Seberapa Sulit Mencintai - Bab 325 Pertama Kali Mendengar Pasti Tidak Nyaman

Jika kalimat ini ditempatkan pada orang normal, William pasti merasa dia gila atau merasa dia sudah melihat hantu.

Tapi dari tubuh Yunita, dia benar-benar merasa Yunita sedang menceritakan sebuah cerita.

"Kamu......aku lihat kamu ini berkulit tebal! Kalau begitu kamu berlutut saja! Tahu tidak?"

Yunita juga tidak melawan, sangat patuh.

William merasa aneh, mengapa Yunita bisa sangat patuh?

Suruh berlutut langsung berlutut, dia mengambil foto Michelle, lalu berlutut ditempat yang dikatakan William.

Baru berlutut, pagi hari sudah berlalu.

Sepatah kata pun tidak berkata.

William berdiri di lantai dua melihat Yunita yang berlutut di sana, lalu mengerutkan dahinya.

"Bodoh sekali." William berkata: "Apakah tidak pandai melawan dengan aku, jika kamu sama seperti para pacar aku, pandai manja, mungkin aku bisa memberikan kamu berdiri. Benar bodoh."

William saat ini mendadak merasa Yunita sepertinya tidak pernah manja pada dia.

Wanita ini, apakah tidak memiliki sikap seorang wanita......

Menghadapi pria, hanya perlu manja saja sudah bisa.

Bodoh sekali!

William tidak sanggup lihat lagi, dia berbalik ke ruang belajar mengurus pekerjaan dia.

Tapi tidak tahu kenapa, semua kata yang dalam dokumen itu tidak bisa dilihat, dalam otaknya hanya ada tampak Yunita berlutut di rumah duka, juga tampak dia dipukuli oleh orang Keluarga Sun tanpa melawan.

Dia melepaskan dokumen yang ditangannya, lalu berjalan keluar.

Saat berjalan keluar sudah mendengar ponsel Yunita berdering, dia baru ingin mengambil ponselnya, sudah direbut oleh William.

Dia menekan tombol mengangkat telepon.

Dari telepon terdengar suara ibu Sonny.

"Kamu lagi ya, Yunita, kamu masih suka pada putra aku ya? Beberapa tahun lalu aku sudah bilang pada kamu, wanita seperti kamu ini, tidak pantas masuk ke Keluarga Bai, kamu sendiri bukannya lihat status kamu, memang wanita murahan, jika biarkan aku melihat kamu sekali lagi, aku pasti akan membuat kamu tidak bisa tinggal dalam negri ini!"

Telepon tidak diloudspeaker, tapi Yunita tahu ini telepon dari Ibu Sonny, dia juga bisa menebak apa yang dikatakan ibu Sonny.

Yang penting bukan perkataan yang baik, dari ekspresi William juga bisa terlihat keluar.

"Ini aku, William." William merapatkan mulut, dengan ekspresi tidak senang: "Kamu tahu tidak apa yang kamu katakan?"

Meskipun William tidak di dalam negri memiliki usaha, tapi di dalam lingkungan ini semua orang mengenal dia.

Dia bukan orang yang bisa disinggung.

Ibu Sonny terdiam sejenak, lalu mengganti nada bicara, dengan senyum berkata: "Aiyo, Tuan William ya, mungkin aku salah telepon......"

"Kamu tidak salah menelepon." William tidak memberi dia muka: "Lain kali jangan cari masalah dia lagi, jika tidak aku akan mencari masalah kamu."

Selesai bicara, William langsung menutup telepon.

"Kenapa? Kamu dengan tuan besar Jing State ada hubungan?" Sebenarnya pertanyaan ini dia dari semalam sudah ingin tanyakan.

Sonny beberapa hari ini jelas-jelas berada di Jing State, tapi semalam mendadak datang ke sini dan membantu Yunita.

Kedua orang yang kelihatan tidak cocok ini, kenapa bisa ada hubungan?

Yunita menyipitkan matanya, lalu mengambil ponsel dari tangan dia dengan tenang berkata: "Aku pernah menggoda Sonny, jadi keluarga dia merasa aku adalah wanita genit."

Selesai bicara, dia tersenyum: "Perkataan bibi tadi pasti sangat kasar, kamu seharusnya jangan merebut telepon aku."

William melihat Yunita dengan santai senyum, juga gerakan dia, membuat dirinya terkejut.

"Kamu? Apa yang kamu katakan? Kamu dengan Sonny?"

"Mungkin karena dari para wanita dia, aku paling tidak terkenal, jadi tidak mengetahui aku." Yunita sedikit menggerakkan bahunya, seolah-olah seperti mengatakan masalah orang lain.

William mengerutkan dahi dan melirik Yunita.

Dia bukan kaget dengan hubungan Yunita dengan Sonny yang tidak wajar.

Tapi tidak menyangka dia bisa dengan tenang ungkapkan, sama sekali tidak tutupi dan sikap dia seperti sedang menceritkan sebuah cerita pada orang lain, tidak panik dan takut.

Saat itu William tidak tahu bagaimana menyatakan perasaan dia, hanya bisa terdiam.

"Kamu, kamu masih panggil dia bibi? Apakah kamu tahu perkataan dia tadi?"

"Masih baik." Yunita tertawa: "Bukan pertama kali dengar jadi tidak ada merasakan apapun, jadi aku suruh kamu jangan rebut telepon, kamu pertama kali mendengar ini, pasti akan merasa tidak nyaman."

"Kamu, kamu benar-benar......" William sekejap tidak tahu bagaimana mengatakan dia, sepasang tangan memegang pinggang, mendadak menjadi marah: "Kamu berlutut dua hari! Tidak boleh berdiri!"

Selesai bicara, lalu dengan marah naik ke atas.

Yunita melihat bayangan William, lalu dengan tertawa berkata: "Memang kekanak-kanakan......"

William juga tidak mengerti mengapa dirinya bisa marah, yang penting marah, kenapa marah, dia juga tidak tahu.

Marah sampai berjalan sini sana di dalam ruangan dan tidak ada mood untuk mengurus dokumennya.

Sudah berjalan lama, merasa aneh jadi mengeluarkan telepon dan menelepon Royce.

Tidak lama telepon juga diangkat.

"Halo Royce, aku tanya kamu, apakah Yunita dengan Sonny ada hubungan?"

Royce pernah tinggal di Jing State, jadi tentang masalah Jing State dia pasti lebih tahu dari dirinya.

Royce batuk beberapa kali, kondisi tubuh masih belum sembuh, lalu dengan suara serak berkata: "Kamu bukannya benci dia, kenapa masih tanya masalah dia?"

"Aku, aku ingin tahu jelas, baru bisa menyiksa dia." William tidak tahu harus mencari alasan apa, yang penting dia memang berpikir ingin menyiksa Yunita.

Royce seolah-olah mengerti semua, dengan tidak bertenaga tertawa dan berkata: "William, kamu sangat pintar, kamu seharusnya juga mengerti, tujuan Nickson bukan Megan, tujuan dia adalah berharap kita bisa saling membunuh, apalagi Yunita, dia memang ada masalah, tapi masalah dia semua berkaitan dengan kamu."

"Aku?" William mengerutkan dahi: "Apa yang kamu katakan, tubuh kamu belum sembuh kan?"

William tidak ingin melanjutkan topik ini lagi, bergegas mengalihkan pembicaraan.

"Iya, belum sembuh."

"Kalau begitu kamu istirahat dulu, masalah sebelumnya termasuk aku yang salah." William berbatuk sekali baru berkata: "Aku sebenarnya juga tahu, hanya saja saat itu.......aku tidak bisa tenang......"

William adalah orang yang mengerti masalah, dia tidak ingin dipermainkan Nickson.

Meskipun saat itu dia benar-benar membenci Royce dan Yunita.

Tapi setelah tenang dia baru mengerti, mungkin ada beberapa masalah tidak bisa sesuai dengan sikapnya selesaikan.

Royce dan William adalah orang yang pernah melakukan masalah besar, jadi setelah mengerti masalah ini dia juga sudah sadar.

Dia berbatuk sejenak: "Kamu bisa mengerti adalah hal yang baik, jadi terhadap Yunita jangan terlalu benci, sebenarnya dia......dia juga tidak jauh beda dengan Megan, saat di Jing State, kehidupan dia kamu benar-benar tidak bisa bayangkan."

William mengerutkan dahi lalu bertanya: "Dia sebelumnya melewati hidup yang bagaimana?"

Royce terdiam sejenak baru berkata: "Kamu sangat perhatian pada dia."

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu