Seberapa Sulit Mencintai - Bab 212 Marah

Royce Yan memang pernah berkata seperti itu, tapi hingga saat ini, Royce Yan belum pernah mengatakan ia hendak menikahinya.

Walaupun mereka telah merasa mantap satu sama lain.

Bahkan... meski mereka berdua telah bercerai.

Tapi, sejak dulu ia tak pernah mengatakan mereka akan menikah.

Michelle Sun jelas melihat punggung Megan Zhao menjadi kaku.

Ia menghembuskan asap rokoknya, mengusap bibirnya, tersenyum, dan berkata, “Ia pasti tak berani menikahimu, seorang wanita yang pernah dipenjara, seorang wanita yang pernah menjalin hubungan dengan keponakannya, dan juga telah memiliki anak, menurutmu, pria mana yang akan menerima semua ini dengan lapang dada? Yang ia cintai hanyalah tubuhmu, untuk bermain setiap hari, tapi jika menyuruhnya menikahimu, jangan harap.”

“Setidaknya masih lebih baik darimu, setidaknya ia masih tertarik pada tubuhku, sedangkan kau, ia bahkan tak tertarik sama sekali pada tubuhmu.”

Ekspresi Michelle Sun menjadi masam, ia memegang rokoknya dan menatap Megan Zhao dengan dingin.

Tapi dengan segera ia kembali tersenyum dan berkata dengan angkuh, “Ah, aku lupa, sekarang kau seorang dokter, Dokter Zhao, menurutmu kehamilanku ini, anak laki-laki atau perempuan?”

“Sedang hamil sebaiknya kurangi merokok dan kurangi berdandan.”

Megan Zhao bisa mendengar nada sarkastik dalam perkataan Michelle Sun, suasana di koridor menjadi sangat tegang, ia pasti sudah melihatnya, maka bisa berkata seperti ini.

Senyum Michelle Sun merekah, “Tapi Dokter Zhao, kulihat kau saat ini sedang panik, kenapa, apakah seseorang yang pernah dipenjara telah membunuh seseorang?”

“Hari ini sepertinya kau lupa menggosok gigi sebelum pergi.” Kata Megan Zhao sambil tersenyum juga, “Mulutmu sangat bau.”

“Saat ini aku sedang mengandung anak Anthony Xu, oh ya aku lupa mengatakan padamu, anakmu sangatlah lucu.”

Setelah mengatakannya, Michelle Sun tertawa lalu berbalik pergi.

Megan Zhao mengepalkan telapak tangannya.

Anaknya, cepat atau lambat, ia akan mendapatkannya kembali.

Di hari yang sama saat Megan Zhao diskors, masalah itu juga telah diajukan ke polisi. Dan jika benar terbukti Megan Zhao terlibat malpraktek dalam diagnosa dan pemberian resep, mungkin ia akan menerima hukuman lagi.

Selama investigasi berlangsung, Megan Zhao hanya bisa mengurung diri di apartemennya, tak bisa pergi kemana-mana.

Begitu ia keluar, ia pasti mendengar orang-orang menggunjingkannya.

Di apartemen ini juga banyak orang yang mengenalnya.

Seringkali saat ia keluar, ia dipukuli oleh orang-orang.

Tapi ia tak mengerti, pasien itu jelas-jelas hanya demam, maka ia meresepkan obat penurun demam, bagaimana mungkin bisa membunuhnya?

Ia berbaring di ranjang, pikirannya dipenuhi bayangan pasien yang tergeletak tak bernyawa di lantai itu.

Sungguh menyedihkan, ia bisa meninggal seperti itu.

Pantas saja saat itu Harland Gu berkata, saat menjadi seorang dokter, hal lain tidaklah penting, yang terpenting adalah bertanggungjawab dan berhati-hati.

Ia menghembuskan nafas panjang.

Saat ini, pintunya tiba-tiba diketuk dari luar.

Dulu, tetangga seberangnya juga pernah mengetok pintunya, dan hasilnya, bagian luar pintunya dipenuhi lumpur.

Menghabiskan banyak tenaga baginya untuk membersihkannya.

Kali ini, apakah ia akan mencari masalah lagi?

Ia mengusap-usap keningnya, dan tak berniat untuk membukakan pintu.

Dan orang di depan pintu itu terus mengetuk tak henti-henti.

Suaranya sangat mengganggu Megan Zhao, maka akhirnya ia bangkit dan membuka pintu.

Ia mengira ia adalah tetangganya yang lagi-lagi ingin mengerjainya.

Tapi ternyata, ia melihat Royce Yan yang sedang bersandar di mulut pintu, dan tangannya masih dalam posisi hendak mengetuk pintu.

“Bagaimana kau bisa tahu aku tinggal disini?”

“Aku mencari tahu, tidak sulit, kan?”

Megan Zhao menggumam ‘oh’ lalu berkata, “Pintu ini pernah dilumuri lumpur.”

Royce Yan tertegun, perlahan ia menegakkan tubuhnya dan dengan wajah suram berkata, “Aku mandi dulu kalau begitu.”

Megan Zhao tersenyum dan membiarkan Royce Yan masuk.

Dari dalam kamar mandi terdengar suara gemericik air dari Royce Yan yang sedang mandi.

Megan Zhao duduk melamun di ruang tamu.

Sekitar 10 menit kemudian, Royce Yan keluar dengan tubuh terlilit handuk dan menjentikkan jarinya di hadapan Megan Zhao.

“Melamunkan apa.”

Megan Zhao segera tersadar dari lamunannya dan menatap Royce Yan.

Tubuhnya yang kokoh hanya terbungkus handuk, dan tetes air membasahi wajah tampannya, membuat orang yang melihatnya terpana.

Ia tersenyum dan menurunkan pandangannya, menatap kakinya.

“Masih sakitkah?” tanyanya sambil menatap kakinya yang kehilangan 2 jari kaki.

Royce Yan tertegun, lalu tanpa mengatakan apapun mengenakan sebelah sepatunya dan mengganti topik pembicaraan, “Suasana hatimu sangat murung, ya.”

Megan Zhao merasa hidungnya berair.

Ia tak masalah digunjingkan banyak orang, dituduh dan dibentak, tapi ia tak tega mendengar Royce Yan merasa prihatin seperti ini.

Ia berjalan menghampirinya dan memeluk pinggangnya, meringkuk bagaikan seekor anak kucing.

“Royce, aku ini tak berguna, aku selalu membuatmu merasa malu.”

Royce Yan menyentuh wajahnya, “Kenapa menangis, hanya masalah kecil seperti ini saja menangis.”

“Itu adalah nyawa seseorang...” Megan Zhao menengadah menatap Royce Yan, “Sepertinya aku... tidak seharusnya menjadi dokter.”

“Siapa bilang.” Kata Royce Yan sambil tersenyum, “Aku merasa, saat kau memakai jubah dokter, kau membuatku berfantasi liar.”

Megan Zhao tertawa terbahak-bahak.

Ia tahu Royce Yan sedang menggodanya agar ia merasa gembira, tapi semakin begini, ia merasa semakin sedih.

Ia berjongkok, lalu mendongak dan berkata, “Akan kuperiksa kakimu.”

“Tidak perlu melihatnya, sungguh buruk rupa.” Royce Yan agak menghindar.

“Jika kau tak mengijinkanku melihatnya, kedepannya jangan meniduriku lagi.” Ia memalingkan kepalanya, berpura-pura marah.

Royce Yan menatapnya lekat-lekat, lalu melepaskan sepatunya.

Kedua jari kakinya hilang, tapi seiring berjalannya waktu, bekas lukanya telah memudar dan hanya tampak samar-samar.

Ia merasa tercekat, dan mengulurkan tangan dan merabanya dengan lembut, “Pasti sakit sekali...”

“Tidak.” Jawabnya singkat.

Megan Zhao tiba-tiba berdiri lalu mencium Royce Yan.

Air matanya menetes keluar.

“Maaf, aku selalu merepotkanmu, dan... salah paham terhadapmu.”

Royce Yan membalas ciumannya dengan ganas.

Sementara Megan Zhao dengan ekspresi yang tak dapat dijelaskan meraih handuknya.

Tak ayal, Royce Yan tersenyum dan memegangi tangan mungilnya, “Aku tidak mau, kau sedang sakit, hari ini tidak perlu.”

Perkataan Royce Yan membuat wajah Megan Zhao memerah.

Dengan ia mengatakan ini, seolah ia sangat menginginkannya...

Tapi... ia memang menginginkannya.

Setiap Royce Yan berdiri di hadapannya, ia bagaikan candu berjalan baginya, begitu melihatnya, ia tak bisa menahan diri...

Melihatnya tak mau, Megan Zhao hanya bisa memohon, ia berusaha keras untuk menyentuh tubuh Royce Yan.

Tatapan mata Royce Yan menjadi dalam.

Royce Yan merendahkan suaranya, “Tunggu tamumu pergi, nanti kujamin kau takkan bisa keluar dari ranjang.”

Megan Zhao tertegun dan tersentak, “Bagaimana kau tahu... aku sedang datang bulan.”

Ia berbisik di telinganya dengan suara seksi, “Bahkan sudah hari keberapa pun, aku tahu.”

Megan Zhao mengatupkan bibirnya, dan dengan agak marah ia berseru, “Tak tahu malu.”

“Huh.” Royce Yan mengibaskan rambutnya, “Siapa yang tak tahu malu terus-terusan menyentuhku.”

“Anak anjing.” Ia memeluk sebuah bantal, dan dengan kesal memalingkan wajahnya.

“Oh, seekor anjing betina.” Kata Royce Yan sambil tersenyum.

Megan Zhao melemparkan bantal ke arahnya, tapi Royce Yan menangkapnya.

“Anjing betina sedang marah.”

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu