Seberapa Sulit Mencintai - Bab 504 Jadi, Aku Mencintaimu

Pada hari itu juga, Kimmy kembali ke Desa Wu bersama Andy.

Sejujurnya, sejak saat itu, Kimmy merasa sedikit takut dan malu untuk kembali ke Desa Wu. Ia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Paman Wu. Kala itu, ketika hendak pergi ke Jing State, Kimmy mengatakan kalau dirinya akan menikah dan meniti karier di sana, kemudian membeli rumah dan membawa Paman Wu ke Jing State. Tetapi, setelah menghabiskan waktu begitu lama di Jing State, Kimmy baru menyadari kalau dirinya tidak memiliki apa-apa.

Kalau kembali sekarang, ia juga tidak tahu harus berkata apa tentang hari-harinya selama di Jing State. Ketika memikirkan hal ini, Kimmy pun meremas pakaiannya karena merasa takut. Ia melihat pemandangan di luar jendela sambil menahan rasa takut di dalam hatinya, bahkan ia terpikir untuk turun dari mobil dan kabur.

Andy sepertinya mengetahui kegelisahan Kimmy, kemudian ia dengan lembut menghiburnya: "Jangan berpikir macam-macam. Tidak apa-apa, Paman Wu sangat senang ketika aku memberitahunya kalau kita akan kembali. Aku juga membeli banyak makanan kesukaannya, semuanya ada di bagasi. Ketika sampai di rumah nanti, bilang saja kalau kamu yang membelikannya. Lagi pula, dia juga tahu sifatku. Dia pasti tidak percaya kalau kubilang bahwa aku yang membelikannya."

Andy menyampaikan hal itu pada Kimmy dengan nada bercanda. Kimmy pun tertegun. Ia tahu kalau Andy melakukan itu untuk kebaikan dirinya, untuk mengurangi beban di hatinya. Ia lalu tersenyum dan berkata: "Terima kasih, Andy."

Andy tertegun. Ini adalah pertama kalinya Kimmy begitu serius memanggilnya 'Andy'. Entah mengapa, ketika suara Kimmy yang lembut itu masuk ke dalam hatinya, ia merasakan sesuatu yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Perjalanan dari Jing State ke Desa Wu sangatlah jauh. Mereka berangkat di pagi hari dan baru tiba di kota kecil di bagian luar Desa Wu ketika hari menjelang malam. Andy memarkir mobilnya dan menemukan sebuah depot mi, lalu berkata: "Mari kita mengisi perut dulu. Aku sudah mengemudi seharian, lelah sekali."

"Oke," jawab Kimmy sambil mengangguk. Ia kemudian turun dari mobil dan memasuki depot mi bersama Andy. Mereka berdua memesan mi dan ronde. Andy memberikan ronde hangat itu pada Kimmy sambil tersenyum dan berkata: "Hari ini adalah awal musim dingin. Harus makan ronde, oke?"

Kimmy terdiam. Melihat ronde hangat di dalam mangkuk itu, matanya pun memerah. Ia teringat ketika masih di rumah dahulu, setiap awal musim dingin tiba, orang tua Kimmy akan membuat ronde sendiri. Ketika ronde selesai dibuat, mangkuk pertama akan diberikan untuk Grant. Setelah Grant kenyang dan puas, Kimmy baru boleh memakan ronde yang tersisa.

Namun, karena nafsu makan Grant yang besar, sering kali ketika tiba giliran Kimmy untuk makan, yang tersisa hanyalah kuah ronde saja. Meski demikian, Kimmy meminumnya dengan sangat bahagia.

Andy melihat Kimmy terdiam dan matanya memerah. Ia sepertinya tersentuh melihat ronde di hadapannya itu. Kemudian, Andy bertanya dengan lembut: "Ada apa denganmu? Apa suasana hatimu buruk?"

Kimmy tiba-tiba tersadar dari lamunannya. Ia menatap Andy sambil menggelengkan kepala dan tersenyum. Ia memakan ronde itu dan berkata: "Tidak, aku hanya lupa kalau hari ini adalah awal musim dingin dan harus makan ronde. Ah...... Ronde ini benar-benar enak, rasanya manis."

Andy tersenyum dan mengelus kepala Kimmy, kemudian berkata: "Ronde tentu manis, kalau tidak, masa pahit? Oke, yang penting perut sudah terisi saja sudah cukup. Paman Wu bilang kalau dia masak di rumah. Aku sangat lapar. Ketika sampai nanti, kita harus berpura-pura belum makan apa-apa, oke? Kalau tidak, Paman Wu akan memarahiku lagi."

Kimmy sangat tersentuh. Ia tahu kalau Andy khawatir dirinya kelaparan, sehingga mencari sebuah depot mi. Kalau tidak, Andy sudah mengendarai mobil memasuki Desa Wu dari tadi, untuk apa berhenti di tengah jalan.

Setelah menghabiskan ronde dan mi yang dipesan, keduanya kembali naik mobil dan memasuki Desa Wu.

Sudah pukul sepuluh malam ketika mereka tiba di Desa Wu. Lampu mobil Andy menyala terang di pintu masuk Desa Wu. Ketika melihat Desa Wu yang ada di hadapannya itu, Kimmy tiba-tiba merasa gugup dan takut. Ia terus-menerus membelai rambutnya, khawatir kalau ia akan membuat Paman Wu kecewa setelah melihat dirinya.

Dari kejauhan, Kimmy melihat seorang pria yang mengenakan sweter dan celana panjang hitam berdiri di pintu masuk desa. Pria itu memegang senter di tangan dan menerangi jalan di depannya. Ketika melihat mobil Andy, ia pun berteriak: "Andy, cepat kemarilah!"

Paman Wu! Kimmy langsung mengenalinya pada pandangan pertama! Itu adalah Paman Wu yang sudah tidak dilihatnya selama bertahun-tahun!

Semakit dekat dan dekat, ia melihat Paman Wu dalam cahaya bulan dan menyadari bahwa Paman Wu terlihat begitu tua. Kedua pelipisnya mulai memutih dan kerutan-kerutan di wajahnya tampak begitu jelas.

Mata Kimmy pun memerah. Ia teringat dahulu ketika Paman Wu mengantarnya untuk naik mobil dan berpesan di telepon agar ia menjaga diri baik-baik di Jing State.

Siapa sangka setelah beberapa tahun berlalu, Paman Wu ternyata menua begitu cepat, sampai-sampai Kimmy tidak mengenali kalau ia adalah Paman Wu yang dahulu dikenalnya.

Kimmy menghapus air matanya. Entah mengapa, padahal Paman Wu bukan keluarganya sendiri, tetapi ia merasa begitu dekat dengannya.

Setelah Andy menghentikan mobil di depan pintu rumah, Paman Wu segera datang dan membuka pintu mobil. Begitu melihat Kimmy yang duduk di kursi penumpang depan, ia tersenyum dan berteriak: "Kimmy!"

Mendengar namanya disebut, air mata Kimmy yang semula ditahannya itu kembali mengalir. Ia terisak dan berkata: "Paman Wu! Aku pulang! Maaf, aku tidak memenuhi janjiku! Maaf! Maaf!"

Kimmy semula mengira kalau dirinya akan dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Tetapi, ia tidak menyangka kalau setelah melihat Paman Wu, seluruh rasa bersalah dan malu yang ditahannya di dalam hati itu meledak keluar. Ia mengerutkan bibir dan air matanya mengalir. Kemudian, ia menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Paman Wu dan menangis sekencang-kencangnya.

Andy pun sedikit kebingungan. Ia sepertinya tidak menyangka kalau Kimmy akan menangis seperti itu.

Paman Wu menepuk-nepuk punggung Kimmy dengan lembut dan berkata: "Ada apa, Nak? Siapa yang mengganggumu? Apakah Andy mengganggumu?

"Ah, jangan sembarangan bicara, Paman. Aku tidak mengganggunya," kata Andy. Ia segera berkata lagi: "Aku tidak salah apa-apa. Paman tidak bisa membuka mulut dan langsung menuduh seseorang yang tidak bersalah."

Paman Wu memelototi Andy, kemudian menenangkan Kimmy dengan berkata: "Sudah, sudah, jangan menangis. Aku tidak memintamu melakukan apa-apa. Kamu pergi keluar untuk menambah pengetahuanmu. Siapa yang memintamu untuk membeli rumah? Kita juga memiliki rumah di Desa Wu. Di Jing State banyak polusi dan udaranya pun tidak bagus. Aku juga tidak mau kalau diminta untuk tinggal di sana!"

Kata-kata Paman Wu itu membuat hati Kimmy menjadi jauh lebih tenang, tetapi air matanya masih terus mengalir.

"Paman, ini salahku. Aku seharusnya tidak pergi. Aku seharusnya mendengarkan kata-kata Paman."

Paman Wu menggenggam tangan Kimmy dengan lembut dan berkata: "Sudah, jangan menangis lagi. Ayo, kita masuk ke dalam. Aku sudah menyiapkan semeja penuh makanan untuk kalian. Semuanya adalah makanan kesukaanmu. Masih ingat dengan bakcang yang dulu itu? Aku sudah belajar dan membuatnya beberapa untuk kalian. Aku menunggu kalian pulang untuk mencobanya. Hari ini adalah awal musim dingin. Aku juga belajar untuk membuat ronde pada tetangga. Entah rasanya enak atau tidak. Kalian harus membantuku untuk mencicipinya.

Sambil berbicara, mereka bertiga masuk ke dalam rumah. Ruang tengah itu dipenuhi dengan meja penuh makanan yang semuanya adalah kesukaan Kimmy. Ada juga bakcang yang dahulu dibuat oleh Kimmy sendiri.

Ketika melihat bakcang-bakcang itu, Kimmy merasa seperti melihat dirinya dahulu yang sedang membuat bakcang.

Seketika itu juga, matanya kembali memerah.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu