Seberapa Sulit Mencintai - Bab 372 Tidak Menginginkanku Lagi

Harland Gu tertegun dan matanya dengan canggung tertuju pada perut Megan Zhao, “Kamu hamil?”

“Masih belum.” Wajah Megan Zhao memerah dan ia menatap Royce Yan, “Hanya merasa ... badanku sudah lebih baik dari sebelumnya. Nanti aku akan pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh.”

Harland Gu mengerutkan keningnya, tidak tahu sedang memikirkan apa.

Begitu juga dengan Royce Yan. Dia memegang cangkir teh dan menatap pada Harland Gu tanpa suara. Suasana pun menjadi canggung.

Ada apa ini? Megan Zhao memandang pada kedua orang dan berpikir dalam diam, bukankah mereka sahabat baik? Kenapa tidak ada interaksi sama sekali?

“Kalau begitu kalian duduk dulu, aku pergi memasak. Akan kupanggil kalian jika sudah selesai.” Melihat kecanggungan di antara mereka, Megan Zhao segera mengalihkan topik pembicaraan dan berbalik badan menuju ke dapur.

Melihat punggung Megan Zhao yang berjalan jauh, Royce menurunkan matanya dan berkata dengan suara berat, “Harland, usiamu sudah tiba, janganlah tunggu lagi. Carilah wanita yang baik dan menjalani kehidupan sisanya.”

Makna terselubung dari perkataan Royce Yan tidak tahu kenapa membuat Harland Gu merasa tidak enak. Seolah-olah menyiratkan sesuatu.

Dia meletakkan cangkir teh hangat dari tangannya, dan menjawab, “Masih awal, tidak perlu tergesa-gesa. Tampaknya aku tidak punya waktu untuk menyantap makanan kali ini, kamu beritahu Megan Zhao saja, aku pergi dulu, ada urusan.”

Dia pun bangkit berdiri dan berjalan ke arah pintu.

Royce Yan menatap punggungnya dan berteriak, “Harland, dalam seumur hidup Royce Yan, hanya ada seorang teman yaitu kamu. Aku serius, kamu pikirkan baik-baik.”

Sekujur tubuh Harland Gu terdiam kaku di tempat selama beberapa saat, tidak tahu sedang memikirkan apa. Akhirnya ia meninggalkan dua kata, “Aku tahu.”

Megan Zhao tidak tahu akan kepergian Harland Gu, melainkan sibuk di dapur menyiapkan masakan andalannya. Setelah dia selesai dan membawanya keluar, di ruang tamu hanyalah tersisa Royce Yan seorang diri saja.

Ia memandang sekeliling dna bertanya, “Di mana Harland Gu?”

“Sudah pergi.”, jawab Royce Yan dengan diingin. Ia langsung mematikan televisi dan berjalan ke lantai atas. Sambil berjalan ia berkata, “Aku tidak lapar, kamu makan dulu saja.”

“Kamu ...” Megan Zhao menatap Royce Yan dengna kaget.

Ini adalah pertama kalinya setelah menikah Royce Yan marah padanya dan berbicara padanya dengan dingin, rasanya seperti kembali pada adegan di mana mereka pertama kali bertemu pada lima tahun yang lalu.

Ia pun mengerutkan keningnya dan hatinya merasa tidak nyaman.

Apakah dirinya berbuat salah? Karena pergi keluar menemui pasien? Atau karena dirinya tidak menjelaskan dengannya?

Namun tampang Royce Yan yang begitu marah bukanlah karena hal sepele ...

Megan Zhao duduk di depan meja dengan sedih dan hatinya semakin tidak enak.

Hingga siang hari mendekati jam 12, Royce Yan masih belum turun dari lantai atas dan masakan pun menjadi dingin.

Saat ini barulah Megan Zhao menyadari betapa seriusnya masalah ini. Apakah dia marah hanya karena ia pergi menemui pasien?

Ia bergegas ke lantai atas dan menemukan bahwa Royce Yan sedang duduk di ruang kerja sibuk menangani urusan kerja. Dengan suara ketikan pada komputer dan suara halaman kertas, ekspresi wajahnya sangat serius.

Diam-diam ia menghampirinya dan meletakkan segelas susu hangat di sebelahnya. Ia berkata dengan hati-hati, “Royce ... kamu, kamu kenapa?”

Royce Yan tidak melihatnya sama sekali, melainkan terus mengurus dokumen kerja.

Melihatnya begitu dingin dan tidak peduli, matanya pun memerah dan hidungnya masam.

Sejak menikah, Royce Yan sangat sayang dan baik kepadanya. Seperti yang dikatakan orang lain, Royce Yan sangat memanjakannya, memperlakukannya bagai seorang putri.

Sehingga sekarang ia mendadak menjadi sangat dingin, Megan Zhao tidak bisa menerimanya, hanya merasakan dadanya sumpek dan sangat tidak nyaman.

Ia menyeka air mata dan berbalik meninggalkan ruangan.

Setelah kembali ke kamarnya, ia merebahkan dirinya ke atas ranjang dan menangis.

Setelah belasan menit berlalu, Royce Yan masih belum menampakkan dirinya, membuat tangisan Megan Zhao menjadi semakin keras.

Ia pergi, dia tidak berbicara. Ia menangis, dia juga tidak berbicara. Ini menandakan bahwa ia tidak lagi peduli dengannya.

Memikirkan hal ini, hati Megan Zhao bagai tersayat seribu pisau, sakit sekali dan tidak bisa bernapas.

“Kenapa kamu menangis?” Tiba-tiba terdengar suara serak di telinganya yang bercampur dengan manja dan tak berdaya. Megan Zhao mengangkat kepalanya dan menatap Royce Yan dengan matanya yang merah seperti kelinci.

Melihat ia berdiri di hadapannya, Megan Zhao berkata sambil menangis, “Kamu tidak menginginkanku lagi ...”

Begitu air mata Megan Zhao mengalir turun, Royce yan pun menyerah. Ia berjongkok dan menyeka air matanya dengan lembut dan hati-hati bagai memperlakukan barang kesayangannya, “Aku merasa akulah yang seharusnya menangis.”

“Kamu sudah tidak menginginkan aku lagi, kamu menangis apaan!” Tangisan Megan Zhao semakin keras dan tidak bisa dihentikan.

Mata hitam Royce Yan menunjukkan rasa sayang dan ia berkata sambil mengernyit, “Siapa bilang aku tidak menginginkanmu lagi, apa yang kamu pikirkan?”

“Kalau begitu mengapa kamu marah, mengapa kamu tidak makan, mengapa mengabaikanku, kamu pasti tidak menginginkanku lagi, tidak menyukaiku, tidak mencintaiku, merasa aku tidak baik ...”

“Kamu ini ...” Mendengar serangkaian ‘kejahatan’nya yang disebutkan oleh Megan Zhao, Royce Yan merasa marah sekaligus ingin tertawa. Ia segera menghentikan kalimatnya, meremas kepalanya dan memeluknya. “Kamu bodoh sekali, bodoh yang lucu, bodoh yang nyata.”

Megan Zhao tertegun dan menatapnya dengan bengong, tidak tahu kenapa Royce Yan tiba-tiba berkata seperti itu.

“Di lingkungan masyarakat ini, hanya sedikit sekali orang yang begitu nyata, semua orang sedang berpura-pura. Kamu hidup dengan begitu jernih dan polos, bagaimana mungkin tidak membuat orang terpesona.”

“Kamu sedang membicarakan apa?” Megan Zhao mengernyit dan berkata, “Kamu tidak menginginkanku ya tidak menginginkanku, tidak perlu begitu banyak alasan.”

“Megan.” Tiba-tiba Royce Yan berubah menjadi serius dan berkata kepadanya, “Kamu sangat cantik, dan juga berkompeten dalam ilmu kedokteran, bisa seni bela diri, bisa centil, bisa memasak, semua pria akan suka padamu.”

“Kamu...” Megan Zhao menatap pada Royce Yan dengan mata lebar.

“Benar, ia memiliki kemampuan dalam bidang kedokteran, bela diri, namun ia selalu merasa bahwa ini adalah hal kecil, tidak ada apa-apanya di mata para pakar di bidangnya.

Kenapa begitu dikatakan oleh Royce Yan terasa sangat hebat, seolah-olah Megan Zhao adalah orang yang luar biasa.

Setelah dia berkata demikian, perasaan hati Megan Zhao pun kembali tenang. Namun ia tetap merasa marah dan bergumam, “Lalu?”

“Lalu aku pun takut akan kehilangan dirimu.”, ujar Royce Yan pelan sambil mencium keningnya.

Megan Zhao terkejut dan perlahan mendorongnya. Dia menatap mata hitam Royce Yan dan merasa rugi, “Aku tidak menerima alasan seperti ini. Kamu tidak makan masakanku, bahkan mendinginkanku, jelas bahwa kamu tidak menginginkanku lagi.”

Royce Yan menyadari kemanjaan dalam perkataannya dan tertawa tak tertahankan. Bagai ayam yang mematuk nasi, ia mencium pada sudut bibirnya dan berkata dengan suara serak, “Baik, aku makan, makan dari mana? Katakanlah.”

“Dasar kamu!” Megan Zhao memukul dadanya dengan pelan dan berkata dengan serius, “Pergi makan nasi! Jangan makan aku!”

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu