Seberapa Sulit Mencintai - Bab 308 Apa Kau Baik-Baik Saja

Yunita Li mendongak, dan melihat orang yang berdiri di hadapannya adalah William Jing.

Ia tertegun sejenak, lalu akhirnya berkata, “Maaf, Tuan William Jing, aku benar-benar tak bisa memilih, karena kau sudah bertekad memenangkan proposal itu, maka aku hanya bisa melepaskannya.”

“Aku benar-benar belum pernah bertemu seorang wanita sepertimu, kenapa yang kau bicarakan hanya soal pekerjaan dan uang?”

William Jing melangkah ke hadapannya, “Bukankah setiap wanita hanya perlu makan, minum, dan bersenang-senang? Untuk apa kau bekerja begitu keras, cari saja seorang pria baik dan menikah dengannya sudah cukup.”

Bagi William Jing, seorang wanita seharusnya seperti itu, tidak perlu bekerja, tidak perlu mencari posisi dan kedudukan, cukup tinggal di rumah dan menjadi istri yang baik.

Ia belum pernah bertemu seorang wanita yang bekerja begitu keras seperti Yunita Li.

Yunita Li mendongak, dan air hujan menetes mengaliri pipinya.

Tapi senyumnya sangatlah indah.

“Karena aku bahkan tak memiliki sebuah payung.”

“Apa, apa maksudmu?” William Jing mengerutkan kening, “Tidak memiliki payung apanya?”

“Kau punya mobil dan bisa mengemudikannya, sedangkan aku bahkan tak memiliki sebuah payung, William Jing, kau dan aku tidaklah sama, aku harus bekerja keras, sangat keras, barulah bisa membeli payung.”

Saat mengatakan ini, Yunita Li tersenyum.

Entah bagaimana, tiba-tiba hati William Jing bergetar.

Ia membalas dengan terbata-bata, “Kau ingin payung, di rumahku ada banyak, ambillah semua!”

Setelah berkata, ia melepaskan mantelnya dan menutupi tubuh Yunita Li, lalu menggandeng tangannya dan berlari.

“Di rumahku ada banyak payung, berapapun yang kau mau, ambillah!”

Yunita Li menatap tangan William Jing yang memegang tangan mungilnya dengan erat.

Entah kenapa, tiba-tiba ia merasa hangat.

Dari sini ke rumah William Jing tidak begitu jauh, maka dengan cepat mereka telah sampai.

Para wanitanya masih bermain, mendengarkan musik, dan menonton televisi di ruang tamu.

Begitu melihat William Jing kembali, mereka semua segera menyambutnya, bagaikan para selir yang menyambut kaisar.

Sedangkan Yunita Li, mereka sama sekali tak mempedulikannya.

Yunita Li perlahan melangkah mundur dan berkata, “Tuan William Jing, tolong pinjami aku sebuah payung, aku akan mengembalikannya besok.”

“Untuk apa.” William Jing menariknya, “Kau sudah basah kuyup, naiklah untuk ganti baju, dan kalian, pergilah! Kalian sungguh menjengkelkan.”

Mereka saling bertatapan dan berkata pada William Jing dengan bahasa Inggris, “Apa kau bercanda, ada apa?”

“Diam, pergi dari sini, pergi dari hadapanku.”

William Jing sangat jarang marah, maka saat ia membentak seperti itu, mereka segera merasakan ada sesuatu yang tidak beres, dan satu per satu mereka segera pergi dari hadapan William Jing.

Kemudian William Jing membawa Yunita Li naik, “Gantilah baju, di dalam ada banyak baju wanita, pilihlah sendiri.”

Setelah berkata, ia menutup pintu ruangan itu lalu pergi.

Yunita Li menatap ke dalam ruangan yang penuh dengan baju wanita itu.

Dari yang seksi sampai yang menggoda sampai yang tertutup.

Ada berbagai macam jenis dan model.

Ia tak bisa menemukan baju formal, maka ia mencari yang dirasanya masih pantas, lalu berjalan keluar.

William Jing juga telah melepaskan bajunya, dan membalutkan handuk di pinggangnya.

Begitu membuka pintu, Yunita Li langsung menatap tubuh William Jing yang berotot.

William Jing juga tertegun saat menatap Yunita Li.

Kesan yang biasa ditunjukkan Yunita Li adalah seorang pekerja kantoran.

Maka ia biasanya hanya memakai baju kerja, jarang terlihat ia mengenakan gaya berpakaian yang lain.

Siapa sangka, saat Yunita Li mengenakan gaun berwarna kuning ini, ia tampak sangat manis dan lugu.

Rasanya seperti menatap sebuah danau yang jernih dan belum terpolusi, membuat orang terpukau dan ingin menatapnya lebih dekat.

William Jing telah bertemu begitu banyak wanita, tapi sebagian besar wanita asing biasanya seksi dan menggoda, sangat jarang ada yang sejenis Yunita Li.

Dan jika diamati dengan seksama, perawakan tubuhnya... juga sangat lumayan.

Tidak jauh berbeda dibandingkan para wanita Eropa.

Melihat William Jing mengamatinya dari atas sampai bawah, Yunita Li merasa agak takut, ia melangkah mundur, bahkan lututnya gemetaran.

“Maaf, baju ini, setelah mencucinya besok aku akan mengembalikannya.”

“Kau sudah memakainya, untukmu saja.” William Jing segera memalingkan pandangannya lalu bergumam pada dirinya sendiri, “Apa yang dimakannya, tubuhnya bisa begitu indah.”

“Kalau begitu tolong pinjamkan sebuah payung, aku pulang dulu, besok kukembalikan padamu.”

“Tidak perlu, dan juga, kau bukannya belum pernah tidur di rumahku.”

Memang dulu Yunita Li pernah tidur di rumah ini, karena kesepakatan antara dirinya dengan William Jing, untuk membantunya menghindari perjodohan.

Tapi hal itu bisa dianggap pekerjaan, bagaimana dengan kali ini?

Yunita Li menggeleng, “Tidak, aku pulang saja.”

Begitu ia selesai berbicara, tiba-tiba terdengar suara ‘darrr’ yang keras di luar, diikuti cahaya petir.

Segera, rumah itu menjadi gelap gulita.

“Hah, mati lampu?” William Jing mengerutkan kening, “Mana mungkin rumahku mati lampu? Linda, cepat cari orang untuk memperbaikinya, kuberi kau waktu 5 menit.”

Linda adalah kepala pelayan di rumah William Jing, ia bertanggungjawab atas hal-hal semacam ini.

Tapi William Jing tak menyangka, Yunita Li yang tadinya berdiri tiba-tiba duduk meringkuk di lantai sambil memeluk lututnya, dan bergumam, “Ayah, kumohon, jangan sentuh kakak... kumohon, jangan mendekatiku.”

William Jing tertegun, lalu perlahan menghampirinya, “Hei, apa yang kau lakukan?”

“Ayah, kumohon, kumohon!” sambil berkata, Yunita Li berlutut dan bersujud.

Benturan kepalanya ke lantai menimbulkan bunyi ‘duk’ ‘duk’ yang keras, membuat William Jing terkejut.

“Hei, Yunita Li, apa yang kau lakukan?” William Jing bergegas menghampirinya dan hendak membantunya berdiri, tapi ia melihat tubuh Yunita Li terus gemetaran, “Aku salah, ayah, jangan memukulku, jangan memukul kakak, aku salah, aku salah!”

William Jing segera menepuk-nepuk wajahnya, “Sadarlah, apa kau baik-baik saja?”

Entah kenapa William Jing merasa prihatin melihat sikap Yunita Li ini.

Ia perlahan memeluknya dan menenangkannya, “Sudahlah sudahlah, apakah karena kontrak itu, bicarakan padaku baik-baik, aku akan memberikannya padamu, sebenarnya aku juga tak ingin melawanmu, hanya saja kau ini selalu keras kepala, aku hanya ingin...”

Tapi sebelum ia selesai berbicara, Yunita Li jatuh pingsan dalam pelukannya.

Saat ini, lampu telah menyala.

Linda menghubunginya dari interkom di lorong, “Tuan, sudah diperbaiki.”

William Jing menunduk dan melihat Yunita Li jatuh pingsan, ia segera menggendongnya memasuki kamar, “Hei, jangan pingsan, kau menginginkan kontrak itu, kan? Akan kuberikan padamu, segeralah sadar, aku akan memberikan kontrak itu padamu.”

William Jing menatapnya lekat-lekat dan baru menyadari bahwa Yunita Li sudah tak bernafas.

“Sial!” ia mengumpat, lalu bergegas menekan-nekan dada Yunita Li.

Setelah melakukannya beberapa saat, lalu ia mencium bibir Yunita Li dan memberikan nafas buatan.

Tapi saat sedang melakukannya, tiba-tiba sekujur tubuhnya terasa kaku, saat menatap Yunita Li, ia merasakan suatu perasaan yang tak bisa dijelaskan.

Setelah beberapa saat, Yunita Li kembali bernafas, ia segera mencengkeram tangannya dan bergumam, “Kak, cepat lari, cepat pergi, jangan kembali.”

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu