Seberapa Sulit Mencintai - Bab 255 Aku Besumpah

Melihat kepergian Royce Yan, hati Megan Zhao bagaikan diiris dengan pisau selapis demi selapis, begitu kesakitan hingga sesak napas.

Royce Yan sangat jarang marah, hampir tidak ada hal yang bisa membuatnya marah.

Tapi tindakan sang pria tadi telah menyatakan.

Royce Yan telah marah.

Dan sangat-sangat marah.

Megan Zhao memeluk dirinya sendiri, meringkuk di atas kursi, menguburkan kepala dan menangis.

Sebenarnya dalam hatinya, dia mengerti, Royce Yan bukanlah orang seperti itu.

Tapi apa yang dikatakan oleh Anthony Xu memang masuk akal.

Royce Yan tidak seharusnya hanyalah seorang preman, dia memiliki kemampuan utnuk memanjat ke puncak, memiliki kemampuan untuk mengontrol segala hal.

Tapi demi dirinya, sang pria telah menjadi seperti ini.

Mungkin apa yang dikatakan oleh Anthony Xu itu benar, dirinya tidak seharusnya mengikat sang pria, kalau dirinya menikah dengan Anthony Xu, maka Royce Yan akan memiliki kesempatan untuk bangkit kembali.

Kesempatan ini, sangatlah penting bagi sang wanita.

Sang wanita tidak ingin melihat Royce Yan terus ditekan, dikekang, diremehkan oleh orang lain untuk seumur hidup.

Dia tidak seharusnya menjadi seperti ini.

Cole Zhao melihat Megan Zhao menangis seperti ini, berlenggak-lenggok berjalan ke sisinya, berkata dengan suara imut: "Mama kupeluk, Mama jangan nangis."

Perkataan baru terlontarkan, pintu, tiba-tiba terbuka.

Royce Yan berdiri di luar pintu, membawakan snack yang disukai oleh Megan Zhao, masuk ke dalam seakan-akan tidak ada hal apapun yang terjadi, berkata: "Aku pergi membelikan makanan untukmu."

Ketenangan dan pemanjaan dari Royce Yan, membuat hatinya Megan Zhao merasa semakin sakit.

Sang pria jelas-jelas sedang marah, jelas-jelas sedang tidak bahagia.

Tapi demi dia, sang pria tetap menekan semua amarahnya masuk ke lubuk hati.

Megan Zhao menahan tangisannya, menghempaskan seluruh snack yang ada di meja ke lantai.

"Prang", membuat semua makanan yang dibelikan oleh Royce Yan terlempar berantakan.

"Kamu telah mendengar perkataanku tidak? Royce, tidak semua wanita bersedia menghadapi kesulitan bersama dengan prianya, aku juga sama, kalau kamu berencana untuk seperti ini selamanya, maka kita tidak perlu bersama lagi."

Royce Yan sedikit menurunkan pandangan mata, di bawah cahaya lampu, kelopak mata sang wanita telah membengkak.

Sang pria mengulurkan tangan, memeluknya.

Megan Zhao malah berusaha sekuat tenaga mendorongnya, berteriak: "Kamu kira aku benar-benar bersedia terus tinggal dalam rumah sewaan seperti ini bersama dengamu selamanya? Royce, aku berharap agar kamu bisa maju dan sukses, tapi aku tidak tahan melihatmu setiap hari menjadi preman, aku kira kamu bisa kembali bangkit, kita bisa tinggal di rumah mewah, mengemudikan mobil mahal!"

Tubuh Royce Yan masih belum pulih, Megan Zhao tidak berani menggunakan banyak tenaga.

Tapi tenaga yang kecil pun, sudah mampu membuat Royce Yan merasa kesakitan sejenak.

Sang pria membungkam bibir, melepaskannya dengan perlahan, menghapuskan air matanya dengan hati-hati, berkata dengan suara yang begitu lembut: "Jangan menganggapku sebagai orang bodoh, juga jangan menganggap dirimu bodoh."

Saat Megan Zhao mendengar suaranya, air matanya sudah tak tertahankan untuk mengalir.

Kenapa dirinya rela meninggalkan Royce Yan yang seperti ini?

Sang wanita menundukkan kepala, berkata dengan suara kecil: "Aku benar-benar tidak ingin melewati kehidupan seperti ini, kita bersama, demi bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik, tapi kamu sekarang pergi membuat masalah dan berkelahi setiap hari , aku sudah tidak mampu melihat masa depan."

Megan Zhao sama sekali tidak berani melihat matanya Royce Yan.

Sang pria sangat pintar.

Mampu membongkar pemikirannya dalam satu tatapan.

Sang wanita hanya bisa berpura-pura.

Karena dirinya tidak ingin menjadi batu penghalangnya.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?" Suaranya Royce Yan sangat serak dan berat.

Air mata Megan Zhao mengalir tanpa suara, melihatnya, menganggukkan kepala.

"Dua tahun kemudian, kalau tidak ada lagi orang yang bisa mengancam kita, kalau, aku bisa memberikan masa depan terhadapmu, kalau, aku bisa menjadi seseorang yang memegang kontrol, maka mari kita bersama, tidak akan pernah berpisah untuk selamanya, bagaimana?"

Kening sang pria, dengan lembut bersandar dengannya.

Megan Zhao tiba-tiba mampu merasakan rasa kesepian dari tubuhnya.

Sebenarnya orang seperti Royce Yan, sangat pandai menyembunyikan diri sendiri.

Sangat sedikit orang yang bisa merasakan pemikirannya.

Tapi sekarang, sang wanita malah mampu merasakannya.

Ini berarti, kesedihannya, tidaklah lebih sedikit dibandingkan dengan sang wanita.

Megan Zhao memeluknya dengan erat, berkata sambil menangis: "Royce, berjanjilah padaku, jalani kehidupan dengan baik, jangan kembali melakukan hal bodoh demi aku, kehidupan kita seharusnya saling bebas, tidak perlu mengorbankan apapun demi siapapun."

Saat sang wanita melontarkan ucapan ini, suaranya sangat serak.

Royce Yan dengan lembut mencium air matanya, berkata dengan suara serak: "Baik."

Malam itu, Megan Zhao ingat Royce Yan memperlakukannya dengan sangat lembut, takut akan melukainya.

Kesepuluh jari mereka saling berkaitan, seakan-akan hendak menguburkan diri masing-masing ke dalam lubuk hati, tidak melupakannya untuk seumur hidup.

Keesokan harinya, Megan Zhao memeluk Cole Zhao dan pergi.

Saat bangun di pagi hari, Royce Yan masih belum bangun.

Sang wanita melihat wajahnya yang tampan, spontan matanya memerah.

Berharap semoga dalam kehidupan ini, masih bisa menggandeng tanganmu dan maju ke depan bersama.

Berharap semoga dalam kehidupan ini, kamu bisa baik-baik saja, dan kesuksesan terus meroket ke atas.

Sang wanita, memberikan sebuah ciuman yang lembut di keningnya.

Menggendong Cole Zhao, membalikkan badan dan pergi.

Pergerakan mereka sangat lembut, tapi Royce Yan malah telah bangun.

Melihat rumah sewaan yang kosong melompong, sang pria sedikit menundukkan kepala, ekspresi wajahnya sangat murung.

Sang pria mengeluarkan ponsel, menghubungi sebuah nomor.

"Bagaimana dengan perkembangan urusannya?"

"Tuan, sudah hampir selesai, hanya saja, Nickson juga telah mengundang Vera Yan."

Royce Yan mengeluarkan rokok dari kantong, setelah menghidupkan rokok, dan menghembuskan asap rokok, dia berkata dengan perlahan-lahan: "Dasar Nickson si rubah tua itu, dia mungkin telah menyadari sesuatu."

"Jika Vera Yan pergi, mungkin saja akan mengorbankan diri, menjadi barang rongsokan."

Sang pria berbaring di ranjang dengan santai, berkata: "Kalau dia telah mengundang Vera Yan, maka ajaklah William Jing."

"Tuan William?"

"Dia adalah orang yang bijaksana, baru saja menghubungiku beberapa hari yang lalu, Nickson sangat waspada terhadap Keluarga William Jing, dengan adanya keberadaannya, setidaknya mampu mengekaknya."

"Baik. Tuan, Anda masih baik-baik saja?"

"Hmm, baik-baik saja."

Setelah menutup panggilan.

Royce Yan batuk parah sejenak.

Melihat rumah kontrakan yang sempit menyedihkan ini, bola matanya mengandung sedikit kesepian dan kesedihan.

Sang pria mengeluarkan foto Megan Zhao dari dalam kantong, melihat mata sang wanita, bergumam: "Bodoh, tidak perlu mengorbankan dirimu demi aku, hanya saja saat ini, kamu akan lebih aman jika berada di sisi Anthony daripada bersama denganku."

"......"

Megan Zhao sudah duluan menelepon Anthony Xu.

Anthony Xu datang sendiri ke samping pintu untuk menjemput, mungkin karena merasa terlalu senang, dia sudah berdiri di sana dari awal, setelah menunggu selama satu jam penuh, baru terlihat sosok Megan Zhao muncul di depan matanya.

"Megan!" Anthony Xu berjalan ke depan dengan girang, menggenggam tangannya: "Kamu telah berpikiran terbuka?"

"Anthony, apa yang kamu katakan sebelumnya, masih valid bukan?"

"Masih, masih!"

Anthony Xu terlihat jelas berkata dengan gagap, mungkin karena tidak pernah menyangka Megan Zhao akan menyetujui permintaannya.

"Masalah tentang pernikahan, akan kita bahas nantinya, aku tinggal bersama denganmu untuk sementara dulu, kalau tidak, bagaimana mungkin aku bisa tahu kamu akan memberikan uang kepada Royce Yan sesuai dengan kesepakatan."

Anthony Xu segera mengacungkan tangan kanan ke arah langit: "Aku bersumpah, asalkan kamu bersama denganku, aku pasti akan memberikan setengah kekayaanku kepada Paman, dia juga termasuk keluargaku, membantunya juga membantu diriku sendiri."

Megan Zhao sedikit menundukkan mata, menganggukkan kepala.

Gerwin berdiri di belakang Anthony Xu.

Anthony Xu mendorongnya maju ke depan, berkata sambil tersenyum: "Panggilah Mama."

Gerwin sudah tidak lagi memusuhi Megan Zhao.

Tapi saat mendengar ucapan Anthony Xu ini, dia tetap saja spontan memancarkan aura permusuhan: "Dia bukanlah Mamaku."

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu