Seberapa Sulit Mencintai - Bab 460 Kamu Akan Kembali

Dengan panik Kimmy berjalan masuk, melihat kak Hong yang sedang memegang Mira dan sedang marah-marah juga teraniaya.

Permasalahan menyimpan tiket kereta api memang terjadi beberapa bulan lalu dan memang dirinya berpikir untuk pergi tetapi dirinya kembali merasa jika dia tidak bisa pergi dari tempat yang seperti sangkar ini bagaimana pun dia ingin melarikan diri tetap tidak bisa.

Pada saat ini, Kimmy tiba-tiba menyadari bahwa dirinya sendiri juga tidak mampu untuk berpartisipasi dalam perlombaan ini, sekalinya dirinya terekpos di televisi pasti akan menjadi bahan tawaan orang lain, dengan dirinya yang berada disini yang telah di ketahui orang pasti akan semakin banyak orang yang menertawakan dia...

Memikirkannya hal ini Kimmy merasa takut dan dengan cepat berjalan ke sebelah Mira lalu berkata : “Kak Hong, aku hanya keluar mencari angin saja, aku tidak berniat untuk pergi!”

Kak Hong yang melihat Kimmy kembali, tercenggang sejenak lalu berkata dengan dingin : “Aku mengira kamu berani melarikan diri, jika kamu benar-benar ingin pergi maka aku pasti tidak akan melepaskan Mira!”

Semua orang tahu hubungan Kimmy dan Mira sangat baik, jika dia pergi maka Mira tidak akan mendapatkan tempat yang lebih baik.

Hati Kimmy sedikit tercengang, dengan sedikit berjongkok lalu mengangkat Mira : “Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak mungkin pergi, aku sudah ‘mengambil resiko’ ini jika pergi pasti tidak akan ada jalan keluar, aku sudah berakar disini dan juga mencari makan disini, aku tidak mungkin pergi.”

Ketika kak Hong mendengar janjinya, lalu tersenyum dengan dingin : “Lebih baik jika seperti itu, Kimmy, kamu jangan menyalahkan aku karena tidak mengingatkanmu, bekerja dalam bisnis ini, tidak ada jalan keluarnya, jika kamu ingin pergi maka carilah seorang suami dan menjalani hidup normal, dan dia dapat menerimamu karena pernah digunakan begitu banyak pria.”

‘Digunakan’ kak Hong seperti menekan perkataan ini seperti sengaja membiarkan Kimmy mendengarnya.

Kimmy mengigit bibirnya, di dalam lubuk hatinya seperti ada sebuah penghinaan yang terjadi secara spontan, mengingat hal ini jika bukan karena dia yang salah masuk ke mobil pria itu maka dirinya juga tidak akan jatuh dalam situasi ini.

Tetapi dia tidak memiliki tenaga untuk melawan, dan hanya bisa menganggukkan kepalanya : “Aku sudah tahu, aku tidak akan pergi.”

Kak Hong tertawa sinis, membalikkan tubuhnya dan pergi, muka Mira merah membengkak dan dengan jelas jika dia di pukuli dan sambil menangis dia berkata: “Kimmy, kak Hong hari ini benar-benar marah, aku merasa, aku merasa kamu jangan pergi lagi, jika kamu pergi dia pasti akan mencari cara untuk menganiaya kamu, sama halnya... dia pasti akan menganiaya aku!”

Kimmy tercengang, lalu tersenyum dengan pahit : “Kamu tidak perlu mengatakannya lagi, hatiku juga paham dengan semua ini, Mira, aku sudah memikirkannya dengan baik, karena kita sudah ditakdirkan untuk hidup bersama dan maka lebih baik tidak membuang waktu untuk mencari jalan keluar karena bagaimanapun kita mencarinya, kita tidak bisa menemukannya.”

Setelah mengatakannya, dia mengambil keluar kartu pemilihan dari kantong dan secara perlahan merobeknya di depan Mira dengan pelan.

Mira yang melihat gerakannya yang sangat lambat ini, membuat air matanya ikut mengalir.

Kartu pemilihan ini, tidak hanya sebuah kartu pemilihan tetapi ini adalah sebuah kesempatan buat dirinya untuk lebih baik.

Tetapi sekarang kesempatan itu sirna, sebelum mendapatkan cahaya ini terlebih dahulu dia harus hidup... hidup dengan memiliki harga diri itu sangat sulit... dan dia hanya bisa tidak memperdulikan semua ini.

“Kimmy... kamu tidak apa-apakah...” Mira melihatnya meneteskan air mata, dengan hati-hati menenangkannya : “Jangan bersedih... kita yang sekarang juga tidak berdaya... tetapi bagaimanapun kamu lebih beruntung dari pada aku, karena direktur Culture Mo adalah kakakmu, mengapa kamu harus menderita dan dia sendiri mengatakan ingin membawamu pergi...”

Kimmy tersenyum dengan pahit : “Dia ingin membawaku pergi, karena mengasihani aku, seperti memberiku sedekah, apa bedanya dengan para tamu disini? Bukankah mereka juga bersedekah kepada kita? Mira kedepannya jangan pernah mengungkit ini lagi, aku dengan dirinya berasal dari dua dunia yang berbeda...”

Semenjak itu Kimmy mulai jarang berbicara dan terkadang ketika beristirahat dirinya meminum sedikit alkohol, juga majalah di kamarnya telah dibuangnya.

Barang yang menarik menurut dia mulai berubah menjadi sebuah beban.

Model apa itu, dengan nama yang berantakan dirinya tidak menginginkannya lagi, pada saat itu dirinya memang seharusnya tidak perlu mendengarkan perkataan Andy, jika bukan karena dia, dirinya juga tidak akan dipilih untuk datang ke Jing State dan tidak harus jatuh ke dalam situasi seperti ini.

Setelah sebulan kemudian, perlombaan pemilihan model telah dimulai, tentu saja yang paling populer itu Berly.

Kimmy sudah berulang kali melihat videonya, pada saat babak 50 besar memasuki babak 30 besar, Berly memiliki banyak keunggulan dan masuk babak 30 besar.

Pada tanggal 3 bulan 3, dia tiba-tiba melihat pengumuman pernikahan Andy dan Joen di televisi.

Trending beritanya : “Direktur Culture Mo akan menikahi supermodel Joen dalam tiga bulan kedepan dan ini menjadi sebuah kabar bahagia di dunia fashion.”

Ketika melihat berita ini, Kimmy baru saja melayani para tamu keluar dan dia berdiri di lobby melihat kedua tangannya lalu melihat video Andy dan Joen, sambil mengangkat kepalanya sedikit kemudian terasa sekeliling ini terasa redup seolah-olah dia berada di dalam dunia yang gelap.

Tidak tahu mengapa, matanya sedikit kabur, hidungnya terasa asam, dan air matanya mengalir tanpa bersuara.

Mengapa ada seseoarang yang terlahir sudah bisa memliki segalanya, cinta, tahta, kekuasaan, uang, dan dia terlahir tanpa apa-apa.

Dia mencoba menenangkan dirinya dengan mengeluarkan rokok dari sakunya, tangannya bergetar setelah menyalakannya, sambil bersandar di dinding dengan perasaan kesepian.

Pada saat ini Kimmy merasa seperti sampah, hidup di kehidupan yang paling rendah, sekarang dia mulai merindukan kehidupan di kampung, dan merindukan Leo bahkan dia itu bukan ayah kandungnya tetapi pria itu sungguh seperti ayahnya.

Tidak tahu dia seperti apa sekarang...

Hari itu, Kimmy berdiri disana dengan cukup lama... sangat lama...

...

“Ah paman kecil, kamu akan kembali.” Andy mengambil ponsel, tersenyum dengan wajah tampannya : “Bukankah kamu berkata tidak akan kembali lagi?”

“Baik, di lain waktu aku akan menjemputmu di bandara.”

Setelah menutup teleponnya, Joen melingkarkan tangannya ke leher Andy: “Siapa itu.”

“Paman kecilku, mantan direktur di City Hospital,apakah kamu mengenal Harland Gu?”

“Iya tahu! Harland adalah pamanmu!” Joen terlihat sangat terkejut : “Dengar-dengar begitu dia keluar negeri dia tidak berencana untuk kembali, desas desus mengatakan bahwa karena seorang wanita, dengan latar belakang dari kampung dia tidak ingin kembali, apakah semua itu benar.”

“Desas desus apa itu.” Andy tersenyum dengan tidak berdaya : “Seharusnya bukan, paman kecilku tidak suka bermain api, tidak pernah ada wanita di sekitarnya.”

Setelah mengatakan ini, telepon Andy kembali berdering.

Setelah menekan tombol jawab, pihak di sisi lain berkata beberapa kalimat lalu menutupnya.

Andy mengerutkan dahinya dan mendorong Joen : “Aku akan pergi sebentar, kamu tidur terlebih dahulu saja.”

Setelah berkata Andy mengambil pakaiannya dan pergi keluar.

Orang yang di dalam telepon berkata bahwa Kimmy mengalami masalah...

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu