Si Menantu Buta - Bab 79 Cemoohan Terang Terangan

“Jika bukan karena Friska Ye, mana bisa dia muncul ditempat ini, dan atas dasar apa dia bisa duduk di kursi kelas satu? Memalukan sekali laki laki yang menggunakan uang istrinya, sampah.” Yanto mencibir.

Yanto, Vicky, Selena, dan juga Kiki duduk berdampingan, mereka melihat Denny Wang yang sejak tadi terlihat sangat sibuk. Sejak kompetisi yang sebelumnya, banyak sekali orang yang mulai memperhatikan kompetisi ini, dan juga tidak sedikit orang yang berbicara kepada Denny Wang berniat menanamkan saham mereka ditempat ini.

Bisnisnya sudah melebar, meskipun Denny Wang kesusahan dalam mendapatkan modal, Denny Wang mungkin akan menjual sahamnya ini, tapi bukan sekarang waktu yang tepat.

Selena juga melihat sosok Denny Wang, saat melihatnya dia langsung mematung, tiba tiba dia merasa ada yang tidak beres dalam diri Denny Wang. Friska Ye pernah memberitahunya jika Denny Wang buta, kenapa dia bisa muncul disini, dan dia bahkan bersikap layaknya orang dengan penglihatan normal saja.

“Kak Yanto, dia mungkin hanya bekerja saja disini, dan bekerja untuk orang lain.” Vicky mengatakan.

“Dia bekerja disini ternyata, meskipun di dalam sini ada AC, tapi bukankah dia akan kepanasan jika mengenakan jas seperti itu?” Yanto tersenyum merendahkan.

Selena merasa kasihan kepada Denny Wang karena tidak bisa melihat, ternyata Denny Wang itu cacat, dan karena khawatir jika Friska Ye akan memandang rendah dirinya, jadi dia bersikap layaknya orang normal.

Dia langsung beranjak, berjalan kesamping Denny Wang dan menggandeng lengannya, “apa ada yang perlu aku bantu?”

“Kamu, kamu datang melihat pertandingan.” Denny Wang dibuat terkejut saat Selena menggandeng lengannya, setelah itu dia melihat sosok yang akrab baginya, dia langsung tersenyum tipis.

Dia tau jelas mengenai Selena, rasa sympatinya sangat kuat, waktu jalan bersama nya dan Friska Ye Denny Wang sempat dibuat geram olehnya, tapi hati Denny Wang begitu lebar, dia tidak boleh membencinya.

Dia ingat jika Selena dan Yanto juga datang di kompetisi sebelumnya, dan penjaga tidak membiarkannya masuk.

“Kakak ipar, kamu hebat sekali, kamu tidak bisa melihat tapi masih bersikap seperti orang normal saja.” Selena menjulurkan lidahnya mencoba menggoda Denny Wang dengan menyunggingkan senyuman di wajahnya.

Selena sedikit lupa siapa nama Denny Wang, jadi cari amannya dia memanggilnya kakak ipar

“Apa kamu datang sendirian?” Denny Wang bertanya.

“Aku datang bersama temanku, kamu seharusnya mengenal mereka, waktu itu kita sempat makan bersama.” Selena menjelaskan.

“Iya, aku mengenalnya.” Denny Wang menganggukkan kepalanya.

“Apa ingin pergi kesana dan duduk sebentar?” Selena bertanya.

“Boleh, kebetulan aku sedikit lelah.” Denny Wang mengiyakan.

“Iya benar, jika lelah maka istirahatlah, jangan terlalu memaksakan diri, meksipun penglihatanmu bermasalah, Friska tidak akan tidak menghormatimu.” Selena mengatakan.

“Jangan selalu membahas penglihatanku.” Denny Wang merasa jika perempuan ini terlalu banyak omong.

Dengan bantuan Selena, Denny Wang berhasil berjalan kepada Yanto, Vicky, dan juga Kiki berada.

Dalam pertandingan hari ini, Fidel juga mengundang artis kelas kedua dan juara tinju domestik sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Denny Wang, biaya untuk mengundang mereka sangat mahal, saat Sumanto dan Fidel menghibur para artis dan juara tinju, mereka melihat Denny Wang digandeng oleh seorang perempuan cantik, dan hal itu membuat menyuman sembrono terlihat di wajah mereka.

Komunitas bisnis selalu berhubungan dengan lingkaran selebriti, mengenai para selebriti itu, Denny Wang mengenal mereka ketika dia berada di Kota Kimraden, dan beberapa diantara mereka bahkan memiliki hubungan yang baik sampai saat ini dengannya. Jadi untuk kedatangan, bukanlah hal asing lagi bagi Denny Wang dan Sumanto, banyak penonton melihat bahwa mereka mengeluarkan uang yang sepadan dengan harga tiket yang cukup mahal.

“Tidak disangka jika kak Denny juga mulai nakal, bukankah dia memiliki satu istri? Cih, tambahkan kursi untuk kak denny, kita intip saja apa yang terjadi, apakah kak Denny akan melakukan hal yang nakal nanti malam.” Sumanto mengisyaratkan sesuatu kepada bawahannya.

“Tuan, siapa istri kak Denny, kenapa aku tidak mengetahunya.” Fidel tersenyum jahat saat mengatakan itu.

“Istrinya adalah perempuan yang sangat cantik, dulu aku hampir saja menyukainya, tapi kamu tidak perlu mengetahuinya.” Suamanto masih merendahkan Fidel dalam hatinya, setelah mengatakan beberapa patah kata kepada Fidel, dia kembali bertegur sapa dengan para artis yang datang.

“Kebetulan sekali.” Saat melihat Denny Wang dipapah oleh Selena kemari, wajah Yanto langsung terlihat serius.

“Iya, kebetulan sekali.” Denny Wang tersenyum tipis.

“Kakak ipar, kenapa datang kemari?” Vicky sengaja menegaskan identitas Denny Wang.

“Bekerja.” Denny Wang menjawab.

Setelah mendengar jawaban Denny Wang, Vicky dan Yanto saling bersitatap, menunjukkan ekspresi paham akan apa yang dia maksud.

“Kenapa kalian main isyarat isyaratan seperti itu? bersikap yang sopan.” Selena tau jelas jika mereka tidak menyukai Denny Wang, karena takut mereka akan melukai martabat Denny Wang, jadi dia menendang kaki Vicky pelan.

Karena ada orang yang menambahkan kursi untuk Denny Wang, jadi dia duduk disamping mereka.

Melihat Denny Wang duduk di sebelah mereka, Yanto langsung bereaksi, menunjukkan ketidaknyamanannya, berpikir dalam hatinya jika orang yang bekerja disini juga bisa duduk di dekat mereka yang membeli tiket, dia bahkan duduk di sini, duduk di kursi yang harga tiketnya 3 juta, tidak adil sekali. Karena Denny Wang dan Friska Ye memiliki hubungan sebagai suami istri dan berhubung jika mereka adalah teman sekelas, jadi dia tidak mengatakan apapun. Rasa jijiknya pada Denny Wang hanya ada di hatinya, tidak seperti orang-orang Keluarga Ye mengatakan langsung di mulut mereka.

“Kak Yanto tidak tau siapa bos dari kompetisi ini, dia hebat sekali, bukankah itu adalah artis yang baru shooting film baru baru ini, dia bahkan berhasil mengundangnya kemari!” tatapan kedua mata Vicky selalu saja menyisir ke segala arah, tatapannya langsung berbinar saat melihat artis yang diundang oleh Denny Wang untuk datang.

“Aku tau jika di kompetisi ini ada artis yang hadir, saat membeli tiket aku melihat informasinya. Tidak mudah bisa mengadakan kompetisi sebesar ini di Kota Harayu, hanya saja aku merasa jika pertandingan ini sedikit low saja.” Yanto mengatakan.

“Ini masih low di matamu? Aku rasa ini sudah sangat bagus. Pertandingan selama 7 jam, dan juga ada artis yang datang, hanya saja tiketnya terlalu mahal, kursi ini saja bahkan berharga 3 juta rupiah, jika 200 ribu masih mending.” Vicky mengatakan.

"Pertama-tama, tempat seperti ini lebih kecil dari tempat yang ada di Kota lemuria, Kota Kimraden, Kota Gana dan kota-kota besar lainnya. Banyak arena tinju di kota besar dapat menampung puluhan ribu orang, dan tempat ini hanya bisa menampung sekitar 5 ribu orang saja, atmosfernya tidak greget. Selanjutnya kelas dari pembagian kursi, aku pikir pembagiannya terlalu sembarangan, banyak kompetisi besar yang membeli tiket VIP semacam ini biasanya pihak penyelenggara memberikan anggur merah, dan sekarang apa, mereka bahkan tidak memiliki sebotol air mineral, penyelenggara kompetisi ini sangat pelit.” Yanto menjelaskan.

Dia tidak tau jika Denny Wang adalah orang yang menyelenggarakan kompetisi ini, mereka merasa tidak adil jika orang seperti Denny Wang bahkan duduk bersandingan dengan mereka, jadi dia menjadi semakin tidak puas akan diselenggarakannya kompetisi ini.

“Kak Yanto, benar apa yang kamu katakan, bukan hanya air mineral, snack saja tidak disediakan oleh pihak penyelenggara, pelit sekali penyelenggara kompetisi ini.” Vicky menimpali.

“Mungkin penyelenggara kompetisi ini adalah orang kaya baru, jadi dia belum melihat dunia yang sebenarnya itu seperti apa, sebelum membeli tiket aku bahkan melakukan perhitungan sederhana, menyewa tempat ini sekitar puluhan juta, bahkan biaya AC sangat menakutkan, tapi dia malah mengundang artis dan para petinju hebat, bahkan uang yang didapatkan dari kompetisi ini tidak cukup untuk membayar para artis, tidak tau bagaimana cara berpikir penyelenggara kompetisi ini.” Yanto kembali menjelaskan.

“Orang kaya memang gila.” Vicky tersenyum jahat.

“Aku lihat dia bukan gila karena kebanyakan uang, tapi otaknyalah yang bermasalah.” Yanto menyeringai.

“Pertandingan akan dimulai.” Selena tiba tiba menimpali.

Tiba suasana ditempat ini sangat sunyi, lampu juga mulai redup, tiba tiba suara yang begitu riuh terdengar, membuat suasana menajdi begitu hidup.

Saat pembawa acara mengatakan sesuatu diatas panggung, semua orang langsung berteriak bersemangat.

“Rasanya seperti sebuah bar di kampung kampung.” Yanto kembali mengutarakan ketidakpuasannya.

“Tiketnya terlalu mahal, lebih baik kita buka meja VIP di bar.” Vicky kembali mengeluh akan harga tiket.

Mereka semua tidak menyadari jika wajah Denny Wang sudah terlihat tidak mengenakkan.........

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu