Seberapa Sulit Mencintai - Bab 352 Tidak Membohongiku

Melihat mata pria itu membuat Megan Zhou seketika menjadi lupa dengan pisau yang ada di dalam genggamannya dan matanya langsung memerah.

Royce Yan membuang jas yang dipegangnya dalam tangannya dan langsung berjalan ke arah Megan Zhou tanpa mempedulikan Gabriel Yan dan Ririn Yan yang sedang berteriak memanggilnya.

Setelah masuk ke dalam dapur itu, dirinya langsung memeluk Megan Zhou dengan sangat erat.

Pelukan itu benar-benar hangat……

Megan Zhou lalu sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat Royce Yan dan dia bisa melihat sedikit janggut yang baru tumbuh di dagu pria itu serta daerah sekitar mata pria itu yang sedikit biru.

Dirinya bisa melihat dengan jelas bahwa pria itu kurang istirahat beberapa hari ini.

“Kadoku? Dimana kadoku?” Tanya Megan Zhou sambil menahan tangisnya dan menjulurkan tangannya.

Royce Yan tertawa kecil dan mengecup bibir Megan Zhou, lalu berkata: “Ini.”

Ucap Royce Yan sambil mengeluarkan buku dongeng Grimm dari balik punggungnya.

“Edisi yang disempurnakan.” Tambahnya sambil tertawa.

Megan Zhou tidak bisa menahan dirinya dan ikut tertawa, dia lalu memukul-mukul dada Royce Yan dengan pelan sambil berkata: “Kado apa ini buku dogeng?! Tidak, ini tidak dihitung!”

“Tentu saja terhitung.” Ucap Royce Yan menjelaskan dengan serius: “Hanya ada gadis manja dan anak kecil yang bisa membaca buku dogeng Grimm, tidak hanya itu, aku hanya memberikannya untuk seorang gadis manja yang belum dewasa.”

Mendengar ucapan itu, hati Megan Zhou sudah seperti dibalut dengan madu, dirinya dibuat tersipu-sipu sampai seluruh perasaan cemas dan keluhannya langsung lenyap di detik itu.

Dia hanya ingin bersembunyi di dalam pelukkan pria itu untuk selama-lamanya tanpa mempedulikan apapun, dirinya hanya ingin berada di sisi pria itu.

Gabriel Yan dan Ririn Yan yang sudah melihat Royce Yan semenjak pria itu baru masuk langsung berjalan ke arah Royce Yan sambil berteriak: “Papa!”

Tetapi, seperti hanya ada Megan Zhou di dalam matanya, Royce Yan sama sekali tidak mempedulikan dua anak itu.

Dua anak itu lalu ikut masuk ke dalam dapur dengan tergopoh-gopoh, Ririn Yan kemudian menangis dengan keras sambil berteriak: “Papa sudah tidak sayang lagi dengan Ririn, papa hanya ingin mama, papa tidak sayang lagi dengan Ririn……”

Gabriel Yan juga ingin menangis ketika melihat Ririn Yan, tetapi dia berusaha untuk menahannya.

Orang seperti Royce Yan ini memang sangat kejam, dalam matanya, seperti tidak ada orang lain selain Megan Zhou, dia baru teringat akan kehadiran dua orang anak itu setelah mendengar suara tangisan mereka, Royce Yan kemudian berjalan ke arah mereka dengan panik dan merangkul kedua anak itu ke dalam masing-masing lengannya sambil tersenyum dan berkata: “Sudah, jangan menangis, papa sangat merindukan kalian, papa juga punya kado untuk kalian.”

Sambil berbicara, dia melepaskan pelukkannya dan mengeluarkan dua buah permen dari dalam kantongnya: “Lihat, ini bukanlah sebuah permen biasa loh, hanya pangeran dan putri lah yang bisa memakannya.”

Gabriel Yan yang tidak termakan dengan kebohongan itu langsung mendengus, memperlihatkan bahwa dirinya sangat tidak peduli, tetapi dirinya masih mengambil permen di dalam tangan Royce Yan itu.

Sebaliknya, Ririn Yan sangat percaya dengan ucapan Royce Yan, setelah mengambil permen itu, dia bertanya dengan polos: “Ah, Papa! Kalau begitu, apa Ririn akan berubah menjadi seorang putri setelah memakannya?”

“Kamu memang seorang putri sejak awal.“ Ucap Royce Yan sambil mencium kening anak itu: “Kamu adalah putri papa!”

Mendengar ucapan itu, Ririn Yan langsung tersenyum, perasaan sedihnya tadi itu juga menghilang, dia kemudian memakan permen itu dengan gembira.

Megan Zhou lalu tertawa sambil berkata: “Permen seperti itu, kamu pasti membelinya di warung depan komplek kan? Permen yang bisa banyak kamu dapatkan hanya dengan dua ribu saja.”

“Sst.” Royce Yan memberikan isyarat untuk diam kepada Megan Zhou dengan matanya, semua itu karena dirinya baru sadar dia lupa membelikan kado untuk kedua anaknya itu sewaktu tiba di depan pintu rumah dan takut di marahi mereka, jadi dia kembali lagi ke ujung jalan itu untuk membeli beberapa buah permen.

Disaat itulah Megan Zhou bisa dikatakan tahu kenapa Royce Yan bisa menjadi seorang bos dari perusahaan besar seperti itu, bibir pria itu tidak pernah berubah, mengelabui orang lagi dan lagi.

Setelah menenangkan kedua anak itu, Royce Yan berjalan ke samping Megan Zhou dan menglus-elus hidung wanita itu dengan jarinya: “Apa kamu merindukanku?”

Megan Zhou yang masih marah ketika pria itu mengungkit hal itu langsung memutar tubuhnya dan mulai memotong sayur sambil berkata: “Tidak!”

Royce Yan kemudian mendekapnya dari belakang dan berkata: “Aku rindu! Sangat-sangat rindu sampai hari-hariku terasa hambar.”

Ucapan Royce Yan yang terdengar sedikit menyedihkan itu membuat hati Megan Zhou terasa sakit.

“Kalau begitu, kamu pergi ke luar negeri beberapa hari ini, apa semuanya sudah selesai? Masalah kakakmu itu, apa itu benar?”

Royce Yan menghela napas panjang lalu memijat-mijat keningnya: “Pria bernama Nickson itu benar-benar licik, kalau Kelly Ning benar-benar berhubungan dengannya, cepat atau lambat, dia juga akan habis, lalu kakek, nenek serta kakakku mereka masih hidup dan aku sudah membawa mereka pulang.”

“Benar-benar masih hidup?” Megan Zhou terkejut sampai pisau yang dipegangnya itu hampir dibuangnya.

“Iya, Nickson terus mengurung mereka di pulau itu agar dia bisa mengancamku dengan mudah kalau perusahaanku berdiri lagi.”

Megan Zhou marah sampai sekujur tubuhnya gemetar, dia lalu menggigit bibirnya dan berkata: “Benar-benar keterlaluan! Bagaimana bisa seorang manusia berbuat seperti itu?”

“Bagaimana dengan Anthony Xu? Apa dia masih dirumah?”

“Iya, dia tinggal di atas dan terus-terusan diam beberapa hari ini, sifatnya juga banyak berubah, tetapi aku lihat dia bisa menulis dengan tenang belakangan ini.”

Royce Yan menganggukkan kepalanya: “Aku akan ke atas untuk melihat.”

“Iya.”

Royce Yan lalu berbalik dan pergi ke atas, jujur, dia sebenarnya merasa sangat bersalah kepada Anthoy Xu.

Dia sebenarnya hanya berpikiran untuk mengucapkan selamat kepada Anthony Xu dan Megan Zhou ketika dirinya pulang ke dalam negeri waktu itu, Royce Yan tidak pernah berpikir untuk mengganggu mereka berdua, tetapi setiap orang baru akan mengerti setelah sampai pada saatnya, mengerti bahwa hal yang disebut dengan perasaan itu tidak hanya bisa mengendalikan seluruh pikiran dan kesadaranmu , dia terkadang juga bisa mengendalikan ucapan dan perbuatanmu.

Jadi Royce Yan hanya merasa bersalah dan maaf terhadap Anthony Xu.

Ketika sampai di atas, sebuah pintu ruangan pada tikungan itu tidak tertutup dengan rapat, dari celah pintu itu, Royce Yan bisa melihat Anthony Xu sedang duduk di depan jendela sambil menulis kaligrafi dengan kuas.

Jujur, Anthony Xu yang dulu juga tidak jauh dari itu, menulis kaligrafi, membaca buku, merawat bunga, bermain dengan burung, dirinya adalah seorang pria muda yang dipenuhi dengan jiwa seni dan kalau bukan karena semua hal yang terjadi waktu itu, dia mungkin juga tidak akan berubah menjadi seperti ini.

Royce Yan kemudian masuk dan berkata dengan pelan: “Anthony, ada yang harus kita bicarakan.”

Tubuh Anthony Xu langsung berubah kaku, dadanya masih terasa sesak ketika mendengar berita bahwa Royce Yan masih hidup tiga hari yang lalu, dan diluar pikirannya, pria itu benar-benar masih hidup dan pulang!

Anthony Xu tidak menoleh untuk melihatnya, hanya saja, Royce Yan sudah tidak bisa melihat tubuh Anthony Xu yang kaku itu.

Anthony Xu seperti tidak suka dengan fakta bahwa dirinya masih hidup……

Royce Yan membuka suaranya dan berkata: “Ibumu masih hidup, kakek dan nenek juga, aku sudah membawa mereka pulang, kamu……”

“Apa?!” Ucap Anthony Xu menoleh tiba-tiba sambil menatap Royce Yan dengan lurus-lurus: “Apa yang kamu katakan tadi?”

“Aku bilang, ibumu masih hidup, kakek dan nenek juga……”

“Tidak…… tidak mungkin!” Anthony Xu menggenggam tangannya dengan kuat sambil bergumam: “Video itu…… video itu jelas membuktikan……”

Melihat sosok Anthony Xu yang terguncang seperti itu, Royce Yan menghela napas panjang dan berkata: “Anthony, aku sudah membicarakan sedikit tentangmu dengan kakak ketika di jalan, dan dia sangat khawatir, jadi……”

“Dimana?” Anthony Xu langsung menggenggam tangan Royce Yan dan bertanya dengan panik: “Dimana mereka?”

“Aku sudah menyuruh orang untuk membawa mereka datang, kamu…… kamu sebaiknya tenangkan dulu dirimu, ibumu tidak terlalu gembira setelah mendengar masalahmu.”

Anthony Xu tentu saja tahu dengan apa yang Royce Yan bicarakan, dia hanya sedikit tidak bisa mencerna berita itu dengan baik.

Karena dia benar-benar tidak bisa percaya bahwa ibu serta kakek-nenek yang sudah pergi dari sisinya itu bisa masih hidup.

Selama ini, dia bahkan berpikir bahwa dirinya adalah anak yatim yang sudah tidak memiliki siapapun, jadi tidak pernah berpikir panjang dalam menghadapi banyak hal.

Siapa sangka? Anna Zhou…… mereka semua masih hidup?

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu