Seberapa Sulit Mencintai - Bab 347 Muda Dan Naif

Jadi bisa dikatakan, William Jing adalah seorang perjaka.

Yunita Li kemudian merapatkan bibirnya, dia sama sekali tidak menyalahkan William Jing.

Bagaimanapun juga bagi William Jing, Michelle Sun sangat berarti, terlebih lagi wanita itu juga meninggal dengan cara yang sangat mengerikan.

Setelah terdiam, Yunita Li juga tidak lagi mengatakan apapun, wanita itu berbalik dan kembali ke dalam kamarnya.

Ketika wanita itu hendak menutup pintu, William Jing tiba-tiba mengatakan: Kamu, semalam ini, kenapa masih belum tidur?"

Suaranya terdengar agak ditahan.

Wanita itu kemudian berbalik dan membalasnya: Aku masih sedang bekerja, sebelumnya ada seorang klien yang mencariku membicarakan masalah kontrak."

Yunita Li sedang membereskan urursannya sendiri, William Jing juga mengetahuinya, pria di itu tidak menahan wanita itu, sejak keluarga Sun melarangnya diperusahaan mereka, wanita ini kemudian tinggal dirumah William Jing, terkadang menginap di tempat itu.

Kamu, kamu sudah semalam ini, bagaimana kalau istirahat." William Jing mengatakannya setelah melihat keadaan kamar wanita itu, Yunita Li dapat melihat kecanggungan di wajah pria itu.

Dia kemudian tertegun, mengatakan: Aku akan segera istirahat ada apa?"

William Jing berpikir kalau wanita itu karena masalah malam itu, jangan berpikir kalau dia sangat mahir dalam hal wanita, sesungguhnya dia sama sekali tidak mengerti.

Ketika pria itu akan memasuki tahap serius, William Jing kemudian tiba-tiba saja menjadi ketakutan dan mundur.

Setelah mengetahui hal ini, Yunita Li tidak lagi merasa sangat bersedih.

Tidak tahu entah mengapa, jelas sudah melakukan hal seperti itu, malah Yunita Li merasa sangat tenang, William Jing lah yang sangat tidak tenang: Aku, aku boleh membantumu melihatnya, segera bereskan masalah ini, kemudian segera istirahat, bagaimanapun kamu adalah wanita...... tidak boleh terlalu sering bergadang, bisa muncul keriput.

Yunita Li kemudian merapatkan bibirnya dan tersenyum, dia tidak menolak: Ya , baiklah.

Dari setengah bisnis rumah William Jing, William Jing sendiri yang mengendalikannya, dimulai dari pemasaran, penjualan, marketing, analisa, bagi pria itu, ini bukanlah sesuatu yang sangat asing.

Oleh karena itu tidak ada alasan bagi Yunita Li untuk menolaknya, ada bantuan dari William Jing, dia bisa menyelesaikan semuanya dengan lebih efektif.

William Jing berjalan masuk ke kamar, dia masih merasa sedikit canggung.

Kamar ini, kamar yang diberikan pria itu padanya, terletak di sebelah utara menghadap ke arah selatan, ada tangga putih dan juga jendela yang besar, ketika matahari terbit dan tenggelam, terlihat sangat indah.

Waktu itu ketika memberikan kamar ini padanya, dia merasa...... wanita ini seharusnya menginginkan kamar seperti ini.

Sekarang jika dilihat, mengapa dia merasa, kalau kamar ini sepertinya terlalu kecil?

Pria itu kemudian mengikuti wanita itu berjalan sampai ke arah komputer, Yunita Li kemudian menyerahkan dokumennya pada William Jing: Nah, ini adalah merek barang dagang yang dijual oleh mereka, mereka ingin aku membuatkan sebuah rancangan untuk mereka."

William Jing mengambil dokumen itu, pria itu lantas melihat dokumen yang dibuat oleh Yunita Li, kemudian dia kembali melihat dokumen-dokumen yang diberikan oleh mereka, pria itu mengernyitkan dahinya, melihat kearah Yunita Li.

Sepasang mata hijau Emerald William Jing, terlihat sangat indah, melihatnya seperti ini, membuat hati Yunita Li tidak bisa tenang.

Wanita itu kemudian menundukkan kepalanya dengan gugup, berpikir untuk mengambil dokumen yang ada di tangan William Jing, karena tidak melihatnya, wanita itu tidak sengaja menyentuh tangan William Jing.

Perasaan hangat, membuat Yunita Li menarik kembali tangannya.

William Jing tidak mengeluarkan suara, sangat tenang.

Wanita itu perlahan-lahan mengangkat kepalanya dan melihat, dia melihat wajah tampan dari pria itu, wajahnya berubah merah merona.

Jika bukan karena dia sendiri yang melihatnya, dia mungkin akan berpikir kalau dia salah lihat, wajah pria itu memerah.

Tapi dengan cepat, pria itu kemudian menggunakan suara batuk untuk menyembunyikan perasaannya sendiri, mengatakan: Kamu, kamu tidak boleh melakukan hal seperti ini disini, aku akan mengatakan beberapa hal padamu, besok pagi kamu ganti, ini sudah terlalu malam.

Yunita Li kemudian menyahut.

William Jing dengan segera memperlihatkan masalah masalahnya di mana, semuanya di jelaskan secara terperinci pada Yunita Li.

Saat melakukannya, Yunita Li tidak henti-hentinya menatap William Jing, dia baru sadar, rupanya ketika pria itu sedang serius dia terlihat seperti ini, agak mirip dengan Royce Yan.

Tidak seperti dia yang biasanya, ada sesuatu yang membuat Dda terlihat sangat menarik dan membuat orang-orang tidak tahan untuk melihatnya.

Ketika dijelaskan secara terperinci, semuanya terdengar sangat masuk akal, Yunita Li sangat terkesan dengan kemampuan William Jing.

Setelah semuanya selesai, William Jing kemudian menjelaskan semua masalah pada wanita itu.

Kamu sudah paham?" tanya William Jing dengan suara beratnya.

Yunita Li kemudian mengangguk: Baiklah, aku sudah paham aku akan mengubahnya."

William Jing kemudian mengernyitkan dahinya, pria itu kemudian mengambil dokumen dari tangan wanita itu: Sudah jam berapa, dudah jam 12 malam, wanita tidak bisa bergadang, sana pergi istirahat!"

Di dalam perkataannya, ada ancaman di dalamnya.

Yunita Li tersentak, belum sadar, dia sudah didorong sampai ke atas ranjang.

Tidak tahu apakah karena teringat kejadian kemarin malam, William Jing merasa seperti tersetrum, dia langsung menarik tangannya kembali, dengan marah mengatakan: Aku, aku merasa, kalau wanita bergadang bisa cepat tua, jelek, kamu, cepatlah Istirahat kalau tidak aku akan memutuskan internet, memutuskan listrik, kamu juga tidak akan bisa mengerjakannya.

Yunita Li tidak tahu apakah dia harus tertawa atau bersedih, mengapa dia merasa kalau William Jing seperti anak usia 3 tahun.

Wanita itu kemudian mengangguk tidak berdaya:" Baiklah aku akan pergi tidur.

Selesai mengatakannya, di bawah pengawasan William Jing, Yunita Li kemudian berbaring di atas ranjangnya.

Hati William Jing terasa sangat puas, kemudian pria itu berjalan keluar dari kamarnya, menutup lampu, setelah menutup pintu, pria itu kemudian berjalan masuk ke kamarnya sendiri, membantu wanita itu membuat perencanaan.

Jujur saja, William Jing sejak lahir, sering keluar masuk ke dalam lantai manajemen, siapa suruh ayahnya bos besar, tentu saja dia tidak perlu merasakan namanya kerja susah payah.

Perencanaan ini, hal yang sangat kecil, dia tidak pernah memperhatikannya.

Tapi malam ini, entah kenapa, dia membantu Yunita Li menyelesaikan.

Bagi dia, perencanaan seperti ini, hanya seperti sebuah mainan, cukup 10 menit-an dia telah selesai mengerjakannya, pria itu kemudian tidur.

Pagi-pagi, hal pertama yang dilakukan oleh William Jing ketika dia baru bangun adalah memasukkan dokumen yang sudah dikerjakan olehnya di kamar wanita itu.

Wanita itu masih tertidur sangat pulas, melihatnya tertidur pulas itu William Jing merasa agak terpancing.

Itu kemudian menghela nafas panjang, segera berjalan keluar dari kamar itu.

Baru saja turun, Fred kemudian berjalan menuju ke atas, menggunakan aksen bahasa Jerman dengan suara kecil menanyakan: Tuan muda keluarga Bai sudah tiba, dia mengatakan ingin berjumpa denganmu.

William Jing tersenyum sinis, dengan tidak senang berjalan menuju kearah ruang tamu, melihat Sonny Bai duduk diatas sofa, wajah pria itu kemudian berubah serius.

Pria itu lantas merapikan dasinya, berjalan menuju arah itu mengatakan: Tuan muda Bai, untuk apa anda datang mencariku?

Sonny Bai kemudian menatap William Jing, pria itu merapatkan bibirnya: "Yunita Li tidak cocok untukmu, kamu jangan menyiksanya, lepaskan dia.

William Jing kemudian mendecit, menuangkan kopi, menghirup aromanya, menutup matanya: "Apa aku harus meminta persetujuan untuk melakukan sesuatu?

Dia adalah wanitaku!" menggeram, Sonny Bai kemudian memiringkan tubuhnya: Kamu jangan menyentuhnya!"

William Jing tahu, bukankah Sonny Bai sudah pernah mengatakannya? Yunita Li memberikan keperawanannya pada pria itu.

Tapi kenapa memangnya, apa dia William Jing keberatan?

William Jing kemudian tersenyum kecil, melihat Sonny Bai, mata pria itu mengandung ejekan: Memangnya kenapa kalau aku menyentuhnya? Kamu bisa melakukan apa?

Apa dirimu seorang William Jing tidak berkeberatan mengambil sepatu robek orang lain? Bukannya wanita-wanita di sampingmu semua itu adalah anak-anak orang kaya, kalau bukan mereka pasti model, bintang film, mengapa kamu bisa melirik dia?

Baru saja pria itu menyelesaikan perkataannya, William Jing kemudian menyerang pria itu, menarik kerah bajunya, matanya memperlihatkan kemarahan: Aku beritahu kamu, jangan berani menghina orang lain, aku William Jing jika menyukai seorang wanita aku tidak peduli betapa banyak pria yang pernah tidur dengannya, karena sebelum bertemu denganku, dia terlalu banyak bertemu pria yang buruk, aku akan mengasihaninya, aku juga tidak menyalahkan dia yang masih muda dan naif.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu