Seberapa Sulit Mencintai - Bab 167 Aku Menunggumu Sampai Kau Menemukanku

Megan sama sekali tidak tahu tempat apa ini, kenapa mereka memiliki peraturan yang sangat tidak masuk akal, bisa-bisanya orang-orang yang datang kemari harus diputuskan urat dan otot tangannya, dan seorang bayi yang sedang demam harus dikubur hidup-hidup!

Benar-benar mengerikan.

Sepertinya mereka tidak mengerti Bahasa Mandarin, hanya orang yang membangunkannya saja yang mengerti, tapi juga tidak begitu lancar.

Dia bilang, namanya adalah 'Jane', ia sudah berada di sini sejak dirinya berumur sepuluh tahun.

Jane pun menggendong bayi itu keluar dari lubang di hadapan orang banyak, namun tingkahnya yang sangat hati-hati dan ketakutan itu tetap saja membuat Megan merasa aneh.

"Letakkan di dalam pondok." kata Megan pelan, tangannya masih terluka dan berdarah, ia menyobek bajunya sendiri dan mengikatkannya pada tangannya, membalutnya dengan sederhana.

Mungkin orang-orang di sini benar-benar tidak pernah tahu kalau demam bisa disembuhkan, mereka mengerumuni Megan seolah sedang menonton pertunjukan sambil berbisik-bisik.

Megan melihat suasana sekelilingnya, sepertinya rumah kayu ini adalah rumah terbaik yang ada di sini, di dalamnya ada meja, ada ranjang, ada sebuah busur panah yang digantung di dinding, ada juga tulang-tulang beberapa hewan liar.

Namun kalau dibandingkan dengan kehidupan yang beradab, tempat ini benar-benar parah sampai tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

"Apa kau bisa mengambilkan satu baskom air dingin? Dan sebuah kain!"

"Kain?" Jane memandangi Megan, "Apa itu kain?"

"Ya sudah, ambil saja satu baskom air dingin terlebih dahulu."

Sang 'Tetua' dan orang-orang lainnya berdiri di depan pintu, memandangi Megan dengan tatapan yang ganas, seolah jika Jane melakukan satu kesalahan saja, ia pasti akan langsung dihukum mati!

Tak lama, Jane pun membawa sebaskom air dingin ke sana, Megan pun menyobek kain dari bajunya, lalu merendamkannya dalam air dan meletakkannya pada kening anak itu.

Di sini tidak ada obat apapun, ia hanya bisa menurunkan panasnya secara fisik.

"Sudah begini saja?" tanya Jane kebingungan, "Tidak perlu menggunakan sihir?"

"Sihir?" Megan menggaruk-garuk keningnya, "Apa kau kira aku ini dewa?"

"Waktu itu saat 'Tetua' sakit, bomoh menggunakan ilmu 'sihir' untuk menyembuhkan 'Tetua'."

Pada akhirnya, barulah Megan mengerti, ternyata 'Bomoh' adalah sebutan untuk dokter di tempat ini.

Jane pun menerjemahkan ucapan Megan pada sang 'Tetua', tak lama, Megan pun melihat wajah mereka tersenyum kecut seolah sedang meremehkan.

Sang 'Tetua' melambaikan tangannya, lalu beberapa orang pria pun masuk dan meringkus Megan sambil memaki-maki dirinya.

Namun apa yang mereka katakan, Megan juga tidak mengerti.

Namun ia tahu, sepertinya dia ingin membunuh Megan.

"Jane, bantu aku menjelaskan, besok, besok bayi ini pasti akan sembuh, percayalah padaku! Kalau dia tidak sembuh, kalian boleh membunuhku!"

Megan mengerti, di tempat ini tidak ada yang namanya peraturan.

Peraturan mereka adalah apa yang dikatakan oleh sang 'Tetua'.

Tiba-tiba ia pun teringat pada perkataan Royce, di dunia ini ada banyak tempat yang mengandalkan peraturan setempat untuk mengatur rakyatnya, namun tempat-tempat itu tak memiliki hukum.

Dulu dia tidak percaya, namun sekarang ia percaya.

Keringat Jane juga membasahi sekujur tubuhnya, ia menjelaskan perkataan Megan dengan ketakutan, namun Megan merasa, sebenarnya Jane jgua tidak percaya padanya.

Setelah Jane menjelaskannya, Megan pun ditarik ke sebuah kandang sapi dan dikurung di sana.

Aroma di kandang sapi itu sungguh sangat menusuk, di dalam sana juga tidak ada cahaya, Megan yang ketakutan langsung memukul-mukul pintu dan berteriak, "Jane, apa kau sudah membantuku menjelaskannya! Bayi itu benar-benar akan sembuh! Hanya perlu menunggu sampai besok pagi saja!"

"Jangan berteriak lagi." suara Jane terdengar dari luar pintu, "Kalau kau berteriak lagi, Tetua akan membunuhmu."

"Jane, beritahu aku, tempat apa ini, bagaimana caranya aku meninggalkan tempat ini!"

Vera dan Handoko yang membawanya ke tempat ini? Namun Megan merasa, mereka juga tidak bisa melakukan semua ini.

Dengan latar belakang dan kedudukan Royce, sebentar saja ia sudah akan bisa menemukan lokasi seseorang, namun ia sudah menunggu kedatangannya sejak hari itu, ia masih saja belum datang.

Pasti ada orang di balik ini semua yang membantu Vera dan Handoko.

"Tempat ini...... Aku juga tidak tahu, waktu berumur sepuluh tahun aku pergi keluar untuk bekerja dengan orang-orang di desaku, mereka bilang mereka akan membawaku bekerja ke luar negeri, tapi akhirnya kita malah menaiki sebuah kapal ilegal, lalu aku dijual kepada orang Negro oleh orang-orang desaku, di tengah perjalanan aku mencoba melawan, dan tanpa sengaja aku terjatuh ke dalam laut, lalu entah kenapa aku dibawa ombak ke tempat ini, sudah belasan tahun berlalu, aku sudah hampir lupa aku ini berasal dari mana dulu."

Suara Jane terdengar berat, bahkan sedikit menyedihkan.

Ia datang saat ia berumur sepuluh tahun ke tempat ini, tak heran aksen bicaranya sedikit aneh.

"Apa kau pernah berpikir untuk meninggalkan tempat ini? Kembali ke desamu yang dulu?"

"Tidak mungkin bisa kembali." Jane bersandar pada pintu, "Kurasa kau juga jangan berharap untuk kabur dari sini, orang-orang di sini sama sekali tidak bisa keluar, tempat ini berada di hutan belantara, orang yang tidak mengerti bagaimana caranya bertahan hidup, pasti akan mati tak lama setelah meninggalkan tempat ini, di dalam hutan ada banyak binatang buas, jauh lebih menakutkan dari bayanganmu, aku dulu pernah melihat ada orang yang berlari beberapa puluh meter dari sini, lalu ia langsung ditelan hidup-hidup oleh seekor ular anakonda hijau raksasa, kalau kau tetap ingin hidup, jangan lari."

"Jane......" Mata Megan memerah, ia memegangi liontin kalung di lehernya itu, "Ada orang yang sedang menungguku...... Aku harus kembali...... Bantu aku, ya?"

"Aku benar-benar tidak bisa membantumu." kata Jane pelan, "Beberapa tahun lalu, aku digigit oleh seekor lipan, sekarang kakiku sudah membusuk, lagipula, kau bisa Bahasa Mandarin, kalau kau ada di sini, aku merasa aku memiliki penopang!"

Megan tak tahu harus menjawab apa, ia duduk di samping pintu, hidungnya terus mencium bau yang sangat menusuk di sana, sampai akhirnya sudah tidak terasa lagi.

Ia sangat merindukan Royce...... Sangat merindukannya...... Sangat merindukannya.

Kalau ia mengetahui hal ini lebih awal, ia pasti akan melepaskan semuanya dan pergi bersamanya.

Ia tak akan menginginkan apa pun, selain dirinya.

Tapi kenapa ia tidak mengatakannya...... Dasar bodoh, apa karena ia merasa bersalah?

Entah bagaimana caranya Megan melewati malam itu, di dalam hatinya ia berharap, ia berpikir dengan kemampuan Royce, ia pasti akan menemukannya.

Namun sebelum itu, ia pasti harus mempertahankan nyawanya, sampai Royce menemukannya!

Ia menggenggam erat liontinnya, air matanya menetes, ia berkata, "Royce, kau harus menemukanku...... Aku menunggumu......"

Jane tidak ingin melihat Megan mati, oleh karena itu ia menungguinya semalaman di luar kandang sapi itu.

Keesokan paginya, langit yang gelap mulai terang, pintu pun terbuka, segerombolan orang masuk ke dalam kandang itu dan membawa Megan yang masih sedikit tertidur itu keluar.

Ia tak tahu apa yang terjadi, orang-orang itu mengangkatnya ke atas sebuah tangga kayu, Megan pun berteriak sekuat tenaga, "Jane, apa yang terjadi! Jane!"

Jane berlutut di hadapan orang-orang itu sambil menundukkan kepala, tidak menjawabnya.

Lalu, Megan pun melihat orang-orang itu berlutut di atas tanah dan mengangkat kedua tangan mereka, lalu berkomat-kamit entah apa yang diucapkannya.

Sang 'Tetua' menggendong bayi yang kemarin demam tinggi itu dan berlutut di atas tanah, mulutnya juga terus bergumam tidak jelas.

"Ka...... Kalian......"

Jane berlutut di barisan paling depan, dan berbisik, "Hey, kau pasti dewa sungguhan."

"Aku bukan......"

"Tetua ingin agar kau menjadi 'bomoh' di suku ini, urat dan otot tanganmu tidak akan diputuskan, kau boleh tinggal di rumah itu."

Lalu, Megan pun mengerti, setiap 'penduduk', sebenarnya harus diputuskan urat dan otot tangannya, lalu dikurung dalam kandang sapi, kalau mereka tetap hidup dan bisa menggunakan tangannya dengan normal, mereka akan menganggap bahwa orang itu diberkati oleh dewa dan diperbolehkan untuk hidup, setelah itu barulah mereka boleh hidup di suku ini.

Di tangan Jane, terlihat jelas ada sebuah goresan luka, dia berkata bahwa dirinya tidak melewati tes ini, meskipun ia tetap hidup, namun tangannya hanya bisa digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sederhana.

Dan sepertinya wanita-wanita di suku ini bernasib yang sama.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu