Seberapa Sulit Mencintai - Bab 58 Apakah Kamu Yatim Piatu?

Megan tidak tahu berapa lama dirinya tertidur, ia hanya merasa kepalanya sangat berat…… sangat berat.

Ketika terbangun, Megan baru menyadari kalau sekelilingnya gelap. Ia terbaring di dalam sebuah gudang.

Megan berusaha untuk bergerak, tetapi ia baru sadar kalau seluruh tubuhnya terasa lemah dan tak berdaya. Ia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk mengangkat tangannya sendiri.

Tidak jauh darinya, ada sebuah meja dan kursi kecil yang diletakkan di sana. Seorang wanita sedang duduk sambil memakan kuaci, minum anggur, dan tertawa menyeringai sambil melihat ponselnya.

Wanita itu berusia sekitar empat puluhan tahun. Dandanannya cukup trendi, hanya saja kosmetiknya sedikit tebal. Sudah berusia empat puluhan tahun, tetapi masih juga menggunakan cat kuku, terlihat mengerikan.

Tidak lama kemudian, ponsel wanita itu berbunyi. Ia mengangkatnya dengan gembira dan berkata: "Aku di gudang barat, kemarilah."

"Tenanglah. Bagaimanapun juga, dia hampir saja menjadi menantuku. Aku tidak akan melakukan apa-apa."

"Terakhir kali, uang sebanyak empat ratus juta yang kamu berikan padaku itu sudah habis. Cukup beri aku satu miliar lagi saja."

Setelah menutup telepon, wanita itu tampak sangat puas. Ia pun memakan kuaci itu dengan sangat bahagia.

Namun, sekitar lima menit kemudian, tiba-tiba terdengar suara keras dari pintu gudang itu, seperti ada seseorang yang menendang pintu itu dengan sekuat tenaga.

Begitu wanita itu mendengarnya, ia segera pergi untuk membuka pintu gudang tersebut.

Cahaya terang menembus masuk ke dalam. Megan melihat sosok Royce yang tinggi itu sedang berdiri di pintu gudang. Tubuhnya memancarkan aura dingin.

"Masuklah," kata wanita itu sambil tersenyum dan memberikan jalan pada Royce dengan sangat ramah.

Royce perlahan berjalan masuk ke dalam. Kemudian, wanita itu menutup pintu gudang. Lagi-lagi kegelapan menyelimuti ruangan itu. Hanya seberkas cahaya yang masuk melalui jendela kecil yang menerangi ruangan itu.

"Di mana dia?" tanya Royce dengan suara rendah.

Wanita itu menggunakan jarinya untuk menunjuk ke arah Megan yang berada tidak jauh darinya.

Tatapan mata Royce mengikuti arah tangan wanita itu. Ketika melihat Megan terbaring di tanah, ia menurunkan pandangannya dan melihat wanita itu sambil berkata: "Kamu ingin satu miliar dariku? Aku tidak punya uang sebanyak itu."

Wanita itu tersenyum dan berkata: "Jangan berbohong. Aku sudah menanyakannya dengan jelas. Kamu adalah pimpinan LY Corp dan juga profesor jurusan ekonomi di universitas terkenal di luar negeri. LY Corp ini merupakan perusahaan multinasional terbesar. Jangan-jangan, kekayaanmu saat ini sudah tidak terhitung, bukan? Satu miliar tidak akan ada artinya bagimu."

Royce tertawa mencibir. Sambil bersandar pada tembok yang di sampingnya, ia mengeluarkan rokok dari dalam sakunya dan memberikannya pada wanita itu.

Wanita itu mengangkat alisnya, lalu mengambil sebatang rokok dari kotak rokok milik Royce itu.

Setelah menyalakan rokok, Royce pun mengisapnya, kemudian berkata: "Dikatakan bahwa dalam kehidupan ini, manusia lebih baik dilahirkan kembali jika ingin mengubah keadaannya. Kalau aku punya kemampuan yang begitu besar, hal pertama yang akan kulakukan adalah membunuhmu."

Perkataan Royce itu, setengah benar, setengah tidak, terlihat seperti bercanda saja. Tetapi, tatapan matanya itu sangat dingin.

Tangan wanita itu menjadi kaku, kemudian ia tersenyum dan berkata: "Aku ini ibumu. Kamu tidak mungkin membunuhku."

"Kamu kurang tepat menggunakan kata tidak mungkin ini," jawab Royce sambil mengisap rokok. Ketika wanita itu menundukkan kepalanya untuk merokok, tiba-tiba tangan Royce mencekam leher wanita itu. Terlihat senyuman di wajahnya yang tampan itu

Karena dicekik secara tiba-tiba, tubuh wanita itu tersentak, dan rokok yang ada di tangannya pun terjatuh.

Royce mengisap rokoknya dan tertawa. Ia terlihat seperti setan. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang dapat membuat orang gemetaran.

Royce perlahan-lahan meniupkan asap rokoknya. Ia mengencangkan cengkeramannya dan tertawa sambil berkata: "Kamu seharusnya lebih tepat menggunakan kata-kata seperti bisa atau segera."

Wanita itu memandang Royce dengan penuh kengerian. Ia berusaha mati-matian untuk melawannya. Akan tetapi, tangan Royce tidak bergerak sama sekali.

Wanita itu perlahan-lahan diangkat oleh Royce.

Megan dapat melihat kalau wanita itu mati-matian menggerakkan kakinya.

"Ri…… Rian, aku ini ma…… mamamu……"

Mata Royce bergerak dan senyumnya jahat. Pada saat wanita itu hampir pingsan, ia menjatuhkannya ke bawah.

Wanita itu jatuh ke tanah dalam sekejap. Ia pun kesulitan bernapas.

Royce perlahan berjongkok dan menatap wajah wanita yang pucat itu dengan dingin: "Vera Yan, yang kupunya adalah uang. Aku khawatir kamu tidak berani memintanya."

Vera menarik napas dalam-dalam dan mengelus lehernya, ia kemudian menatap Royce dan berkata: "Kalau kamu tidak memberikannya padaku, aku akan meminta pada Anna dan Andrew!"

Royce berdiri dan melipat tangannya. Ia menyalakan rokok, kemudian menjawabnya dengan santai: "Datanglah."

Setelah itu, ia berjalan menghampiri Megan. Melihat wajahnya yang pucat, ia lalu menendang Megan dengan kakinya: "Bangunlah, ayo pergi."

Dengan wajah yang pucat, Megan perlahan-lahan berdiri dengan berpegangan pada drum minyak yang ada di sampingnya. Akan tetapi, karena tubuhnya terasa sangat lemas, ia pun terjatuh dalam pelukan Royce.

Royce tidak mengulurkan tangan untuk menopangnya, tetapi ia malah menatapnya dengan dingin dan berkata,: "Ke manakah kemampuanmu yang dulu?"

Megan menggigit bibirnya, kemudian ia memegang drum minyak di sebelahnya dan perlahan-lahan berdiri tegak.

Ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk berjalan selangkah demi selangkah.

Royce mengisap rokoknya dan melihat ke arah Megan, kemudian ia berbalik dan meninggalkannya.

Megan mengikutinya perlahan-lahan dari belakang.

Vera melihat mereka berdua dari belakang, ada rasa tidak terima dalam tatapan matanya.

Baru setelah keluar dari gudang itu, Megan menghirup udara segar dan kesadarannya pun perlahan-lahan pulih kembali.

"Mengapa otakmu hanya berisi air?" tanya Royce yang tiba-tiba berhenti dan menoleh ke arah Megan.

Megan menggigit bibirnya, lalu menjawab Royce dengan kesal: "Jangan pedulikan aku."

"Kalau begitu berhati-hatilah," kata Royce. Kemudian, ia berbalik dan meninggalkan tempat itu melalui sebuah gang kecil.

Megan melihatnya dari belakang, ia merasa sedikit ditelantarkan.

Jadi, seperti begini saja……

Ia berpegang pada sisi dinding dan berjalan selangkah demi selangkah menuju ke tempat penginapan.

Tetapi, ini adalah pertama kalinya Megan datang ke Kota Tua Qingxia ini. Ia sama sekali tidak tahu jalan-jalan di sini. Tidak lama kemudian, ia pun tersesat.

Untungnya, ia masih membawa ponselnya. Kemudian, ia menelepon Anthony dan menunggunya di tempat dirinya berada.

Beberapa saat kemudian, Megan melihat Royce berjalan ke arahnya dengan membawa air di tangannya.

"Minumlah air untuk menyegarkan pikiranmu."

Megan mengambil air dari tangan Royce itu dengan tak berdaya. Setelah menenggaknya, ia bertanya: "Kamu masih punya ibu? Anthony bilang kalau kamu adalah anak yatim piatu."

"Aku memang yatim piatu. Ibu yang 'tidak jelas asal-usulnya' ini tiba-tiba datang. Siapa yang tahu berapa banyak anak yang dimilikinya."

Royce berkata dengan bercanda, tetapi juga ada keseriusan di dalamnya.

Tetapi, Megan selalu merasa kalau tatapan Royce dipenuhi oleh rasa kesepian.

Anthony mengatakan kalau Royce diadopsi dari panti asuhan. Kalau begitu, mungkin saja Royce dulu memiliki seorang ibu, hanya saja ia ditinggalkan olehnya?

Ketika merenungkan mengenai hal itu, Megan pun menghiburnya: "Bukankah kakek dan nenek Anthony sangat baik kepadamu? Mereka adalah orang tuamu. Jangan berpikir yang aneh-aneh."

Royce tertegun. Ada semacam senyuman polos yang terpancar dari wajah tampannya. Ia hanya diam dan menepuk-nepuk kepala Megan.

Mereka berdua berdiri selama beberapa saat. Kemudian, ada seorang pria yang tiba-tiba datang menghampiri Royce.

Melihat Megan yang berdiri di samping Royce, pria itu pun berhenti sejenak, lalu berkata: "Tuan, tempatnya sudah selesai diatur. Nona Sun juga telah tiba. Kapan akan mengambil foto pernikahan?"

"Nanti sore."

Megan tertegun dan menatap Royce dengan keheranan.

Apa maksud perkataan pria itu? Royce akan mengambil foto pernikahan bersama Michelle?

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu