Seberapa Sulit Mencintai - Bab 315 Setekun Itu Demi Apa

Melihat Michelle Sun terus menerus memuntahkan darah, Royce Yan merasa sangat sedih.

Ia memeluknya dengan erat.

Mata William Jing memerah, melihat darah yang membanjiri baju dan celana Royce Yan, bahkan sampai ke rerumputan itu, rasanya ia hampir pingsan.

Ia berlutut di hadapan Michelle Sun dan meraung, “Michelle!”

Mata Michelle Sun menatap ke langit dan ia tersenyum, menunjuk ke langit, “Sangat biru... seperti saat aku pertama kali bertemu denganmu.”

Royce Yan bergegas menutupi lukanya dan berkata, “Jangan berbicara lagi, aku akan mencari seseorang untuk menyelamatkanmu.”

“Tak perlu.” Michelle Sun menggeleng, “Keadaan ini sudah sangat bagus, kau tak tahu, saat aku melihatmu bersama wanita lain, hatiku rasanya seperti diiris-iris.”

Michelle Sun memang benar-benar mencintai Royce Yan dengan tulus.

Cintanya sangat teguh dan keras kepala.

Tapi setelah melewati berbagai hal, barulah ia memahami, rupanya cintanya ini membelenggu orang lain, dan juga dirinya sendiri.

Setiap hari ia selalu berusaha membujuk dirinya sendiri untuk merelakannya, sudah ada Megan Zhao di sisi Royce Yan.

Tapi ia tetap tak bisa melupakan saat ia pertama kali bertemu Royce Yan.

Hanya dengan satu tatapan, ia jatuh cinta untuk selamanya.

“Aku masih ingat, pertama kali aku bertemu denganmu, kau sedang membelikan sesuatu untuk William Jing, apakah kau masih ingat? Hari itu aku marah, dan atas perintah William Jing, kau membelikan sebuah kue untukku, tapi aku melemparkannya ke wajahmu, kau dengan bercanda berkata padaku, lemparilah dirimu sekali lagi, agar aku bisa melampiaskan kemarahanku.”

Kata Michelle Sun sambil tersenyum, air mata mengalir di matanya.

Royce Yan tercekat, “Sudahlah, jangan berbicara lagi.”

“Biarkan aku berbicara.” Michelle Sun menggenggam tangannya, “Aku belum pernah bertemu seorang pria dengan senyum setulus itu, mungkin, jika saat itu kau marah dan membentakku, mungkin... aku tak akan jatuh cinta padamu.”

Royce Yan tiba-tiba menyadari, bahwa cinta sangatlah berharga.

Karena ia bukan hanya suatu perasaan, tapi kadang ia juga bisa menjadi senjata untuk melukai dan menyakiti orang.

Tapi kadang, kita tak bisa menghindarinya.

Royce Yan sangat jarang menunjukkan emosinya, ia menundukkan kepala dan berkata, “Kau mencintai orang yang salah, kau adalah seorang nona keluarga kaya dan terpandang, begitu banyak orang di dunia ini yang menyukaimu.”

“Aku tahu...” Michelle Sun tersenyum dengan wajah pucat, “Tapi mereka bukan engkau, kadang aku sangat iri pada Megan Zhao, aku selalu berpikir, kenapa ia bisa mendapatkan cintamu, kenapa kau tak bisa memberiku satu saja kesempatan? Kemudian... setelah aku keluar dari penjara, Harland Gu menemuiku dan menceritakan hubungan kalian, barulah aku menyadari...”

Kemudian, ia kembali memuntahkan darah, bajunya penuh noda darah.

Mata William Jing memerah, menggenggam tangan kanannya dan menangis dan meraung, “Sudahlah, jangan berbicara lagi, kumohon!”

Michelle Sun memejamkan matanya, menggeleng, bisa terlihat ia telah menghabiskan seluruh tenaganya.

“Aku... aku ingin berkata... aku takut ini sudah terlambat...” ia menatap Royce Yan, “Rian Zhou... jika... jika ada kehidupan selanjutnya, bisakah kau bersamaku?”

Royce Yan mengatupkan bibirnya, ia bergetar.

Ia tahu jawaban apa yang diinginkan Michelle Sun, tapi akhirnya, ia melontarkan kata itu. “Tidak.”

“Bajingan!” begitu mendengarnya, William Jing segera meninju Royce Yan.

Sebenarnya dengan kemampuan Royce Yan, ia bisa saja menghindar, tapi ia tidak menghindar dan menerima pukulan William Jing.

Royce Yan hanya mendengus dan mengusap darah di bibirnya.

William Jing mencengkeram bajunya, ini adalah pertama kalinya Yunita Li melihat William Jing semarah itu.

Ia mengira dengan watak William Jing, ia takkan pernah marah.

Tapi ia lupa, William Jing akan selalu memperlakukan Michelle Sun secara istimewa.

Melihat mulut Royce Yan berdarah, Megan Zhao terisak.

“Kau membohonginya kan? Kenapa kau harus bersikap sekejam ini?”

Royce Yan mengatupkan bibirnya, mendorong William Jing menjauh dan berkata dengan tenang, “Jika ada kehidupan selanjutnya, aku tak ingin ia terus menungguku, maka aku tak berbohong kepadanya.”

Michelle Sun tertawa kecil dan menggenggam baju Royce Yan, “Aku mengerti, kalau begitu... jaga dirimu baik-baik... di kehidupan selanjutnya... aku tak akan bertemu denganmu.”

“Michelle!” William Jing dengan panik memegang tangannya, William Jing yang tak pernah peduli pada apapun, kini meneteskan air mata.

Hal ini sangat mengejutkan Yunita Li.

Ia berdiri di sana, menatap William Jing yang sedang bersedih merengek seperti anak kecil, berlutut di sebelahnya dan memohon, “Kau selalu mengatakan kau mencintainya, tidakkah kau memikirkan perasaanku, Michelle, kau sangat kejam padaku.”

“William...” Michelle Sun berusaha keras membuka matanya, dengan wajah pucat ia tersenyum, “Aku tak pantas mendapatkan cintamu, ada seseorang... yang lebih membutuhkanmu daripada aku.”

Setelah berkata, ia perlahan menjulurkan tangannya, menunjuk Yunita Li yang berdiri tak jauh dari sana.

Saat itu, Yunita Li gemetaran dan terhuyung ke belakang.

William Jing menatap ke arah yang ditunjuknya dan melihat Yunita Li yang sedang terkejut.

Sebelum ia sempat mengatakan apapun, tangan Michelle Sun jatuh terkulai.

Royce Yan memeluknya dengan erat, dan berbisik di telinganya, “Ingat, namaku Royce Yan.”

Mata Michelle Sun perlahan memutih, ia bergumam, “Royce Yan... sungguh... sungguh indah.”

Dan saat terakhirnya dikelilingi oleh langit biru berawan.

Sama seperti siang hari saat ia pertama kali bertemu Royce Yan.

Langit biru berawan.

Royce Yan sedang mengenakan sebuah kaus murahan dan berdiri di hadapannya sambil memegang sebuah kue.

Ia tersenyum saat ia melemparkan kue itu sepotong demi sepotong ke wajahnya.

Saat itu, ia berpikir, bagaimana bisa ada orang yang tersenyum seindah itu.

Lalu, ia pergi mencari informasi, dan mengetahui bahwa ia bernama Rian Zhou.

“Rian Zhou...” ia selalu mengingat namanya.

Ia selalu berpikir, suatu hari, ia akan bertemu dengannya.

Maka untuk mencapai hal ini, setiap hari ia mendatangi William Jing.

Tapi Rian Zhou yang diingatnya, tak lagi tersenyum padanya seperti hari itu.

Ia selalu berdiri sendirian di sudut ruangan, entah sedang menatap ke kejauhan, atau sedang berlatih tinju sendirian.

Ia tak tahu kenapa ia begitu tekun.

Tapi kemudian, saat bersama-sama pulang ke negaranya dengannya.

Ia akhirnya mengerti, ia berusaha begitu keras selama ini, demi seorang wanita.

Dan wanita itu bernama.

Megan Zhao.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu