Seberapa Sulit Mencintai - Bab 217 Jangan Tanya

Setelah Royce Yan pergi, Megan Zhao duduk seorang diri di dalam ruang interogasi, ia tak menyangka Royce Yan akan berkata seperti itu.

Ia selalu mengharapkan kemunculan Royce Yan, dan seperti sebelumnya, ia akan membebaskannya dari tempat ini.

Tapi rupanya tidak, ia pergi, meninggalkannya disini.

Bahkan di hari saat Megan Zhao divonis, Royce Yan juga muncul.

Tapi ia tidak datang sendiri, ia telah memanggil sebuah tim pengacara dari luar negeri untuk melawan gugatan tersebut, dan dengar-dengar, tim pengacara ini sejak dulu belum pernah kalah.

Dan seperti yang telah diduga, tim pengacara itu memenangkan kasus ini.

Tapi, Megan Zhao juga menerima surat pemecatan.

Alasannya, bahkan meskipun Megan Zhao terbukti tak bersalah, tapi City Hospital tak dapat mempekerjakan seseorang yang ‘bernoda’ sepertinya.

Sungguh aneh, dalam sekejap, rasanya semuanya tak sama lagi.

Ia jelas-jelas mengatakan, ia ingin menjadi hebat, dan memang, ia telah menjadi hebat, tapi ia tak menyangka ia akan terbentur masalah seperti ini.

Kepala rumah sakit memberitahunya bahwa ternyata pasien itu meninggal karena mengonsumsi obat lain, tapi meskipun begitu, tetap saja namanya sudah tercoreng.

Megan Zhao selalu merasa ada seseorang di balik semua ini, yang selangkah demi selangkah berusaha menjegalnya.

Ketika ia kembali ke apartemennya, suasananya lengang, Cole Zhao sedang berada di tempat James, maka tak ada keributan.

Hanya saja, suasana lengang ini membuat Megan Zhao merasa sangat ketakutan dan kesepian.

Ia tiba-tiba teringat ibunya.

Saat ini ia sangat ingin seperti masa kecilnya dulu, setiap kali mendapat masalah, ia akan meringkuk di pelukannya.

Maka ia mengenakan pakaian tebal dan pergi ke rumah sakit, karena takut orang-orang mengenalinya, ia mengendap-endap masuk diam-diam.

Lucy Wu berada di departemen kejiwaan.

Saat ia masuk, Lucy Wu sedang duduk menghadap jendela, menatap pemandangan di kejauhan.

Ia perlahan berjalan menghampirinya, air matanya menetes melihat punggung ibunya yang kurus kering, ia berseru, “Ibu...”

Mendengar suaranya, Lucy Wu terkejut dan menoleh menatap Megan Zhao.

“Anakku...” Lucy Wu berseru dan melambaikan tangan padanya, “Anakku datang menjengukku, anak baik, jangan menangis.”

“Ibu...” Megan Zhao berlutut di sebelahnya, memeluknya, dan menangis terisak-isak, “Ibu, kenapa ia berkata seperti itu, hal ini membuatku lebih sedih dibandingkan jika ia mengatakan ia tak mempercayaiku.”

Menganggapnya bertanggungjawab jauh lebih membuatnya merasa tak berdaya dibandingkan jika ia tak mempercayainya.

“Anak baik, jangan menangis, ayah akan memukulmu, ayah bilang ia akan memisahkanmu, dan akan membunuh suamimu, cepatlah lari!”

Lucy Wu telah kehilangan kewarasannya, bahkan bicaranya merancu, tak tahu apa yang dikatakannya.

Megan Zhao menggenggam tangannya yang gemetaran dan mengusap air matanya, “Ibu, aku merasa sangat lelah, apakah orang lain juga akan merasa selelah ini jika terus difitnah.”

Lucy Wu tersenyum lebar, tak tahu harus berkata apa.

Tapi tangannya menepuk-nepuk punggung Megan Zhao dengan lembut, membuatnya kembali teringat masa kecilnya dulu, saat hidup Lucy Wu masih berjalan damai sebelum ia menikah dengan Handoko Li.

Sungguh menyenangkan...

Megan Zhao tak berani berlama-lama di rumah sakit, ia takut saat suster datang untuk memantau, mereka akan melihatnya, setelah membuat masalah besar di rumah sakit ini, ia tak ingin membuat masalah lagi.

Saat ia berjalan keluar dari rumah sakit, Royce Yan meneleponnya.

Ia berkata ingin membicarakan sesuatu dengannya, dan memintanya bertemu di mansion Royce Yan.

Saat ia tiba, Royce Yan sedang duduk di ruang tamu, televisi di depannya sedang menyiarkan berita dari Amerika, menggunakan bahasa Inggris, ia tak memahaminya.

Royce Yan duduk di atas sofa, sosoknya tampak dingin, jemarinya mengepit sebatang rokok, sambil bersandar di sofa. Jemarinya yang panjang dan lentik tampak sangat indah.

Ia masuk dan berdeham, “Aku disini.”

Royce Yan meletakkan rokoknya.

Mereka berdua duduk berhadapan, mata hitam Royce Yan menatap ke kejauhan, dan keheningan ini membuat Megan Zhao merasa tidak nyaman.

Saat Royce Yan marah, ia tak pernah mengatakan apapun, semakin diam, semakin mengerikan.

“Sebenarnya saat itu, saat aku mengantarmu pergi, aku tak menyangka kau akan kembali.”

Suara Royce Yan bagaikan gesekan sebuah biola, membuat hati orang lain bergetar karena pesonanya.

“Aku tahu, kau mengantarku, karena kau takut aku akan terluka.”

“Megan, apakah kau tahu, kau sangat berbeda dari para wanita lain, kau sangat jujur, berterus terang, dan juga cerdas, sejak pertama kali aku bertemu denganmu, aku merasa kau spesial.”

Megan Zhao menundukkan kepala, menatap tangannya, ia merasa gugup.

Ia terdiam untuk waktu yang lama... sangat lama, sebelum akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, “Kelly... ia baik-baik saja?”

“Tidak terlalu, sebenarnya emosinya cukup stabil, bahkan meskipun kehilangan anaknya, ia tak terlalu berduka, tapi jawabannya mengejutkanku.” Royce Yan mematikan TV nya lalu lanjut berbicara, “Anak itu, adalah anak seorang pria berkulit putih, saat itu, saat di Echo, demi melindungiku, ia ditarik seorang pria masuk ke dalam kamar, ia menolak, maka pria itu membutakan matanya.”

Suara Royce Yan terdengar sangat datar, tanpa emosi.

Perkataannya ini membuat orang merasa, seolah ia tidak sedang membicarakan masalahnya sendiri, melainkan masalah orang lain.

Tapi perkataan ini membuat Megan Zhao terkejut.

Ia mengepalkan tangannya, tak bisa menerimanya, ia tak dapat membayangkan, saat itu Kelly Ning berkorban begitu besar demi Royce Yan.

Ia kehilangan keperawanan dan penglihatannya.

“Maka, Megan, aku ingin memberikan kompensasi padanya.”

Royce Yan seolah hendak merokok lagi, tapi tiba-tiba ia teringat sesuatu, maka ia kembali meletakkan rokoknya.

Dengan mata memerah, Megan Zhao menatap Royce Yan dan berkata dengan suara parau, “Dengan cara apa kau akan mengkompensasinya? Merawatnya seumur hidup? Atau menikah dengannya?”

Royce Yan menundukkan pandangannya, tak tahu apa yang sedang dipikirkannya.

Sebenarnya, bahkan sampai saat ini, ia tak bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.

Tapi saat ia menanyakan pertanyaan itu pada Royce Yan, ia baru menyadari betapa tak pentingnya dirinya.

Royce Yan duduk bersandar dan menatap Megan Zhao, dan mengatakannya sepatah demi sepatah, “Aku akan memberinya seorang anak.”

Megan Zhao menatapnya, mendengarkan perkataan yang keluar dari mulutnya.

Ia merasa seolah ia sedang bermimpi.

Bagaimana Royce Yan bisa berkata seperti ini?

Ia merasa tatapannya menjadi gelap, dan tubuhnya gemetaran.

“Bisakah... kau tak perlu mengkompensasinya?” Megan Zhao berusaha sekuat tenaga menenangkan diri.

“Bisa, jika kau memberikan anakmu padanya.” Kata Royce Yan dengan datar, “Kuakui ia bermasalah, tapi untuk masalah ini, Megan, aku harus mengkompensasinya.”

“Aku tak mau!” Megan Zhao tiba-tiba berdiri, akhirnya ia melampiaskan seluruh kemarahannya.

Ia tak ingin bertanggungjawab, dalam hal ini, ia juga tidak bersalah, kenapa ia masih harus bertanggungjawab?

“Apakah kau mencintainya, maka kau berkata seperti ini? Royce Yan, jika kau mencintainya, kenapa kau mencariku?”

Royce Yan duduk sambil menghembuskan nafas panjang.

Setelah Megan Zhao selesai berbicara, Royce Yan perlahan berdiri, mendongakkan kepala, dan menatapnya, dan berkata, “Sejak awal, aku tak ingin mengusikmu, aku bahkan tak menyangka kau akan kembali muncul.”

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu