Seberapa Sulit Mencintai - Bab 434 Jangan Berpikir Terlalu Banyak

Kimmy Ning membuat bakcang di desa, perlahan mulai terkenal, semua orang tahu bakcang buatan keluarga Wu sangat enak, apalagi tidak mahal, yang lalu lalang datang kerumah pun tidak sedikit, semuanya datang menyerbu bakcang.

Kimmy Ning karena ini juga telah mendapat laba beberapa ribu. Setelah diskusi dengan Leo Wu, mereka berencana untuk memperbaiki lingkungan rumah,membuat sebuah pintu kecil di dinding kmar kecil. Besok-besok mereka menjual bakcang dari kamar itu.

Cat dan semen dibeli Leo Wu sendiri di kabupaten. Zaman dulu ketika Leo Wu kerja kasar di kabupaten, membetulkan rumah atau sekedar memperbaiki seadanya, dia mengerti sedikit banyak.

Hanya saja rumah ini dibangun dengan lumpur, pengerjaan bangunan sedikit sulit, untunglah Leo Wu kenal teman yang mengerti ini, akhirnya ia memanggil beberapa orang untuk membantunya.

Sebelum mulai kerja, dia bertanya Kimmy Ning, katanya: “Ingin kau jadikan bagaimana rumah kita?”

Kimmy Ning berpikir, lalu mnejawab: “Paman Wu, aku ingin kamarku menjadi lebih luas, lebih terang, aku ingin pindah ke lantai atas, kamar itu.”Tunjuk Kimmy Ning: “Jadi bisa lihat bintang.”

“Baiklah!” Leo Wu mengiyakan: “Nanti aku akan kesana membuatkanmu kamar.”

Beberapa lelaki besar mengelilingi denah rumahnya, lalu mulai bekerja.

Beberapa tahun terakhir ini, dia ingin mengubah rumanya, Leo Wu cukup peduli akan rumah ini. Yang paling ia pedulikan adalah toko bakcang Kimmy Ning, juga kamarnya.

“Kak Wu, tembok luar ini tidak kuat. Bagaimana kalau kita rubuhkan dulu, lalu menyisakan tiangnya, lalu kita susun batu bata disana?”

“Bisa sih bisa, tapi kalau tembok ini dirubuhkan, kami tidur dimana?”” Leo Wu mengrenyitkan alisnya: “Aku bisa tidur dimana saja, tapi Kimmy Ning tidak bisa, dia gadis rumahan.”

Semuanya saling berpandang lalu tertawa: “Kak Wu, kami tahu kau begitu sayang dengan istrimu, jika kakak ipar Wu tidak keberatan, dia bisa tinggal dulu di rumahku.”

“Iya iya! Hanya saja di rumah agak sedikit berantakan, aku tidak tahu apakah dia akan betah.” Semuanya mulai mengiyakan, Kimmy Ning tampak sedikit canggung.

Di usia Leo Wu sekarang ini dia lebih cocok menjadi ayahnya. Mendengar ornag lain memmanggilnya ipar, ia merasa sangat aneh.

Leo Wu juga memalingkan wajahnya dan menjawab mereka: “Panggil dia Kimmy Ning, jangan ipar Wu, dia masih kecil.”

“Iya iya, semau kak Wu sajalah. Kalau begitu ayo mulai gerak, lebih cepat lebih baik.”

Beberapa lelaki ini setelah diskusi langsung mulai bekerja, Leo Wu sangat bertanggung jawab membuatkan toko bakcang untuk Kimmy Ning.

Musim panas makin dekat, pagi-pagi sekali suhu udara meninggi, beberapa orang mengangkat palu dan memukul-mukul tembok, punggung mereka langsung basah dengan keringat.

Kimmy Ning segera merebus sepanci air, menuangnya ke ember lalu berteriak: “Sekalian, aku sudah membuat teh, jika haus minum tehnya disini ya.”

“Kimmy Ning, pergilah istirahat di rumah Pak Chen.”kata Leo Wu sambil menunjuk ke arah yang jauh.

Pak Chen adalah salah satu orang yang membantunya bekerja, sebelumnya ia bekerja bersama Leo Wu di kabupaten, hubungan mereka cukup baik.

Kimmy Ning mengangguk: “Baik, nanti aku akan kesana, Paman Wu kalau kalian lelah, istirahatlah dulu.”

Leo Wu mengiyakan lalu tenggelam dalam pekerjaan.

Kimmy Ning hanya berdiri, mumpung dapur belum diapa-apakan, ia segera membuat bakcang, memasak sayur dan nasi. Selesai mengerjakan itu pasti hari sudah siang.

“Kimmy Ning, jangan bekerja dulu, beberapa hari ini tinggallah di rumah Pak Chen, tunggu hingga semua selesai barulah kau pindah kesini lagi. Aku akan mengerjakan lantai atas dulu.” kata Leo Wu sambil menjejalkan sebuah bakpao ke dalam mulutnya.

Kimmy Ning tertawa berkata: “Paman Wu, aku tahu, nanti malam aku akan tinggal disana.”

Rumah Pak Chen kecil, cukup untuk tinggal sekeluarga, demi Kimmy Ning, ia membuat sebuah kamar. Jika Leo Wu ikut kesana, tempat tidak akan cukup, kecuali sekamar dengan Kimmy Ning.

“Si Pak Wu ini bagaimana sih, istrinya kesini sendiri, dia tidak kesini, memangnya mau tidur terpisah?”

“Mungkin istrinya hamil.”

Istri Pak Chen dan ibunya sedang berbincang di dapur, Kimmy Ning yang berdiri di sebelah gedung itu bisa mendengarnya jelas.

Sebenarnya, sejak dia bersama dengan Leo Wu, dia tidak pernah memaksanya. Selain sekali itu dengan Andy Liang, dia sangat marah, selain itu dia tidak pernah melakukan hal yang kelewatan.

Memperbaiki rumah,katanya hanya akan membutuhkan beberapa hari saja, tapi setelah setengah bulan tidak terlihat hasilnya.

Kimmy Ning tinggal di rumah Pak Chen, tidak ada tempat untuk membuat bakcang, hanya bisa jalan-jalan sja disana.

Hari ini dia baru saja berencana untuk keluar rumah, lalu melihat orang tuanya datang kesini.

Mereka bertiga bertatap muka, Kimmy Ning ingin sembunyi saja tapi tidak sempat, tepaksa dia menyapa seolah tiak tahu apa-apa: “Pa, Ma, kenapa kalian bisa disini?”

“Kimmy Ning, ternyata benar disini, aku takut sudah mencari di tempat yang salah.”Ibu Ning dengan ramah menariknya tangannya: “Kau terlihat sedikit gemuk, jangan-jangan kau hamil?”

“Tidak kenapa-kenapa kok.”dengan tidak tenang Kimmy Ning menarik tangannya: “Apa kalian mau ke ladang?”

“Bukan, kami datang mencarimu.”Wajah ayah Ning tidak begitu baik, mungkin karena masih marah karena hal yang terjadi sebelumnya.

Ibu Ning memelototi ayah Ning, lalu dengan tertawa berkata: “Kimmy Ning, dengar-dengar rumah kalian sedang direnovasi, ini adalah hal yang besar, kenapa kamu tidak pergi membantu?”

“Aku bisa membantu apa?”Kimmy Ning mengerucutkan bibirnya, “Aku seorang wanita, paling bisa memasak saja dan membawanya kesana. Sisanya aku tidak bisa apa-apa.”

“Lihat kata-katamu ini.” Ibu Ning tertawa sambil menepuk tangannya: “Kimmy Ning kau sudah ikut dengan Pak WU, keluarga Wu ini makin lama makin baik, sudah mendapat uang, juga sudah bisa merenovasi rumah, anak kalian kalau sudah lahir, tidak tahu bisa menjadi sebahagia apa. Tdiak seperti adikmu, seperti bukan keluarga saja, jangan ungkit seberapa susah payanhnya dia, kau tidak tahu. Kami pergi ke sekolah memberi hadiah permintaan maaf, guru itu tidak memandang kami, bicara yang tidak enak juga, katanya adikmu selamanya akan menjadi begini. Coba kau pikirkan, apa idak menyusahkan?”

Kimmy Ning tertawa dingin: “Grant Ning baik-baik saja di rumah bibi, apa itu menjadi orang luar, bibi bisa mempunyai rumah yang bagus, pakaiannya bagus, pasti itu juga karena usaha Grant Ning.”

“ Itu semua dibawah pagar.” Ibu NIng mengrenyitkan alisnya: “Apa gunanya rumah bagus tapi ia tidak disampingnya, kau lihat dia sendirian... ahh.. sekarang dia ingi ikut perkemahan musim panas, sekarang terus merengek, bibimu bilang ingin mengirimnya pulang. Bagaimana ini?”

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu