Seberapa Sulit Mencintai - Bab 367 Apa Aku Boleh ke Dalam

Tangan James sangat hangat, ketika tangan James itu menyentuh tangannya dengan lembut, Kimmy pun merasa ada kobaran api yang membara dari telapak tangan ke sekujur tubuhnya.

Kimmy pun segera bangkit berdiri dan mundur ke belakang beberapa langkah, bahkan karena gerakannya terlalu gegabah, ia pun menabrak kursi kecil di belakangnya sampai terjatuh.

James tercengang dan bertanya, "Kenapa?"

"Ti, tidak apa-apa." jawab Kimmy terbata-bata, ia segera membereskan buku-buku di atas meja, "Hari sudah gelap, aku akan datang lagi besok."

Lalu, ia pun segera pergi meninggalkan kamar James.

Saat Kimmy berjalan keluar, ia bertemu dengan Paman Li, Paman Li melihat wajah Kimmy sambil menunjuk-nujuk ke arahnya, "Aduh, non, apa kau kedinginan, kenapa wajahmu semerah itu."

Meskipun Kimmy adalah seorang gadis desa, tapi ia memiliki tata krama, orang-orang di desa sangt menyukainya, tapi entah kenapa, kali ini Kimmy sama sekali tidak menyapa Paman Li dan malah bergegas pergi dari sana.

Paman Li menggaruk-garuk kepalanya sambil melihat bayangan Kimmy dengan sedikit bingung.

Jalan di sana sangat gelap, untung saja rumah Kimmy tidak jauh dari sana, hanya sekitar sepuluh meter saja, begitu Kimmy sampai di rumah, ia juga tidak menyapa Ibu Ning dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

Jantungnya, berdebar kencang bak suara genderam yang berderu kencang, hatinya tidak tenang, ia membuka tangannya perlahan-lahan, ia memegang jeruk kecil itu di tangannya.

Di kota, jeruk kecil seperti ini memang sering sekali ditemui, bahkan bisa ditemukan hampir di setiap toko buah.

Tapi di pedesaan, jangankan jeruk kecil, buah apel saja jarang mereka temui, buah-buahan seperti ini bagi Kimmy adalah sebuah barang yang sangat amat berharga.

Ia meletakkan jeruk kecil itu ke dalam kantongnya diam-diam, bibirnya sedikit tersenyum, entah kenapa, di musim dingin yang sangat dingin ini, ia merasa tubuhnya sansgat hangat, sama hangatnya seperti di musim panas.

Tiba-tiba ia pun mendengar suara teriakan Ibu Ning dari luar, "Kimmy, kenapa kau, tergesa-gesa seperti itu, apa kau melihat setan."

Lalu, pintu kamar Kimmy pun terbuka, Kimmy menjulurkan kepalanya keluar, lalu bertanya pada ibunya, "Ibu, jaket oranye yang diberi oleh tante padaku tahun lalu ada di mana?"

Keluarga Ning sangat miskin, sangat amat miskin, kerabat-kerabat mereka yang bisa membantu mereka terkadang juga membantu mereka, tante Kimmy tinggal di perkotaan, tiap tahun, ia akan memberikan pakaian-pakaian yang tidak ia pakai atau pakaian-pakaian anaknya yang tidak dipakai pada Keluarga Ning.

Dulu tante Kimmy itu pernah memberi Keluarga Ning sebuah jaket, jaket kulit dua sisi, dengar-dengar katanya jaket itu harganya jutaan, tapi modelnya sudah sangat lama, tante Kimmy itu sudah tidak menginginkannya, oleh karena itu ia memberikan jaket itu pada Ibu Ning.

Ibu Ning sama sekali tidak tahu bahwa jaket kulit dua sisi ini adalah sebuah barang yang sangat berharga, tapi karena ia merasa bahannya terlalu tipis, sama sekali tidak bisa menghangatkan tubuhnya di pedesaan ini, oleh karena itu ia tak pernah mengenakannya.

Entah kenapa hari ini Kimmy tiba-tiba menanyakan jaket itu.

Ia mengerutkan keningnya, "Seharusnya ada di dalam kotak besar itu, kenapa, kau mau memakai jaket itu, cuaca sekarang ini sangat dingin, jangan sampai kau sakit karena memakai jaket itu."

"Ibu, beberapa hari belakangan ini cuacanya sudah lumayan hangat, aku ingin mencoba memakainya." wajah Kimmy masih sangat merah, setelah selesai memberitahu ibunya, ia kembali bersembunyi di dalam kamarnya lagi, dan mulai mencari jaket itu di dalam kotak besar di kamarnya.

Setelah mencarinya beberapa saat, akhirnya ia pun menemukannya.

Ia segera mengenakan jaket itu, tubuhnya yang hanya seratus enam puluh sentimeter itu benar-benar tidak cocok untuk mengenakan jaket orang dewasa yang besar itu, ia terlihat seperti seorang anak kecil yang mengenakan pakaian orang tuanya.

Namun Kimmy sama sekali tidak mengerti akan hal itu, ia berdiri diam di tempat dan melamun sesaat, ia berpikir bahwa pakaian sebagus ini kalau dipakai pasti akan terlihat sangat modis.

Tante Kimmy tinggal di perkotaan, jaket ini pasti sangat modis, kalau tidak, mana mungkin tantenya membeli jaket ini?

Kimmy berpikir demikian, dan malam itu, ia pun berkaca di depan cermin di kamarnya semalaman.

Keesokan paginya, suhu udara di desa itu di bawah nol derajat, setelah ia selesai bertani, Kimmy pun segera kembali ke kamarnya dan merapikan rambutnya di depan cermin.

Ia menyimpan sebuah foto artis di dalam lacinya, ia tidak tahu siapa artis itu, tapi kepangan rambut di kepala artis itu kelihatannya lumayan bagus jgua.

Ia pun mengepang dua rambutnya sama seperti artis di foto itu, lalu mencuci mukanya, mengenakan jaket yang diberi oleh tantenya, mengambil buku-bukunya dan keluar dari rumahnya.

Entah apa karena ini pertama kalinya Kimmy berdandan seperti ini, ia selalu merasa ada sesuatu yang tidak beres di dalam hatinya, saat ia sampai di depan pintu rumah James, ia terdiam di depan pintu itu beberapa saat.

Tiba-tiba, pintu itu pun terbuka, James berjalan keluar dengan mengenakan sebuah baju yang tipis, matanya masih belum terbuka lebar, kelihatan sekali bahwa ia baru saja bangun tidur.

Ia membuka matanya perlahan-lahan, lalu tiba-tiba ia pun melihat seorang gadis berjaket oranye berdiri di hadapannya, mungkin gadis itu mengenakan beberapa baju di dalam jaket itu, kelihatannya sangat tebal dan bengkak, ditambah lagi dengan sepatu kainnya yang aneh itu, kalau di kota, dandanannya hari ini terlihat seperti dandandan orang yang tidak waras, orang-orang yang melihat orang berpakaian seperti ini pasti akan menghindarinya.

Seketika, James pun terkejut, dirinya yang awalnya masih sedikit mengantuk itu pun langsung tersadar dan menunjuk ke arah Kimmy sambil berkata, "Kimmy Ning, kau ini sedang apa?"

Wajah Kimmy pun memerah, ia tak berani melihat James, dengan terbata-bata ia berkata, "Aku, aku datang untuk belajar."

James tertawa, tangan kanannya ia sandarkan pada pinggiran pintu, sambil melihat Kimmy dari atas ke bawah ia berkata, "Kau ini, obat apa yang kau minum hari ini, kenapa kau berdandan seperti ini."

"Aku tidak minum obat, aku ingin berdandan seperti ini saja."

Melihat rupa Kimmy itu, James pun berpikir, mungkin gadis ini sudah mulai puber, apa dia sedang menyukai seseorang, makanya ia berdandan seperti ini.

Seketika, James pun menyadari, tak heran gadis ini ingin sekali belajar, ia pasti menyukai seseorang, dan ingin memoles dirinya agar orang itu akan menyukai dirinya pula.

Tapi dandanannya yang seperti ini, benar-benar...... membuat orang lain merasa ngeri.

"Begini, Kimmy, hari ini kita tidak usah belajar dulu ya, aku harus pergi ke kabupaten."

Begitu mendengarnya, Kimmy pun segera mengangkat kepalanya, "A, apa kau akan kembali lagi?"

Seketika, wajah Kimmy pun terlihat penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan, entah kenapa pula, James yang melihat wajah Kimmy itu malah merasa sangat iba.

Ia mengangguk-anggukkan kepalanya, "Aku akan kembali lagi, aku masih harus melakukan penelitian kok."

Lalu, James pun kembali ke dalam rumahnya dan berkata, "Pulanglah saja dulu, di luar terlalu dingin, jangan sampai kau kedinginan."

Kimmy yang melihat bayangan punggung James itu pun merasa sangat kecewa dan sedih, perasaan di dalam hatinya bercampur aduk.

Ini pertama kalinya Kimmy memiliki perasaan seperti ini.

Pertama kalinya dalam delapan belas tahun ini.

Di hari James pergi ini, Kimmy berdiam diri di dalam kamarnya, tidak bisa duduk dengan tenang, tidak bisa berdiri dengan tenang, tidak bisa melakukan apa pun dengan tenang.

Saat senja tiba, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari luar pintu, "Kimmy!"

Begitu mendengar suara itu, Kimmy pun segera berlari keluar seperti sebuah gasing yang berputar.

Orang yang berdiri di depan pintu rumahnya itu adalah James, ia membawa dua kantong besar di tangannya.

Sinar matahari senja menyinari tubuh James, ia mengenakan jaket panjang berwarna hitam, serta sweter berwarna putih di dalamnya, wajahnya dihiasi dengan sebuah senyuman yang tipis, ia memberikan kedua kantong itu pada Kimmy, "Ambillah, kenapa malah melamun, oh, kalau kau tidak bisa, aku akan mengajarimu."

Lalu, ia pun menengok ke dalam rumahnya, "Apa aku boleh masuk?"

"Bo, boleh......" jawab Kimmy terbata-bata, seketika itu barulah ia menyadari bahwa ia tidak bisa berbicara dengan lancar.

"Ayo, ke kamarmu." kata James sambil tersenyum.

Tubuh Kimmy mengaku, wajahnya memerah.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu