Seberapa Sulit Mencintai - Bab 283 Ucapan yang Dingin

Megan sama sekali tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada kaki Vera Yan.

Setelah kejadian kapan hari dengan Handoko, ia sudah tidak pernah berjumpa dengannya.

Mendengar kabar itu dari Royce, ia hanya bisa terkejut.

Kedua orang di rumah itu pun hanya bisa terdiam.

Selang tiga empat menit, Royce mulai berbicara memecah keheningan.

"Aku tidak bisa memenuhi syarat ketigamu. Kedua syarat lainnya akan aku pertimbangkan."

"Benarkah?" tangan Anthony masih memainkan kartu memori tersebut, acuh tak acuh : "Terserah kau, yang jelas aku sudah mengatakan tiga persyaratanku, kalau tidak bisa kau penuhi, tidak tahu kapan video ini bisa tersebar."

Anthony sekarang sudah bisa mengetahui kelemahan Royce.

Ia bisa merasakan, sepertinya Royce masih sedikitnya menanggapnya sebagai keluarga. Tetapi ia juga bisa merasakan sedikit perasaan bersalah dari Royce?

Yang jelas Anthony merasa, Royce tidak akan melakukan apapun pada dirinya.

Karena itulah Anthony berani mengancamnya.

Putung rokok di tangan Royce sudah terbakar habis, hingga tanpa sadar sedikit membakar jemarinya. Merasakan itu ia baru tersadar dan membuang rokok itu ke tong sampah : "Begini, beri aku satu hari untuk mempertimbangkan semuanya."

"Baiklah." jawab Anthony tanpa memaksa Royce memutuskan pilihannya saat itu juga.

Sampai saat Royce berbalik berjalan ke arah pintu, ia baru menyadari Megan sedang berdiri di atas anak tangga.

Pendengaran Megan sangat tajam. Ia tahu Royce sedang berdiri di hadapannya. Ia pun tersenyum padanya.

Senyumannya itu sangat hangat.

Megan sangat familiar dengan tempat tinggal Keluarga Xu itu. Tanpa perlu melihat pun ia langsung berjalan masuk.

Tidak menyangka bahwa Megan akan datang, Anthony hanya bisa terkejut melihatnya.

Entah karena peristiwa kemarin, Anthony tidak berani menatap mata Megan.

"Anthony." panggil Megan datar.

Tiba-tiba ia tersenyum kecil, "Sebarkan saja video itu. Aku tidak peduli."

Mendengar itu Anthony hanya bisa terdiam. Ia menatap Megan terkejut, berusaha mencari sedikit keraguan.

Tetapi ia terlihat sangat tenang.

Royce menggenggam tangannya dan bergumam : "Jangan meggantikanku melakukan pilihan. Ini tidak ada hubungannya denganmu."

"Bagaimana bisa tidak ada hubungannya denganku?" Megan menepis tangan Royce : "Dia mau mengambil anakku, bagaimana tidak ada hubungannya denganku?"

Megan tahu, walaupun Royce membenci Vera, tetapi ia tetaplah ibunya.

Hal seperti mengorbankan ibu sendiri hanya demi seorang wanita tidak mungkin tega dilakukan oleh Royce Yan.

Sudah jelas ini adalah sebuah jebakan.

Rencana Anthony kali ini memang sudah sangat keterlaluan.

Jadi ia dan Royce hanya akan bisa lepas dari ancaman Anthony jika mereka tidak menuruti permintaannya.

"Beri aku satu hari untuk mempertimbangkannya." Royce menarik tangan Megan untuk berjalan pergi.

Tetapi Megan malah tidak menurutinya. Ia menepis tangannya lagi dan lanjur berbicara : "Permintaanmu tidak akan kami turuti. Kalau kau ingin menyebarkannya, sebarkan saja. Percuma saja aku memberitahumu. Kau adalah pengacara, tetapi Gerwin adalah anakmu sendiri. Kalau ia suatu hari nanti mengetahui bahwa kau tega melakukan ini pada ibunya, dia pasti tidak akan memaafkanmu."

Watak Anthony sudah berubah semenjak ia berada di penjara.

Aneh. Penyendiri. Penuh kegelapan.

Ia sudah bukan Anthony yang dulu. Mendengar perkataan Megan itu ia malah merasa marah. Ia meraih gelas yang ada di atas meja dan melemparkannya ke depan.

Ia sebenarnya menargetkan ke arah Royce, tetapi Megan maju menghadang dan gelas itu pun mengenai dahinya.

Terdengar suara benturan yang sangat keras. Dahinya pun mulai mengalir sedikir darah.

Royce pun maju dengan tegap, ia menatap wajah Megan yang penuh darah sebelum akhirnya melindunginya di belakang tubuhnya. "Anthony, terserah aa yang mau kau lakukan. Tetapi jangan menyakiti wanita yang dulu pernah kau cintai."

Anthony tercengang. Melihat darah Megan yang mengalir ia pun mulai panik.

Anehnya, Megan seharusnya jelas-jelas bisa menghindari hantaman itu. Tetapi ia juga tidak sengaja, awalnya ingin mengarahkan itu kepada Royce, tetapi posisi mereka tadi memang tidak memungkinkan.

Jadi sebenarnya Megan tidak perlu melindungi Royce.

"A-aku tidak sengaja." Anthony berjalan maju, ingin melihat keadaan luka Megan, tetapi malah dihadang oleh Royce.

"Anthony, kalau bukan karena mengingat-ingat hubungan kita di masa lalu, aku pasti sudah tidak akan membiarkanmu keluar dari rumah ini."

Tatapan mata Royce sangat dingin, memancarkan aura yang menakutkan.

Anthony sedikit ketakutan dan mundur selangkah, "Apa yang terjadi padanya? Kenapa ia tidak menghindar?"

"Aku kehilangan pengelihatanku." balas Megan datar. "Jadi terserah kau, Anthony. Kalau kau memang tega melakukan semua itu, aku tidak takut. Sebarkan saja video itu, tidak masalah bagitu. Tetapi jangan ancam siapa pun lagi."

Royce merasa kasihan melihat Megan yang seperti ini. Ia sangat ingin memeluknya.

Tetapi mengikuti kemauan Anthony begitu saja.

Terlalu beresiko.

"Beri aku waktu satu hari. Aku akan memberi balasan."

Setelah berkata demikian, Royce langsung menarik tangan Megan dan berjalan keluar.

Megan berusaha melepaskan dirinya, tetapi Royce terlalu kuat, membuatnya kesulitan untuk melawan.

Royce menyeretnya ke dalam mobil dengan dingin.

Kedua orang tersebut terdiam, sebelum akhirnya Megan membuka mulutnya dan berkata : "Gerwin adalah anakku dan Anthony. Aku punya hak untuk melakukan pilihan ini. Jangan melakukan ini untukku."

"Kau pikir hanya milikmu saja?" balas Royce meraih kepala Megan dan menatap ke mata gelapnya. "Anak itu bukan hanya anakmu seorang. Ini bukan pilihanmu seorang."

Megan tertawa : "Lalu apa maumu? Apakah kau tega membawa ibumu kemari, berlutut di kaki Anthony? Walaupun kau membencinya, tetapi aku tahu di dalam hatimu kau terus mengharapkan kasih ibumu."

Perkataan itu terdengar sangat aneh.

Megan adalah orang yang blak-blakan, tapi terkadang sangatlah bodoh.

Tetapi perkataannya saat itu sangat menyentuh hati Royce.

Mengharapkan kasih ibu...

Tidak ada yang pernah mengatakan itu padanya.

"Royce, sungguh, hal ini sama sekali tidak ada hubungannya denganmu. Anthony hanya ingin balas dendam padaku saja. Kau tidak perlu ikut campur masalahku. Biar aku saja yang melakukan pilihan ini.

"Kau tidak perlu melakukan ini!" Royce menyengir, sebelum menariknya mendekat dan mencium bibirnya.

Ciumannya sangat bergairah, tetapi membuatnya sedikit kesakitan.

Megan berusaha melawan, tetapi sia-sia.

Dan samar-samar ia bisa mendengar Royce berbisik di telinganya :"Masalahmu bukan hanya milikmu saja. Biarkan aku membantumu, karena kau adalah milikku."

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu