Seberapa Sulit Mencintai - Bab 93 Menyentuhnya

Handoko Li sangat terkejut, wanita di sebelahnya menjerit, lalu kabur lewat belakang, orang-orang itu tak mengejarnya, Megan Zhao samar-samar melihatnya dari belakang, tak bisa melihat dengan jelas sosok wanita itu.

Handoko Li dikepung oleh beberapa orang itu, tak bisa bergerak, ia melihat seseorang perlahan masuk, berjalan ke arahnya.

“An... Andreas Ma?” Handoko Li terbata-bata, “Bagaimana bisa rupanya kau, cepat lepaskan aku.”

Andreas Ma duduk di atas meja di sebelahnya, memiringkan kepalanya, dan menyalakan rokok: “Hidupmu sangat nyaman ya, istri dan kekasihmu bisa hidup bersama dengan rukun.”

Akhir-akhir ini, pengaruh Andreas Ma di Provinsi Meng semakin menguat, beberapa hari lalu, ia terlibat pertengkaran dengan sekelompok orang, tapi dengan cepat ia segera dibebaskan, desas desus mengatakan ia punya hubungan dengan orang dalam, hubungan seperti inilah yang membuat Handoko Li tidak senang.

Ia segera tertawa dan berkata: “Tuan Andreas bicara apa, memang... begitulah pria.”

“Pria?” Andreas Ma melemparkan rokok di tangannya ke arah Handoko Li, dan panas rokok yang masih menyala itu membuat Handoko Li menjerit.

“Kau berani mengusik kekasihku, apa kau sudah bosan hidup?”

Ekspresi Handoko Li berubah, dengan panik ia menjelaskan: “Oh, Tuan Andreas... aku... aku benar-benar tak tahu, wanita itu adalah kekasihmu, kalian... salah paham, salah paham.”

“Salah paham?” Andreas Ma menendang tubuh Handoko Li. “Kau bilang aku salah paham? Jika hari ini aku tidak menghajarmu sampai mati, aku bukanlah Andreas Ma!”

Andreas Ma menatapnya dengan tajam, dan orang-orang di sisinya segera menghajar dan menendangi Handoko Li tanpa ampun.

Segera, suara jeritan Handoko Li terdengar di seluruh penjuru ruangan.

Andreas Ma perlahan berjalan menghampiri Megan Zhao, melihat wajahnya yang membengkak dan bibirnya yang berdarah, ia mengerutkan kening dan berkata: “Nona muda, kau cukup cekatan juga, akan kubawa kau ke rumah sakit untuk diperiksa.”

Andreas Ma ini, walaupun Megan Zhao tak terlalu mengenalnya, tapi namanya sangat sering disebut di seluruh penjuru Provinsi Meng.

Bajingan, berandalan, tak ada bedanya dengan Royce Yan dulu, jangan harap ia punya rasa kemanusiaan.

Kini ia bilang akan membawanya ke rumah sakit? Megan Zhao merasa terkejut.

Sebelum Megan Zhao sempat menjawab, Andreas Ma memanggil seorang wanita untuk membantu Megan Zhao keluar.

Megan Zhao hampir tak bertenaga lagi, maka ia bersandar pada wanita itu.

Setelah keluar, Andreas Ma mengantarnya masuk ke sebuah mobil, dan mereka segera meluncur ke rumah sakit.

Megan Zhao juga tidak bodoh, pasti ada suatu alasan kenapa tiba-tiba Andreas Ma memperlakukannya dengan begitu baik.

“Andreas Ma, katakan sejujurnya, sebenarnya apa yang kau inginkan?”

Andreas Ma menatap Megan Zhao yang duduk di kursi belakang melalui kaca spionnya, dan tersenyum: “Aku harus mengakui, aku mengagumi kecerdasanmu!”

“Apa yang kau inginkan?”

“Tak ada.” Andreas Ma mengisap rokoknya, lalu membuangnya dari jendela mobil, “Ada seorang kaya di provinsi Meng, yang mempedulikanmu, maka ia menyuruhku kesini untuk membereskan masalah ini.”

Orang kaya di Provinsi Meng?

Provinsi Meng begitu besar, orang kaya mana yang bisa mengenal dan mempedulikan orang seperti Megan Zhao? Bahkan membereskan Handoko Li deminya?

Megan Zhao tentu merasa tak percaya: “Bawa aku menemuinya, karena ia telah menolongku, aku ingin bertemu secara langsung untuk berterimakasih padanya.”

Mata Andreas Ma berbinar dan ia mengangguk: “Baiklah.”

Mobil itu tidak menuju ke rumah sakit, melainkan ke sebuah klub papan atas, di dalamnya berjajar botol red wine, tempat ini adalah tempat paling mewah, sekaligus paling berantakan di Provinsi Meng. Orang-orang yang datang ke sini tak ada bedanya dengan orang-orang yang mendatangi Gang Liu.

Andreas Ma segera membawanya ke sebuah ruangan pribadi yang mewah.

Saat ini Megan Zhao telah pulih dan sudah bisa berjalan sendiri, tapi pipinya masih sangat sakit, dan merahnya belum memudar.

Saat ia memasuki ruangan itu, dalamnya sama persis seperti yang dibayangkannya, beberapa pria kaya sedang bernyanyi, mengobrol, dan minum-minum dengan beberapa gadis pelacur. Sama sekali tak mengejutkannya.

Andreas Ma berjalan ke sisi salah seorang dari mereka, menunjuknya dan berkata: “Inilah pria yang menolongmu, Tuan Huang.”

Rupanya dia? Megan Zhao memandangnya dari atas ke bawah, sepertinya ia berusia sekitar 40 tahun, postur tubuhnya hampir sama seperti para pebisnis pada umumnya, perut yang membuncit karena terlalu banyak minum bir, dan wajah yang berkilap karena minyak.

Megan Zhao tersenyum canggung: “Halo, Tuan Huang.”

“Sini, sini, jangan malu-malu.” Tuan Huang segera menghampiri Megan Zhao, tangannya merangkul pundak Megan Zhao, mengajaknya minum-minum.

Megan Zhao terbatuk, ia merasa tercekik oleh bau-bauan di dalam ruangan itu, dan lagi, karena sedang hamil, tubuhnya menjadi lebih lemah, ditarik seperti itu, tentu saja ia terseret.

Tuan Huang menuangkan segelas wine untuk Megan Zhao dan berkata: “Wajahmu masih bengkak, aku akan menyuruh Andreas Ma membawamu ke rumah sakit.”

“Terima kasih, Tuan Huang.”

“Sama-sama, ayo, minumlah segelas dulu sebelum pergi.”

Tuan Huang menyerahkan segelas wine pada Megan Zhao, Megan Zhao menatapnya dan mengulurkan tangan untuk menolak: “Maaf, aku, aku tidak begitu bisa minum.”

“Tak apa, hanya segelas saja.” Tuan Huang mencekokkan wine itu ke mulut Megan Zhao, memaksanya minum.

Karena ia telah menyelamatkan hidupnya, akhirnya Megan Zhao menenggaknya, tapi sebelum ia menghabiskannya, ia merasa mual, ia segera meletakkan gelas itu dan memuntahkan wine nya keluar.

Kejadian ini membuat semua orang di dalam ruangan itu menatap ke arahnya.

Megan Zhao tahu seharusnya ia tak sampai seperti ini, tapi morning sicknessnya sungguh tak tertahankan.

Ia segera menutupi mulutnya dan berkata: “Maaf, Tuan Huang, hari ini kau telah menyelamatkan hidupku, aku sangat berterimakasih padamu, aku masih ada urusan, aku pergi dulu.”

Setelah mengatakannya, Megan Zhao bergegas meninggalkan tempat itu.

Setelah Megan Zhao pergi, ruangan itu menjadi sunyi.

Tiba-tiba pintu samping perlahan terbuka, dan seorang pria berjalan keluar, tangannya memegang sebatang rokok, perawakannya sangat bagus.

Ia mengenakan pakaian kasual, terlihat sangat tampan hingga nyaris sempurna.

Tak ada seorangpun yang berani berbicara, mereka semua perlahan berdiri.

Pria itu berjalan ke tengah ruangan lalu duduk, menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Matanya yang hitam menatap dalam-dalam ke sekeliling, tatapannya menyapu orang-orang itu, membuat mereka bergidik.

Ia perlahan tersenyum dan bertanya dengan dingin, “Tangan siapa yang tadi menyentuhnya?”

Semuanya saling berpandangan, Tuan Huang tampak pucat dan gemetaran, tak berapa lama kemudian, keningnya mengeluarkan keringat dingin, dan ia berdiri terpaku di tempatnya, gemetaran, tak berani mengucapkan sepatah kata pun.

“Aku... aku...” Belum selesai ia berbicara, pria di sebelahnya menendang kakinya. Dengan suara ‘bukk!’ Tuan Huang berlutut di tanah, ia hanya bisa menggertakkan gigi menahan rasa sakitnya.

Pria yang duduk di sofa itu mencondongkan badannya, menaruh rokoknya di mulutnya dan mengisapnya: “Aku adalah orang yang selalu melakukan segala sesuatu sampai tuntas, bagian tubuhmu yang mana yang menyentuhnya, aku akan membuat bagian tubuh itu cacat.”

Tuan Huang sangat ketakutan, ia gemetaran hingga terkencing-kencing.

Pria itu menyilangkan kakinya, dan berkata dengan dingin: “Sejak awal sudah kubilang, jangan menyentuhnya!”

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu