Cinta Di Balik Awan - Bab 159 Sembuh

Handphone Dion ada di dalam mobil, dia berdiri terhuyung-huyung, selangkah demi selangkah berpindah ke arah telepon ruang tamu, mempencet sekelompok angka, berjuang mengatakan sebuah kalimat : datang ke kediaman Bishen.

15 menit kemudian, Maxim terburu-buru datang kemari, langsung menerobos masuk ke ruang tamu, terkejut oleh pemandangan yang ada di depannya.

“Tuan Dion, ini adalah? “

“Cepat bawa ke rumah sakit. “

… …

Sesampainya di rumah sakit, Jesan dibawa ke dalam IGD, saat ini Dion sudah terlepas dari kendali obat, tetapi dia masih belum sadar betul.

“Kenapa begitu lama? “

Sedikit bertanya, Maxim menggelengkan kepala : “aku juga tidak tahu. “

Terdengar Bang, tangannya meninju ke dinding : “Jesan ini, apa yang seharusnya aku lakukan padanya! “

“Kamu tidak boleh simpatik sedikitpun padanya, tidak mempedulikan dia hidup atau mati, lihat bagaimana dia masih membuat masalah. “

“Jika bukan karena orang tuanya, aku tidak akan mempedulikannya. “

“Kamu juga bisa untuk tidak mempedulikannya seumur hidup? Penyakit sesak dadanya selalu kelihatan baik-baik saja, kenapa bisa kambuh. “

“Pasti ada cara untuk menyembuhkannya. “

Pintu IGD terbuka, dokter keluar, keduanya bersamaan maju ke depan.

“Bagaimana keadaanya? “

“ Sudah stabil, tetapi ingat jangan membiarkannya meminum obat sembarangan. “

“Meminum obat sembarangan ? “ Dion kebingungan : “dia minum obat sembarangan apa? “

“Seharusnya adalah beberapa obat anti sesak dada. “

Maxim segera menyela : “dia memang ada penyakit sesak dada, obat-obatan itu diresepkan oleh dokter profesional. “

“Dari hasil pemeriksaan kami, tidak ada masalah di dada pasien, dia sangat sehat. “

Suasana tiba-tiba membeku, eskpresi wajah Dion sangat rumit.

“ Apa kamu tidak salah? Kamu bilang wanita yang berbaring di dalam tidak ada penyakit? “

Maxim tidak percaya dan bertanya lagi.

“Benar sekali. “ Dokter menganggukkan kepala : “jika kalian tidak percaya dengan hasil pemeriksaan kami, bisa di bawa ke rumah sakit lain untuk diperiksa sekali lagi. “

“ Tetapi dia dulu benar-benar ada riwayat sesak dada, dan juga pergi ke banyak negara untuk pengobatan. “

“Itu hanya bisa menjelaskan satu kemungkinan. “

Dion sudah sedikit lebih tenang : “kemungkinan apa? “

“Pasien ini memiliki gejala sebelumnya, tetapi kemudian sudah sembuh karena pengobatan, dan pasien takut penyakitnya kambuh, jadi tidak pernah berhenti meminum obat. “

“Tidak mungkin, dia … …“

“Baik, aku sudah mengerti. “

Dion mengangguk, mencegah Maxim untuk terus bertanya masalah ini.

“Tuan Dion, kenapa kamu tidak membiarkanku bertanya lebih jelas, dokter ini sama sekali tidak memahami situasinya, Jesan dia jelas-jelas selalu ada gejala kambuh penyakit ini, bagaimana mungkin karena takut kambuh, jadi tidak pernah berhenti minum obat. “

“Apa kamu tidak pernah berpikir bahwa Jesan sengaja melakukannya? “

Maxim tiba-tiba tertegun, cukup lama baru berkata satu kalimat : “jadi maksudmu, Jesan setiap kali kambuh di depanmu, semuanya adalah pura-pura? “

“Pertanyaan ini, nanti tanyakan kepadanya lebih jelas. “

Berdiri di depan bangsal, Dion mengingat-ingat kejadian yang terjadi beberapa tahun terakhir, hati nuraninya penuh amarah.

Mendorong pintu masuk ke dalam, Jesan sudah sadarkan diri, melihatnya, tatapan matanya ada kilatan.

“Aku sudah berapa lama tidak membawamu check up? “ Dia bertanya dengan tenang.

“Hampir satu tahun. “ Dia menjawab dengan berbisik.

“Baik, aku suruh Maxim mempesan tiket pesawat, besok aku bawa kamu ke Amerika check up. “

“Tidak perlu … …“

Jesan tergesa-gesa mencegahnya, melihat tatap matanya berbeda, memberi penjelasan : “kondisi kesehatanku tidak terlalu baik akhir-akhir ini, tunggu beberapa hari lagi baru dibicarakan.“

“Kalau begitu tidak perlu ke Amerika, biarkan Dokter Peter datang kemari memperiksamu juga bisa. “

“Dion, apa kamu tidak benci padaku? Kenapa masih begitu perhatian terhadapku? “

“Aku memperhatikanmu tidak ada hubungannya dengan cinta, hanya karena kamu adalah tanggung jawabku. Dion mengeluarkan handphone Maxim, bersiap-siap menelepon Peter. “

“Tidak perlu meneleponnya. “

Jesan menjulurkan tangan mencegahnya : “aku merasa akhir-akhir ini sudah lebih enakan. “

“Kamu merasa akhir-akhir ini lebih enakan, atau merasa enakan sudah dari dulu? “ Dia kembali bertanya, tatapan matanya tenggelam, sangat dingin.

“Aku … …“

Kebohongan tidak mungkin bisa ditutupi terus menerus, suatu hari pasti akan terbongkar.

Dion marah dan mencubit dagunya : “demi menjaga suatu kontrak pernikahan tanpa cinta, kamu ternyata berulang kali di depanku berpura-pura penyakitmu kambuh dan belum sembuh, melihatku memasukkan obat itu ke dalam mulutmu, apa kamu merasa sudah dekat dengan kebahagiaan? “

Air mata Jesan tiba-tiba keluar deras, tetapi tidak menjelaskan satu kalimatpun.

Dion melepaskan tangannya, tersenyum lega : “bagus sekali, kamu telah membakar semua simpati dan rasa bersalahku padamu, mulai hari ini, aku tidak ingin melihatmu lagi! “

Dengan tegas keluar dari pintu rumah sakit, Maxim sudah membawa mobil dari kediaman Bishen kemari, naik ke mobil, dia baru teringat, belum menelepon Kelly.

Sibuk mencari handphone, melihat panggilan tak terjawab, sudah ada lebih dari 20 panggilan, sebagian besar adalah panggilan dari Kelly.

Kecewa dan memukul dahinya, dia merasa bersalah dan bergegas pulang.

Telepon berdering lama tetapi tidak ada yang menjawab, dia sambil menyetir sambil terus menelepon, hingga mobil sudah melaju ke puncak gunung, teleponnya juga masih tidak ada yang menjawab.

Dengan tergesa-gesa berlari masuk ke Taman Bunga Wisteria, melihat sekilas ada orang yang menggunakan ayunan, tiba-tiba, hati yang tergantung jatuh.

Kelly.

Dia berjalan cepat mendekat, langsung mempeluknya : “kamu membuatku kaget, apa kamu kehilangan handphonemu? “

“Tidak. “

“ Lalu kenapa kamu tidak menjawab teleponku? “

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu