Seberapa Sulit Mencintai - Bab 330 Rahasia Yang Tidak Boleh Dikatakan

"Ada yang tidak sama kah?" Herlina tersenyum pahit.

Ricky dengan dingin membuka pintu, melalui celah pintu melihat Megan berbaring di dalam: "Jika kamu menyuruh aku datang untuk membantu dia rehabilitas, aku akan menolak."

Herlina terkejut, melihat Ricky begini, dia tidak tahu harus mengatakan apa.

Herlina tahu sikap Ricky sangat kuno, buat masalah apapun sangat teratur, sebenarnya dirinya meminta tolong padanya, hanya berharap dia bisa menolong Megan.

"Jika dia pergi ke Pusat Rehabilitasi Narkoba, pasti sangat lama baru keluar, dia seorang wanita, hal ini tidak kejam kah?"

"Kejam?" Ricky tertawa dingin: "Aku benar-benar tidak tahu, kamu ini ingin menolongnya, atau ingin mencelakai dia, apakah dia adalah temanmu?"

Herlina terkejut dan melihat Ricky sampai melamun.

"Pergi ke Pusat Rehabilitasi Narkoba baru bisa membantu dia, untuk apa kamu biarkan dia di sini? Apakah kamu tahu jika tercandu dengan narkoba, sangat susah untuk berhenti memakai dan mereka sangat susah mengontrol dirinya untuk berhenti memakai narkoba, meskipun orang yang sangat hebat juga tidak ada cara, hanya pergi ke Pusat Rehabilitasi Narkoba, dia baru ada harapan."

Herlina menundukkan kepala, kemudian berkata: "Tapi jika dia masuk ke dalam, bagaimana aku sampaikan pada keluargannya."

"Apa yang kamu perlu sampaikkan?" Ricky dengan dingin berkata: "Aku lihat kamu ini memang tidak ada aturan, jika aku adalah keluarganya, aku pasti berharap dia ke Pusat Rehabilitasi Narkoba."

Herlina mendengar ini, lalu berkata: "Kalau begitu, aku tanya pendapatnya......"

Ricky bergegas menarik tangan Herlina, lalu mengerutkan dahi: "Masalah ini tidak bisa dibahas, dia harus pergi!"

Selesai bicara, Ricky mengeluarkan ponsel langsung menelepon polisi.

Herlina juga dengan panik melihatnya, satu sisi dia ingin Megan bisa sembuh, satu sisi dia takut Megan di sana akan sengsara.

Namun Ricky tidak memberi dia kesempatan, langsung menyuruh polisi membawa Megan pergi dan memaksa dia untuk rehabilitas.

Selesai menelepon, Herlina tahu semuanya sudah berakhir, sangat sedih kemudian dia pelan-pelan membuka pintu dan masuk ke dalam.

Herlina dengan sedih melihat Megan yang berbaring di lantai dan tampaknya yang tidak seperti manusia.

Dia pelan-pelan jongkok, kemudian merapikan rambutnya dan berkata: "Megan, kamu tidak bisa tinggal di sini lagi, pergi ke Pusat Rehabilitasi Narkoba, kamu ke sana harus rehabilitas ya?"

Megan mungkin sudah sadar dan sedang melihat Herlina.

Terdiam sangat lama, lama sekali, lama sampai Herlina mengira dia sudah tidur, lalu Megan mendadak berkata: "Masalah aku masuk ke sana, bisakah kamu bantu aku merahasiakan ini."

"Aku tahu apa yang kamu khawatirkan, kamu tenang saja, aku akan menjaga rahasia ini, aku akan menunggu kamu keluar." Herlina terdiam, berusaha menahan perasaannya, lalu dengan senyum berkata: "Setelah kamu keluar, kamu akan seperti Megan yang dulu, sangat baik."

Dulu.......dia dulunya, bagaimana?

Megan berusaha mengingat kembali, tapi saat dia ingin meningat kembali, kepalanya menjadi sakit.

Dia hanya tahu, dirinya tidak bisa kembali seperti dulu lagi......

Sepuluh menit kemudian polisi datang, saat ingin membawa Megan pergi, Herlina menangis, sambil menutup mulut, dia tidak berani melihat Megan.

Ricky hanya dengan ekspresi dingin melihat Herlina lalu berkata, "Kamu ini terlalu baik hati, dia masuk ke sana adalah hal baik, jika semua orang sama seperti kamu, maka hanya bisa mencelakai mereka."

"Aku tahu aku tidak berguna, apakah aku tidak boleh menangis?" Herlina pertama kali melawan Ricky, matanya sangat merah dan sedang menatap Ricky: "Karena aku tidak ingin dia tersiksa, aku hanya ingin dia baik-baik, apakah tidak boleh?"

"Kamu......" Ricky terkejut dengan teriakan Herlina, kemudian mengerutkan dahi berkata: "Kamu gila ya?"

Herlina juga tidak tahu dirinya kenapa, biasanya dia tidak berani marah pada Ricky.

Setelah sadar, dia baru menggelengkan kepala: "Maaf, aku masih ada masalah, kamu pulang dulu."

Ricky mengerutkan dahi, dia pertama kali melihat Herlina marah, kemudian menunduk kepala berpikir sejenak lalu berkata: "Jika kamu rindu padanya, kamu bisa ke Pusat Rehabilitasi membesuk dia, aku pergi dulu."

Selesai bicara, Ricky juga pergi.

Herlina hanya melihat bayangan dia, mendadak merasa sedih.

Hubungan dia dengan Ricky, mungkin hanya dirinya yang khayalan, selain itu mereka tidak ada hubungan apapun lagi.

Saat Ricky berjalan sampai depan pintu, Herlina mendadak mengejarnya, lalu berteriak pada dia: "Dokter Shen, kapan kamu menikah? Apakah aku boleh pergi?"

Setelah mengatakan ini, Herlina menggigit bibirnya dan sedikit menyesal.

Karena Ricky pernah mengatakan, dia benci wanita sepertinya, juga tidak berharap ada hubungan dengannya, apakah dirinya sudah bodoh? Kenapa bisa mengatakan perkataan ini?

Dia merasa Ricky akan menolaknya, mungkin akan mempermalukan dia.

Tapi tidak disangka, Ricky terdiam sejenak, kemudian berkata: "Bulan depan hari rabu, aku akan mengirim undangan padamu."

Selesai bicara, Ricky juga pergi.

Herlina dengan tenang melihat Ricky, lalu berkata: "Ternyata, bulan depan hari rabu."

Dia tersenyum pahit, kebetulan hari itu adalah hari ulang tahunnya, dia dari kecil tidak pernah merayakan hari ulang tahun.

Ricky menikah di hari itu, termasuk memberi dia hadiah ulang tahun.

"......"

William menyuruh banyak orang mencari Megan, tapi tidak mendapat hasil apapun.

Terakhirnya ada orang dalam negri memberi dia informasi, katanya Megan masuk ke dalam Pusat Rehabilitasi Narkoba, tapi karena informasi dirahasiakan, tidak tahu benar atau tidak.

Saat mendapat informasi ini, William mengerutkan dahi, eskpresi sangat berat.

Yunita pelan-pelan membuka pintu, kemudian memegang gelas, lalu berjalan ke sana: "Tuan William, susu kamu sudah datang."

William baru sadar kembali, melihat orang yang datang adalah Yunita, dia juga dengan panik menyimpan informasi ini.

Demi membuat Nickson dan Kelly percaya bahwa dirinya menyiksa Yunita, jadi Yunita di dalam villanya menjadi seorang pembantu untuk menjaga kebutuhan kehidupannya.

Beberapa menit lalu, dia bilang dirinya haus, jadi menyuruh Yunita pergi membelikan dia susu.

Berlari satu gang, baru mendapatkan merek susu yang diinginkan William.

William mengerutkan dahi lalu melihat Yunita dan bertanya: "Jika, aku bilang jika, kondisi kakakmu tidak baik, apakah kamu akan mengatakan pada Royce?"

"Kenapa dengan kakakku?"

"Tidak, aku hanya tanya saja." William menundukkan kepala, lalu menerima susu dan berkata: "Jika kamu mendengar masalah yang tidak baik, kamu jangan bilang pada Royce dulu."

Yunita melihat ekspresi William begini, dia menebak William pasti sudah ada kabar Megan.

Dan kabar ini bukan kabar baik.

Matanya bergerak sebentar, kemudian berjalan ke depan William dan berkata: "Kakakku, terjadi masalah kan, dia sekarang masih di sini atau di luar negri?"

"Iya dia terjadi masalah, tapi belum bisa dipastikan, dengar-dengar dia masuk ke dalam Pusat Rehabilitasi Narkoba, juga tidak tahu informasi ini benar atau tidak."

Selesai William berbicara, dia juga dengan hati-hati melihat ekspresi Yunita, hanya melihat dia sangat tenang: "Sampai kapan orang ini baru bisa berhenti menyiksa dia."

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu