Seberapa Sulit Mencintai - Bab 327 Ingin Bercerai Dengan Aku

William tidak pernah tahu, ternyata hubungan Yunita dengan Sonny, sangat mudah juga sangat rumit.

William mengerutkan dahi, saat dia melihat Yunita pergi ke Jing State mencari Megan, sampai kehilangan di Jing State.

Informasinya tertulis sangat rinci, Yunita demi bisa hidup, pernah makan sampah, tidur di jalanan, sampai tidak bisa tahan lagi baru ke hotel mencuri makan dan ketahuan oleh orang.

Kemudian di dalam hotel itu bertemu dengan Sonny.

Sonny menolong dia, setelah itu dia menjadi kekasih Sonny.

Tahun itu Yunita berumur 18 tahun.

Di dalam berkas ini masih ada beberapa foto, foto ini difotoi oleh orang jalanan.

Dia melihat Yunita berjongkok di jalanan memakan makanan dari dalam tong sampah.

Tampaknya saat itu dengan sekarang, sangat berbeda jauh.

Dia terus membaca, melihat Yunita melakukan hal yang merendahkan diri demi mempertahankan hubungan dengan Sonny, bahkan dari kata-kata ini dia seolah-olah bisa merasakan Yunita begitu merendahkan dirinya.

Karena dia diusir oleh Ibu Bai dan Ayah Bai, jadi dia memutuskan meninggalkan Jing State untuk belajar keluar negri dan membuka usaha.

Seperti perkataan Ibu Bai di dalam telepon, mungkin hal semacam ini, Ibu Bai sering lakukan pada Yunita.

Tapi yang membuat dia aneh adalah, meskipun Yunita sudah terbiasa, tapi tidak akan sangat tenang.

Yunita......apa yang pernah kamu alami, sehingga membuat kamu melihat rendah diri sendiri.

William menutup berkas ini.

Karena sudah berlalu lama, masalah Yunita tidak bisa diselidiki jelas lagi, tapi ada satu hal bisa dipastikan William.

Yaitu Yunita terpaksa meninggalkan Sonny dan tidak berniat meninggalkan Sonny.

Jika begini bisa dipastikan Sonny adalah orang yang disukai Yunita.

Terpikir sampai sini, William juga mengerutkan dahi, kemudian berjalan ke depan kaca sambil menarik dasinya dan merapikan rambutnya.

Lalu dengan suara kecil berkata: "Aku lebih tinggi dari Sonny, lebih berkemampuan darinya, juga hebat, jika wanita ingin memilih, seharusnya memilih aku."

Selesai bicara, dia dengan bangga tersenyum, "Mungkin aku sangat mempesona jadi dia tidak berani mendekati aku."

Akhirnya William juga keluar dari kamar, lalu melihat Yunita yang masih berlutut di sana.

Dia batuk beberapa kali, kemudian berjalan ke depan dia: "Terus berlutut, tidak ada perintah aku tidak boleh berdiri."

Yunita hanya terdiam, lalu dengan hati-hati melirik dia.

Dia tahu tadi dirinya kejanggalan, jadi William dengan ekspresi dingin membelakangi Yunita dan berkata: "Aku hanya tersedak air."

Bahasa mandarin William tidak standar, karena ada nada orang asing, Yunita hanya menundukkan kepala lalu berkata: "Aku tidak pernah melihat orang tersedak air bisa membuat wajahnya merah."

"Jangan banyak omong kosong, kamu sudah mencelakai Michelle mati! Kamu harus berlutut dan tidak ada hak untuk bicara!"

Mungkin karena Yunita sudah menebak pemikirannya, jadi William langsung mengelaknya.

Tapi saat mengatakan ini, dia baru menyadari Yunita hanya menunduk kepala, tidak melawannya.

William mengerutkan dahi, merasakan perkataan dia sangat keterlaluan, jadi bergegas ke samping dia, lalu menarik dia: "Kalau begitu, kamu duduk dulu, tidak perlu berlutut lagi."

Yunita dengan senyum berkata: "Terima kasih."

Jujur saja, William jarang melihat Yunita tersenyum, tapi dia tahu saat Yunita tersenyum sangat cantik.

Seperti ada pesona khusus wanita China dan ini dia tidak temukan di tubuh wanita lain.

William menjadi panik, tidak tahu harus melihat arah mana, hanya bisa mengelus rambutnya, kemudian berpura-pura tidak terjadi sesuatu dan berkata: "Ngapain terima kasih, aku hanya tidak ingin dikatakan kejam, kamu, kamu duduk di sana."

Yunita senyum dengan manis, karena dalam hatinya tahu jelas, William bukanlah orang yang pandai mengungkapkan perasaan, tapi dia sangat lembut.

Hatinya juga dikelilingi kehangatan ini.

Setelah duduk di sofa, William berkata: "Aku nanti siang ingin pergi menjenguk Royce, apakah kamu mau ikut?"

"Melihat kakak ipar?" Yunita menganggukkan kepala: "Baik."

Terdiam sejenak, William berkata lagi: "Kamu, kamu sekarang masih ada hubungan dengan Sonny?"

Yunita kaget, sambil menatap William, sambil berpikir sangat lama.

William merasa malu, lalu berkata: "Dia dulunya begitu kejam padamu, kamu masih ingin bersama dengannya? Status kamu sama sekali tidak cocok dengannya, kamu pasti tidak bisa menikah dengannya."

Sekarang William dalam kondisi panik.

Sebenarnya yang ingin dia katakan adalah, kisah cinta ini sudah berlalu, tidak perlu dipikirkan lagi, tapi tidak tahu kenapa, setelah berbicara bisa berubah menjadi begini.

Yunita hanya kaget kemudian tersenyum: "Aku tahu, kamu tidak perlu mengingatkan status aku, sebenarnya mau Keluarga Bai, kamu atau anak orang kaya lain, aku tidak pantas dengan mereka."

Perbedaan Yunita dengan Megan, sikap Yunita sangat merendahkan diri, juga penakut dan tidak mengerti demi dirinya berjuang, namun dia sangat jelas dengan statusnya, hal ini juga membuat orang lain kasihan padanya.

Dia dengan tenang mengatakan ini, tidak ada emosional, juga menerima statusnya.

Hanya ada rasa yang lembut dan tenang.

William mengerutkan dahi: "Aku, aku tidak bermaksud begitu, jika Keluarga Bai tidak bisa, aku bisa, kamu tahu sikap ibu dan ayah aku, mereka sama sekali tidak peduli aku menikah dengan wanita atau pria."

Yunita juga tertawa.

Iya, saat dia bekerja sama dengan William, dia juga pernah bertemu dengan orang tua Wiliiam.

Sangat terbuka, sangat antusiasme, terhadap dia juga sangat baik.

Oh tidak, seharusnya sangat baik terhadap setiap pacar William.

"Terima kasih." Yunita dengan senyum berkata: "Perasaan aku sudah lebih baik."

William juga mengerutkan dahi, tidak tahu dirinya kenapa bisa mengatakan ini.

"Sudahlah, jangan bilang lagi, pergi menjenguk Royce dulu." William berdiri dan berjalan keluar: "Ayo."

Yunita menganggukkan kepala, lalu mengikuti William masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah Royce..

Royce sudah berbaring selama berhari-hari, perkiraan sudah setengah bulan.

Perkataan itu sangat benar, saat penyakit datang seperti gunung yang runtuh.

Selain tusukan pisau itu, dia juga sakit karena kecapekan, sudah setengah bulan masih belum sembuh, tubuh masih sangat lemah.

Saat Yunita dan William sampai, sudah melihat Royce duduk di koridor, dia sedang melihat pemandangan dan tidak berbicara.

Yunita dengan takut memanggil: "Kakak ipar......"

Yunita juga merasa aneh, dia tidak begitu takut pada orang, tapi terhadap Royce dia merasa sangat takut.

Mungkin karena pemikiran Royce yang susah ditebak orang.

Seperti sekarang, dia sama sekali tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Hanya bisa mendengar dia dengan tenang mengatakan: "Apakah kamu tahu, kakakmu ingin cerai denganku?"

Yunita tidak menyangka dan menunjukkan ekspresi kaget.

Royce juga batuk sejenak, kelihatan beberapa hari ini hidupnya sangat susah.

Tidak lama, dia meletakkan tangannya dan telapak tangannya penuh dengan darah.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu