Seberapa Sulit Mencintai - Bab 349 Tidak Peduli Dimanapun Dan Kapanpun

Kamu, kamu jangan menangis......" William Jing juga tidak tahu cara membujuknya.

Jika hal ini terjadi sebelumnya, pacar pacarnya jika sudah menangis, pria itu pasti mengeluarkan dompetnya kemudian mengambil uang dan melemparkannya pada wanita-wanita itu, segera mereka pun berhenti menangis, dan menurutinya.

Tapi sekarang melihat Yunita Lin mau menangis, dia tidak tahu harus berbuat apa, dia juga gugup, juga takut, apakah dia harus menyentuhnya atau tidak, dia hanya bisa gugup.

Yunita Li perlahan-lahan menghapus air matanya, tersenyum mengatakan: Tidak apa-apa, anginnya terlalu besar, mataku kemasukan debu."

William Jing kemudian mengernyitkan dahinya, memperhatikan wajah wanita itu dari samping, dia tidak paham apa maksud dari air mata barusan.

Mobil, melaju sangat cepat, setelah 10 menit, mereka kemudian tiba di taman bermain.

Setelah turun dari mobil, William Jing kemudian meminjam telepon.

Tidak tahu apa yang dikatakannya, Yunita Li tidak paham, dia hanya melihat setelah pria itu menutup teleponnya, pria itu kemudian berjalan kearahnya, dengan tersenyum mengatakan: Itu, hari ini adalah hari ulang tahunku, ayah dan ibuku mengajakku untuk pulang makan malam, kita pulang bersama Ya.

Jadi hari ini benar-benar hari ulang tahunmu ya. Yunita Li merasa sangat kaget: Aku masih sempat berpikir kamu sedang bercanda denganku."

Itu beneran lo, hari ini adalah hari ulang tahunku!" wajah William Jing terlihat sangat serius ketika menjawabnya.

Ekspresi seperti itu, tanpa disadari, dia berpikir dia masih berbohong, Yunita Li tersenyum manis: Ulang tahunku sudah lewat, permulaan musim dingin, permulaan musim dingin adalah ulang tahunku, salah satu dari dua puluh empat musim di China.

William Jing tertegun, juga tidak terlalu paham tentang pergantian 24 musim di Cina, setelah mengingatnya pria itu kemudian mengatakan: Kalau begitu kamu temani aku dihari ulang tahunku ya?

Yunita Li berpikir sejenak, kemudian menyetujuinya, dia kemudian ikut pulang bersama dengan pria itu.

Jujur saja, Yunita Li tidak pernah mengunjungi rumah keluarga William Jing.

Karena dia selalu merasa, hubunga Michelle Xun dan William Jing sangat dekat, anggota keluarga mereka yang lain tentunya juga berhubungan baik, jika dia pergi kerumah pria itu, pastilah dia akan dimarahi.

Tapi wanita itu kembali teringat kalau hari ini adalah hari ulang tahun pria itu, wanita itu kemudian mengernyitkan dahinya, akhirnya menyetujuinya.

Kakek dan nenek William Jing tidak boleh sampai tersinggung, mereka memiliki bisnis perhiasan di Australia, harta mereka tentu banyak sekali, digenerasi ayah dan ibunya, mereka mulai berbisnis minyak bumi.

Kemudian William Jing lahir, harta mereka tentu seperti bukit emas dan perak, sejak lahir, pria itu hanya makan dan bermain.

Oleh karena perbedaan latar belakang mereka yang sangat significant, jika wanita itu mengatakan kalau dia tidak gugup, tentu dia sedang berbohong, hanya saja sudah lama dia sudah terbiasa menyembunyikan perasaannya sendiri.

Rumah mewah ayah dan ibu William Jim terletak ditengah bukit, Yunita Li baru sadar, apa yang dimaksud dengan kemewahan, William Jing memang orang yang sangat kaya, benar-benar sangat berbeda dengan Royce Yan.

Dari ambang pintu emasnya saja sudah bisa dilihat, benar-benar berkelas.

Ketika mobil mengelilingi bukit, William Jing mengatakan, kalau ini wilayah ini adalah milik keluarganya.

Yunita Li tidak bisa menahan diri dan tertawa, dia pernah melihat film yang sangat berlebihan, katanya ada segelintir orang yang baru saja terbangun bisa tersesat, karena kasurnya terlalu besar.

Tapi William Jing ini, sejak masuk dari pagar besar sampai sekarang, rumahnya masih juga tidak tampak.

Benar-benar sangat berlebihan.

Tapi memang begitulah kenyataannya.

Mobil, akhirnya berhenti didepan pintu.

Ditangga, ada sebuah kolam air mancur yang sangat besar, banyak sekali pembantu-pembantu dari Filipina.

Yunita Li bertanya: Mengapa namamu ini, sepertinya tidak terlalu cocok dengan kondisimu ini?

William Jing tentu paham akan maksud pertanyaan wanita itu, tersenyum dia kemudian mengatakan: Aku memiliki dua nama, satu nama Cina, satu lagi nama timur tengah, ibuku orang Cina, kebanyakan, aku dipanggil dengan sebutan William Jing, karena aku merasa nama itu terdengar sangat keren, bukankah demikian?

Yunita Li kemudian merapatkan bibirnya, sebetulnya dia sangat tidak enak hati memberitahu William Jing, namanya jika di Cina daratan, lebih cocok untuk nama anak perempuan.

Wanita itu tidak mengatakannya, kemudian turun dari mobil, awalnya dia berpikir pria itu akan masuk begitu saja.

Siapa menyangka, setelah melewati kolam air mancur, tiba-tiba saja muncul puluhan orang berdiri di depan pintu dengan wajah tersenyum melihat kearah William Jing dan dirinya.

Rasanya seperti...... seperti mereka sudah tiba di salah satu objek wisata, semua orang kemudian mengelilingi dia dan melihat......

Wanita itu belum sempat merespons, orang-orang itu sudah berjalan mendekat, kemudian mengelilingi William Jing, mengatakan kata-kata yang tidak dipahami oleh Yunita Li, sesekali mengalihkan pandangan mereka pada dirinya.

Selesai berbasa-basi, kelompok-kelompok orang itu kembali mendekat, mereka kemudian mengelilingi wanita itu, mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak dipahaminya.

Tapi Yunita Li merasa, mereka sangat ramah, sepertinya mereka sangat menghawatirkan keadaannya, bertanya padanya, hanya saja sayang sekali dia tidak mengerti apa yang mereka katakan.

William Jing juga tidak tahu sedang mengatakan apa pada mereka, kemudian mereka memberi jalan, pria itu kemudian menunjuk ke arah rumah mengatakan: Ayo jalan, kita masuk istirahat sebentar.

Yunita Li kemudian bertanya dengan hati-hati: Mereka siapa, apa mereka sedang bertanya tentang ku?

Mereka semua adalah...... anggota keluargaku, en, yang berdiri di sampingmu yang tinggi-tinggi itu adalah ayahku, ibuku sedang tidak sehat beliau berada di rumah sakit.

Selain William Jing, orang yang lain hanya bisa mengatakan kata 'apa kabar, oleh karena itu Yunita Li hanya bisa membuat penilaian dari penjelasan William Jing.

Tapi dia tidak menyangka, orang tua pria ini jauh lebih ramah dari yang dibayangkannya.

Bahkan bisa dibilang, mereka sudah terlalu ramah.

Baru saja masuk ke dalam rumah, mereka sudah mengeluarkan semua hidangan enak.

Yang paling lucu adalah, mereka memelihara seekor ular, tiga ekor anjing, seekor kucing, dan lagi...... seekor kuda.

Mereka masih mengeluarkan sebuah kue yang sangat besar, jika dihitung-hitung kue itu ada 10 lapis.

Ayah William Jing kemudian memberikan pisau pada wanita itu mengatakan sesuatu.

William Jing kemudian tersenyum dan menerjemahkannya: Ayahku menyuruhmu untuk memotong kuenya."

Yunita Li merasa sedikit kebingungan, bukankah kue ini seharusnya William Jing yang memotongnya?

Terlebih lagi cara anggota keluarga William Jing melihatnya seperti melihat dirinya sebagai menantu mereka, menatapnya, bahkan setelah ia memotong kue tersebut, ayah William Jing kembali mengatakan beberapa hal.

Dia tidak tahu maksud perkataannya, William Jing kemudian menerjemahkannya.

Malam itu mereka makan di tempat itu, membuat wanita itu merasakan keakraban yang sangat sulit didapatkan.

Meskipun mereka tidak sama, akan tetapi mereka menghidangkan makanan paling lezat padanya, tahu kalau dia adalah orang Cina, mereka bahkan mencarikan koki yang bisa memasak masakan Cina.

Tahu mapo, west lake fish in gravy, mala xiangguo, masih ada begitu banyak makanan yang Yunita Li tidak tahu nama makanannya apa.

Mereka memperlakukan dia dengan sangat ramah memasukkan begitu banyak makanan ke dalam mangkuknya, sampai dia takut dia tidak bisa menghabiskannya.

Yang lebih menakutkan adalah, mereka melihatnya makan, wajah mereka juga tersenyum, Yunita Li kemudian menghabiskan semuanya, perutnya terasa sangat kekenyangan.

Pada akhirnya William Jing mengatakan: Sudahlah, kamu lihat kamu tidak bisa makan lagi, kita keluar jalan-jalan, melancarkan pencernaan.

Yunita Li segera menyetujuinya, dia sudah tidak sabar untuk meninggalkan tempat ini.

Dia kemudian mengikuti William Jing berjalan sampai lapangan rumput di luar rumah, Yunita Li melihat wajah pria itu terlihat tersenyum sumringah, sepertinya telah terjadi sesuatu yang sangat membahagiakan.

Ada apa? wanita itu bertanya: Mengapa kamu sebahagia ini?

William Jing merapatkan bibirnya tersenyum mengatakan: Tentu saja bahagia, bagaimana mungkin tidak bahagia, menurutmu, menikah itu rasanya seperti apa ya.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu