sama Maxim!”

“Terus kamu mengajak dia maksudnya apa?”

“Maksudnya...... “ dia menurunkan nada bicaranya: “bantu kita keluarkan uang dan tenaga.”

……

Kelly benar-benar speechless.

Dion jam 9 pagi baru tiba di kota, kemarin mencari semalaman, dan Jesan sampai masuk dalam parit besar.

Dia mengantarnya pulang, dan langsung kembali ke taman Wisteria, begitu masuk rumah, dia berteriak:” Kelly……”

Bibi Yu mendengar suara dari ruang tamu dan keluar: “tuan muda sudah kembali.”

“Nyyona dimana?”

“Nyonya pergi liburan.”

“Liburan?”

Dion sedikit terkejut: “Dia sendirian?”

“Dia bilang dengan temannya.”

“Kapan perginya?”

“Barusan saja, mungkin setengah jam yang lalu.”

Dia segera mengeluarkan HP dan meneleponnya, setelah berdering begitu lama baru diangkat.

“Ada apa?”

“Kudengar dari Bibi Yu, kamu pergi liburan?”

“Iya.”

“Liburan kemana?”

“Yang pasti bukan Provence.”

“Dimana?”

“

“Basel.”

“Bersama Giselle?”

“Ehn.”

Dion melihat jam:” kamu jangan pergi, aku sekarang pulang bawa kamu pergi ke Provence.”

“Tidak perlu.”

Kelly menolak tanpa ragu:”aku sudah naik pesawat.”

Dia terdiam sejenak dan bertanya: “kapan kembali?”