Seberapa Sulit Mencintai - Bab 314 Cinta Yang Tak Bisa Dijelaskan Dengan Kata-Kata

“Untuk apa kau mencarinya?” William Jing mengerutkan kening, “Pergi ke Pelabuhan Fulin?”

Tempat itu bukan tempat yang bagus, sangat kelam, dan sejak kasus kematian itu, pelabuhan itu telah ditinggalkan, tak ada lagi yang menggunakannya.

Yunita Li mengepalkan kedua tangannya, ia berusaha menyembunyikan perasaannya, ia mendongak dan menatap William Jing, “Bantu aku, biarkan ia pergi ke sana, kakakku berada di sana.”

Melihat sikapnya, William Jing merasa ia tak berbohong, lagipula, pergi ke Pelabuhan Fulin juga bukan masalah.

Setelah memikirkannya sejenak, William Jing setuju, lalu masuk untuk memberitahu Michelle Sun.

Beberapa menit kemudian, Michelle Sun keluar dan menatap Yunita Li, wajahnya masih tampak mabuk, “Untuk apa kau memintaku pergi ke Pelabuhan Fulin?”

Melihat sosok Michelle Sun, Yunita Li jadi teringat kejadian kemarin malam, ia berusaha menahan emosinya dan berkata, “Terjadi sesuatu pada kakakku, dan mereka berkata jika kau ke sana, kakakku akan baik-baik saja.”

Yunita Li juga tak mengira Michelle Sun akan menyetujuinya.

Karena setahunya, Michelle Sun dan Megan Zhao saling bermusuhan.

Tak disangkanya, ia langsung setuju, “Baiklah, aku akan pergi ke Pelabuhan Fulin.”

“...”

Pukul 10, Royce Yan telah tiba di Pelabuhan Fulin.

Mereka sama sekali tak meminta uang padanya, atau memberikan suatu syarat, mereka hanya menyuruhnya pergi ke Pelabuhan Fulin.

Ini agak aneh.

Dan ia tak bisa melacak alamat IP nya kemarin, sepertinya mereka sudah berjaga-jaga.

Royce Yan berdiri di antara rerumputan di pelabuhan, tangan kanannya memegang sebatang rokok, tangan kirinya dimasukkannya ke saku, menatap ke lautan luas.

Ia sudah menghabiskan 2 batang rokok, tapi tetap tak tampak seorangpun.

Royce Yan mengeluarkan ponselnya hendak menelepon, tapi kebetulan ponselnya berdering.

“Tuan Yan, kau sudah tiba?”

“Di dunia ini, hanya sedikit orang yang mengetahui margaku, aku bisa dengan mudah menebak identitasmu, jangan menunda-nunda lagi, segera datang ke hadapanku!”

Lawan bicaranya tak menyangka, ia telah mempersiapkan dengan begitu matang, tapi hanya karena sebuah nama panggilan, identitasnya terkuak.

Tak lama kemudian, terlihat sebuah yacht berlayar menghampiri.

Dan tak mengejutkan, tampak Megan Zhao di atas kapal, tubuhnya diikat dengan tali dan mulutnya diplaster dengan lakban.

Melihat sosok Megan Zhao, ekspresi Royce Yan menjadi suram, ia membuang puntung rokoknya dan berkata dengan dingin, “Nickson, kau tidak berbaring di rumah sakit, tapi malah mencari masalah di sini? Jangan bilang aku yang bersikap buruk padamu, lihat apa yang kau lakukan.”

“Putraku sangat cerdas, dalam sekejap bisa menebaknya. Coba tebaklah lagi, apakah beberapa menit lagi, istrimu akan mati atau tetap hidup?”

Nickson berdiri di geladak sambil menatap Royce Yan, ia tersenyum, “Kau tidak berani, atau takut?”

Tangan Royce Yan yang berada di dalam sakunya terkepal, ia mengatupkan bibirnya, “Jangan main-main denganku, lepaskan dia, karena aku menganggap kau masih orangtuaku sendiri, aku takkan membalas dendam padamu.”

Megan Zhao meronta-ronta sekuat tenaga, mengelurkan gumaman “Hmph hmph.”

Royce Yan melihat tangannya yang membengkak dan memerah dengan rasa prihatin, “Katakan, apa yang kau inginkan?”

Nickson memainkan pistol di tangannya dan menuding Royce Yan, “Apa yang kuinginkan? Bisnisku yang telah berjalan selama 100 tahun hancur di tanganmu, dan kau bilang apa yang kuinginkan? Royce Yan? Aku baru tahu, marga aslimu tidak sama denganku, kalau begitu, untuk apa aku menunjukkan belas kasihan?”

Sambil berkata, Nickson mengarahkan pistolnya ke punggung Megan Zhao.

Mata Royce Yan terbelalak, ia berkata dengan dingin, “Lepaskan, apapun yang kau inginkan, akan kuberikan.”

Nickson seolah sedang mempermainkan perasaannya, saat mendengar perkataan ini, ia perlahan membelokkan pistolnya dan berkata, “Kau akan memberikan apapun yang kuinginkan?”

“Benar!” tanpa berpikir panjang, Royce Yan segera menjawab, “Apapun yang kau inginkan akan kuberikan, jangan melukainya.”

Nickson hanya tersenyum dan tak mengatakan apapun.

Di sisi lain, Michelle Sun menuruti permintaan Yunita Li dan segera menuju ke Pelabuhan Fulin.

Dari kejauhan, ia melihat Royce Yan berdiri di pelabuhan, sedang berbicara dengan Nickson.

Yunita Li dan William Jing di belakangnya.

William Jing ikut karena ia merasa khawatir, ia terus bertanya, “Apa yang kakakmu lakukan di sini? Tempat ini sudah lama ditinggalkan, sama sekali tak ada yang bisa dilihat.”

Saat ia selesai berkata, Michelle Sun telah berhadapan dengan Nickson.

Royce Yan tak menyadarinya karena ketiga orang itu berada di belakangnya.

Nickson perlahan mengangkat pistolnya dan tersenyum, “Royce Yan, kita mainkan sebuah permainan.”

Sambil berkata, ia menekan pelatuknya, “Aku akan menembak seseorang dengan pistol ini, kau pilih sendiri, dirimu sendiri atau Megan Zhao.”

“Aku.” Kata Royce Yan tanpa berpikir, “Tembak aku.”

Di belakangnya, Megan Zhao memberontak, melihat Royce Yan berdiri di hadapan Nickson.

Ia ingin melepaskan diri dan berlari menghampiri Royce Yan, tapi ia tak bisa kabur, ia hanya bisa duduk di sana, melihat Nickson mempermainkan mereka.

“Baiklah, sungguh pemberani.” Nickson tersenyum, “Akan kuhitung sampai 3, lalu aku akan menembak, jika kau tidak kabur, aku akan melepaskannya.”

“Satu.”

“Dua.”

Tapi sebelum angka tiga disebut, terdengar suara tembakan ‘dorrr’ yang keras.

Suara ini membuat Megan Zhao gemetaran dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Megan Zhao menatapnya dengan ketakutan, tapi saat melihat kejadian di depannya, ia terkejut.

Ia melihat, entah dari mana datangnya, Michelle Sun berada di hadapannya.

Dan tembakan Nickson tepat mengenai dada Michelle Sun.

Ia memuntahkan darah, lalu tubuhnya terkulai ke pelukan Royce Yan.

Darahnya segera membanjiri baju dan sekujur tubuhnya, Royce Yan tertegun dan memeluk Michelle Sun, tangannya berlumuran darah.

Yunita Li dan William Jing di belakang juga tertegun melihat kejadian ini.

Mereka melihat Michelle Sun berlari ke arah Royce Yan dan menghalangi peluru itu dengan punggungnya.

Semua terdiam saking terkejutnya melihat kejadian itu.

Melihat Michelle Sun memuntahkan darah dan membasahi rumput di sekitarnya, mereka tak bisa berbuat apa-apa.

Royce Yan mengerutkan kening menatap Michelle Sun di pelukannya, “Apa yang kau lakukan?”

Michelle Sun memegangi bajunya erat-erat, tapi sebelum ia sempat berbicara, ia kembali memuntahkan darah.

Saat melihatnya, William Jing kembali tersadar dan dengan mata memerah ia menjerit, “Michelle!”

Yunita Li tertegun dan terpaku di tempatnya, tak bisa berbuat apa-apa.

Michelle Sun tersenyum, dan sambil memegangi baju Royce Yan, ia berkata, “Aku... aku sungguh mencintaimu, sejak kau bukan siapa-siapa, sampai saat ini, aku... aku selalu mencintaimu.”

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu