Seberapa Sulit Mencintai - Bab 387 Halo

Royce Yan tertegun sejenak dan mengangguk. Lalu ia berjalan ke depan meja, menatap brankas yang telah dibuka dan berkata, “Sebenarnya, hal ini akupun dilema, aku ingin memberitahumu tetapi juga tidak. Selama beberapa tahun aku menghilang, aku memikirkan ratusan cara untuk memberitahumu, namun tidak ada satupun yang cocok menurutku.”

“Royce......” Mendengar kesedihan dalam perkataan Megan Zhao, ia menghampirinya dan menatap matanya, “Apakah kamu ingat, bagaimana akhiran dari cerita dalam buku dongeng yang kita baca terakhir kali?”

Royce Yan telah membeli terlalu banyak buku, sehingga ia pun tidak tahu cerita mana yang dimaksud oleh Megan Zhao.

Ia menggelengkan kepalanya.

“Cinta itu setara, hanya dengan kesetaraan, barulah bisa saling mencintai. Royce Yan, di antara kita tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, karena cinta kita adalah setara, dan hanya kitalah yang dapat bersama.” Megan Zhao melanjutkan, “Setelah aku keluar dari penjara, kamu mengatakan begitu banyak padaku, bukankah karena takut aku akan menjadi pesimis? Namun sekarang, kenapa kamu tidak bisa memahaminya? Apakah karena kamu tahu bahwa aku tidak mampu membujukmu?”

“Bukan.” Royce Yan menggelengkan kepalanya, “Aku paham, tetapi Megan, apakah kamu tahu? Di dunia ini yang paling menakutkan adalah realitas. Kamu mengetahuinya, namun tidak bisa melangkah melewatinya. Bagiku, ini adalah siksaan.”

“Kalau begitu, kita berjuang untuk melangkahinya bersama!” Megan Zhao memegang tangannya, “Aku akan menemanimu!”

Sudut bibir Royce Yan terangkat, namun tidak mengatakan apa-apa.

Dalam hati Megan Zhao pun ia mengerti bahwa Royce Yan terlalu transparan dalam memandang masalah, tetapi begitu perhatiannya terpusat ke satu titik, tidak ada yang bisa membujuknya.

Pada akhirnya, Royce Yan pun tidak pergi, melainkan mengurus dokumen di dalam rumah.

Megan Zhao juga terus belajar kedokteran, semuanya seolah-olah kembali pada ketenangan semula. Hanya saja di bawah ketenangan ini, terdapat retakan yang tak berani mereka sentuh.

Royce Yan tidak sepertinya dulu setiap hari menempelkan dirinya dengan Megan Zhao, perhatian ini perhatian itu. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerja. Dibanding dengan suami, ia lebih cocok dikatakan sebagai ayah yang baik.

Perhatiannya pada kedua anak juga lebih banyak dibanding dengan Megan Zhao.

Cuaca mulai berubah hangat dan memasuki musim semi.

Pada hari ini, Megan Zhao menemui beberapa kesulitan dan bersiap untuk menanyakannya kepada Harland Gu di rumah sakit.

Ketika ia membuka pintu melangkah keluar, Ririn Yan memeluknya dari belakang dan berkata, “Mama mau ke mana?”

Megan Zhao menoleh dan melihat bahwa Royce Yan berdiri di lantai dua, tidak tahu sedang menelepon kepada siapa dengan tampang yang serius. Beberapa hari ini, Royce Yan tidak dapat beristirahat dengan baik. Sering kali Megan Zhao yang bangun di malam hari melihat lampu ruang kerja masih menyala terang.

Megan Zhao menggendong Ririn Yan dan berbisik padanya, “Mama keluar sebentar, kamu dan papa dirumah baik-baik ya, jangan ganggu papa, mengerti?”

Ririn Yan berpikir sejenak dan mengangguk serius, “Baik, Ririn tidak akan nakal.”

Megan Zhao tersenyum kecil. Setelah mencium pipinya, ia menurunkannya dan pergi.

Saat pintu tertutup, senyum di wajahnya langsung memudar.

Beberapa hari ini, Royce Yan jarang berbicara dengannya, kalaupun berbicara, semuanya mengenai perihal anak.

Sikap Royce Yan padanya semakin dingin.

Dikatakan dingin, lebih tepatnya ia takut untuk berinteraksi dengannya.

Megan Zhao menghela napas panjang, lalu pergi ke City Hospital.

Tak disangka begitu ia tiba, ia melihat Harry Zhao berjalan menyangga pada Lucy Wu.

Selama ini Lucy Wu berada di Departemen Kejiwaan. Setelah terakhir kali Handoko Li berbuat onar, Royce Yan mengutus orang untuk menanganinya dan menambah orang untuk melindungi Lucy Wu dan Harry Zhao.

Harry Zhao tidak tahu cara menggunakan ponsel, namun Royce Yan tetap memberikannya satu dan mengajarkan cara penggunaannya, cara untuk mengirim pesan kepada Megan Zhao.

Semua ini baru diketahui oleh Megan Zhao setelah menanyakannya.

Di tengah itu, Harry Zhao selau mengirimkan pesan kepada Megan Zhao, sebagian besar membicarakan tentang Lucy Wu.

Bahwa Lucy Wu sudah membaik, sudah bisa mengenalinya, sudah bisa berkomunikasi dengan orang-orang......

Berdiri tak jauh dari mereka, melihat mereka berjalan saling menopang, sambil bercanda tawa, sungguh membuat orang iri hati.

Ketika menempuh separuh baya, siapa yang tidak ingin menikmati hari tuanya bersama seseorang yang disayangi?

Tidak tahu mengapa, tiba-tiba Megan Zhao merasa begini juga sudah baik.

Jika Lucy Wu mengingat semuanya, ia pasti tidak akan bersama dengan Harry Zhao.

Megan Zhao tidak menghampiri untuk menyapa mereka. Ia merasa tidak ada keperluan untuk merusak keharmonisan mereka dan langsung berjalan ke lantai atas.

Tidak tahu apakah kebetulan, ketika pintu lift terbuka, yang berdiri di dalam adalah Anthony Xu yang sudah lama tidak terlihat.

Mereka bertatapan sejenak, kemudian Anthony Xu menelan ludah dan memanggil, “Bibi.”

Mendengar kata ‘bibi’, Megan Zhao pun tidak tahu apa yang dia rasakan dan mengangguk, “Sudah lama tidak berjumpa.”

“Sudah lama tidak berjumpa.” Anthony Xu pun memiringkan badan untuk membiarkan Megan Zhao masuk, “Apakah kamu ingin ke lantai atas?”

“Kamu ke rumah sakit?”

Anthony Xu mengulurkan tangannya menampakkan pergelangannya, “Memeriksakan tanganku, kata dokter jika melakukan rehabilitasi, maka akan pulih.

Megan Zhao melihat tangannya dan tahu bahwa tangannya sudah lama begitu sejak ia melompat dari gedung tinggi. Mendengar bahwa tangannya bisa pulih kembali, ia berkata dengan bergairah, “Bagus sekali jika begitu, kamu dapat kembali menulis dan menggambar.”

Anthony Xu menatap pada senyumnya yang tulus, sama seperti waktu itu di sekolah.

Dia masih ingat bahwa dia menyukai Megan Zhao pada suatu sore hari. Ia membawa peralatan melukisnya pergi ke Danau Newmoon di sekolah untuk mencari inspirasi, di samping danau itu berdirilah Megan Zhao.

Saat itu ia mengenakan baju putih dan rok pendek, tinggi ramping, dan rambutnya berkibar pelan tertiup angin.

Seharusnya melukis pemandangan di sekitar danau, namun sore hari itu, ia justru melukis Megan Zhao.

Lukisan itu, akhirnya ia hancurkan setelah mereka bercerai.

Memikirkannya saat ini, takdir benar-benar mempermainkan orang.

Tepat ketika pintu lift hendak menutup rapat, terdengar suara dari luar, “Tunggu, masih ada orang yang mau masuk!”

Anthony Xu bergegas menekan tombol buka pintu, namun sudah tidak sempat, belakang kaki gadis yang berlari tergesa-gesa itu terjepit oleh pintu. Ia berteriak dan terjatuh ke arah Anthony Xu.

Melihatnya terjatuh, Anthony Xu langsung mengulurkan tangan menahannya.

Gadis itu tepat terjatuh ke dalam pelukan Anthony Xu.

Ia pun panik dan segera meminta maaf, “Maaf, maaf.”

Anthony Xu tersenyum padanya, “Tidak apa-apa.”

Lift bergerak perlahan ke atas, setelah sampai pada tingkatan Harland Gu, Megan Zhao pun berjalan keluar, meninggalkan gadis itu dan Anthony Xu.

Gadis itu mengamatinya dan berkata, “Maaf sekali tadi, apakah kamu terluka?”

“Tidak.” Anthony Xu tersenyum anggun, bagaikan angin di musim semi, menghangatkan hati orang.

“Baguslah kalau begitu.” Senyuman gadis itu juga sangat lembut dan ia mengulurkan tangannya pada Anthony Xu, “Halo, namaku Christy Mu, bisakah kita berteman?”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu