Seberapa Sulit Mencintai - Bab 264 Aku Tidak Pergi

Anthony langsung mendorong Royce, ia mengalihkan pandangannya dan menarik kerah bajunya sendiri, katanya, "Daripada mendengar kau mengkhayal di sini, Megan, bersiap-siaplah, kita akan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibu."

Lucy masih berada di rumah sakit jiwa, belakangan ini kondisinya lumayan stabil, saat ia melihat Megan, ia masih bisa mengenalinya.

Megan melihat ke arah Royce, lalu melihat Anthony dan menganggukkan kepalanya, "Oh, baiklah."

Setelah itu, Megan pun menggendong Gerwin dan Cole berjalan keluar.

Saat ia melewati Royce, dengan pelan ia berkata, "Royce, kau pergi saja."

Royce memegang tangan Megan, namun Megan tak tahu harus berbuat apa, ia hanya bisa melepaskannya dan segera berjalan pergi dari sana.

Ia tak berani menoleh ke belakang untuk melihat ekspresi wajah Royce, ia juga tidak berani membayangkan bagaimana perasaan Royce sekarang, saat ini, ia hanya ingin agar Royce bisa hidup lebih baik, jangan sampai Royce hidup susah karenanya.

Melihat sinar matahari yang cerah di luar, Megan pun berjanji pada dirinya sendiri agar dirinya bisa mendapatkan harga dan bisnis Keluarga Xu dan ia berikan pada Royce, meskipun ia tahu, ini semua sungguh tak adil bagi Anthony.

Mereka pun naik mobil dan menuju ke rumah sakit.

Keadaan Lucy lumayan baik, ia sangat tenang di dalam kamarnya sendiri, namun saat ia melihat Anthony, ia berubah menjadi sangat ketakutan dan bersembunyi di belakang tubuh Megan, dengan gemetaran ia berkata, "Mega, cepat lari, Mega, cepat lari......"

Lucy menderita sakit jiwa, tak akan ada orang yang menganggap serius ucapannya.

Megan hanya menepuk-nepuk punggung Lucy dengan pelan dan berkata, "Ibu, ini Anthony, jangan takut......"

"Mega, cepat lari!" Lucy menarik-narik tangan Megan, "Cepat, cepat lari."

Entah kenapa, Lucy tiba-tiba berubah panik seperti itu.

Jelas-jelas belakangan ini kondisinya sudah membaik.

Megan pun melirik ke arah Anthony untuk melihat ekspresi wajahnya, ia pun melihat Anthony sedang menyipitkan matanya, matanya itu terlihat sangat menakutkan.

Megan yang terkejut itu pun segera tersenyum dan berkata, "Ibu sekarang sudah tidak tahu apa-apa, ia tak bisa mengenali siapa pun, perkataannya jangan kau masukkan ke dalam hati ya."

Anthony tersenyum, lalu tiba-tiba memegang tangan Lucy sambil berkata, "Ibu, jangan takut, aku Anthony Xu, kalau ada yang tidak nyaman atau sakit, katakan saja padaku, aku pasti akan merawatmu dengan baik."

Tubuh Lucy gemetaran, ia melangkah mundur dengan sangat ketakutan.

Melihat rupanya itu, Megan pun merasa ada yang tidak beres, ia segera melepaskan tangan Anthony dan berkata, "Sudah, sudah, Ibu mau istirahat, begini saja dulu."

Mata Anthony terus menatap Lucy, lalu tersenyum, tingkahnya itu sangat aneh.

Megan tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata.

Mungkin hanya salah sangka saja, begitu kata Megan dalam hati.

Setelah keluar dari kamar Lucy, Cole merengek minta ke kamar mandi, Megan pun menyuruh Anthony dan Gerwin untuk menunggu mereka di mobil terlebih dahulu, ia membawa Cole ke kamar mandi di lantai atas.

Kebetulan sekali, saat ia sedang berjalan naik ke atas, tiba-tiba ada seseorang yang menabrak pundak Megan, lalu memberinya sepucuk kertas ke tangannya.

Baru saja Megan hendak memanggil orang itu, namun orang itu malah merendahkan topinya dan segera pergi dari sana.

"Mama, apa ini." tanya Cole yang melihat kertas di genggaman tangan Megan itu dengan polosnya.

Megan mengerutkan keningnya, lalu berkata pada Cole yang ada di dekapannya, "Ini rahasia ya, Cole tidak boleh mengatakannya pada orang lain, mengerti?"

Cole pun mengangguk-anggukkan kepalanya.

Megan segera berjalan ke sudut lorong, setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, ia pun membuka kertas itu.

Isi kertas itu adalah sebuah kalimat yang sangat mengejutkan.

"Bantu aku, pelakunya adalah Anthony Xu, bantu aku, setelah aku keluar dari penjara, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu Rian bangkit dan sukses kembali."

Ini pesan dari Michelle Sun!

Megan meremas kertas itu dengan sekuat tenaga di tangannya, jantungnya berdebar sangat kencang.

Bola matanya terus berputar tanpa henti, hatinya merasa sangat tidak tenang.

Akhirnya ia pun mengerti bagaimana perasaan Lucy saat ia berada di kamar tadi.

Perasaan seperti disambut oleh kematian yang sangat menyeramkan.

Megan pun segera menggendong Cole dan mencari Ricky Chen.

Ricky sekarang ini adalah dokter utama Harland Gu.

Saat Megan sampai ke kantornya, ia sedang menyelesaikan laporan pasiennya, setelah melihat Megan yang tiba-tiba masuk ke kantornya, ia pun berpura-pura tidak melihatnya dan melanjutkan pekerjaannya sendiri.

"Dokter Chen, aku ingin bertanya, kapan Kepala Rumah Sakit Gu akan sadarkan diri!"

Sekarang ini, hanya Harland lah yang tahu akan kebenarannya, syal yang berada di tempat kejadian itu juga.

Sebenarnya Megan ingin mempercayai ucapan Michelle.

Kalau bukan karena tidak ada pilihan lain, tentu saja Michelle bisa mencari seorang pengacara untuk membantunya menyelesaikan persidangannya, tapi ia malah memilih untuk meminta bantuan pada Megan.

Mungkin karena Michelle mengerti, hanya Megan seorang lah yang bisa menghentikan perbuatan gila Anthony.

Ricky pun membalasnya tanpa melihatnya sedikit pun, "Luka Kepala Rumah Sakit sangat parah, kemarin malam saja ada orang yang berusaha untuk mencabut oksigennya, kalau suster tidak segera datang, ia pasti sudah meninggal."

"Kemarin malam?" Megan terkejut bukan kepalang!

Kemarin malam, setelah Anthony pergi karena Royce, ia pergi meninggalkan rumah dan baru pulang tengah malam!

Megan merasa matanya terus kedutan, dengan panik ia memegang tangan Ricky dan bertanya, "Apa dia akan mati? Apa dia bisa bangun kembali?"

Ricky pun segera melepaskan tangan Megan itu, dengan dingin ia berkata, "Apa hubungannya denganmu? Lagipula, kasus Kepala Rumah Sakit ini sangat rumit, kepalanya dipukul beberapa kali oleh seseorang, senjatanya juga tidak ditemukan, mungkin ia dipukul dengan asbak atau benda keras lainnya, kata polisi, asbak di dalam kantornya menghilang, pikirlah sendiri, setelah seseorang dipukul habis-habisan kepalanya dengan benda keras seperti itu, apa ia akan bangun dengan mudahnya?"

Perkataan Ricky ini sangat tidak enak didengar, namun memang itulah kenyataannya.

Megan yang panik itu pun terpental ke belakang beberapa langkah, tak bisa berkata apa-apa.

Ricky melihat ke arahnya, rasanya ada yang tidak beres, oleh karena itu ia bertanya, "Apa kau tahu sesuatu?"

Megan bergumam sendiri, "Asbak? Asbak......"

Lalu, Megan pun segera berlari keluar dengan panik.

Ricky pun mengerutkan keningnya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat bayangan wanita itu.

Megan menggendong Cole turun ke bawah.

Dan langsung melihat mobil Anthony yang berhenti di depan pintu.

Dari kaca jendela mobil ia melihat Anthony yang duduk di dalam mobil, wajahnya terlihat sangat suram.

Megan yang menggendong Cole itu pun berjalan perlahan-lahan ke arah mobil, setelah membuka pintunya dan masuk ke dalam, Anthony bertanya, "Kenapa lama sekali?"

Megan melihat ke depan, lalu tersenyum pada Anthony dan berkata, "Siang ini makan di rumah saja, ayo kita pergi ke pasar untuk beli bahan-bahannya, kurasa belakangan ini kau juga mulai merokok, sekalian kita beli asbak juga."

"Tidak usah, di rumah ada asbak."

Megan terkejut, "Kalau begitu kita pergi pasar, nanti aku masakkan makan siang untukmu."

Anthony tercengang, ia melihat Megan, lalu tersenyum senang, "Kau masak untukku?"

"Iya."

Senyuman Anthony sekarang ini sungguh sangat sopan, sama persis seperti Anthony yang Megan kenal semasa kuliah dulu.

Kalau pelakunya bukan Anthony......

Megan merasa sangat tidak tenang, setelah ia pergi ke pasar bersama dengan Anthony, ia pun pulang ke rumah.

Royce tetap tidak pergi dari sana, ia sudah menganggap rumah ini seperti rumahnya sendiri, ia duduk di atas sofa sambil menonton televisi, ia juga mengeluarkan semua makanan yang ada di dalam kulkas dan memakannya sambil menonton.

Begitu melihat mereka pulang, ia pun tersenyum dan berkata, "Sini, anak-anak, Paman Besar punya makanan."

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu