Seberapa Sulit Mencintai - Bab 250 Tenanglah Sedikit

Royce Yan dalam ingatan Megan Zhao, selamanya tidak akan terkalahkan, tidak ada orang yang bisa menandinginya.

Dia bagaikan seorang dewa, setiap kali pasti akan muncul pada saat yang paling berbahaya untuk menyelamatkannya.

Dia merasa, orang seperti Royce Yan, seharusnya selain mati secara alami, pasti tidak akan ada lagi orang yang mampu mendesaknya.

Tapi sang wanita sungguh tidak menyangka, Royce Yan pun bisa tumbang pada suatu hari.

Sang pria sepertinya sedang berusaha untuk menahan diri, tapi tidak berdaya untuk menahannya, darah segar terus mengalir dari mulut tanpa henti, sang pria menggenggam tangannya dengan erat: "Megan......"

"Royce"! Air matanya Megan Zhao, mengalir setetes demi setetes, melihat Royce Yan berubah menjadi seperti ini, dihadapan mata kepalanya sendiri, sang wanita merasa hatinya, sudah hampir hancur lebur menjadi abu.

Air matanya, menetes di tangannya.

Sang pria berusaha untuk tersenyum, berkata: "Jangan menangis, sungguh jelek."

"Aku akan menelepon Harland, memintanya untuk menyelamatkanmu." Setelah mengatakannya, Megan Zhao dengan paniknya mengeluarkan ponsel, tapi justru karena dia terlalu panik, teleponnya tetap tidak bisa dilakukan dengan baik.

Sang wanita sudah hampir tumbang.

Royce Yan begitu tidak takut terhadap apapun, sekarang malah ambruk di hadapannya.

Megan Zhao merasa, langit dalam kehidupannya telah runtuh.

Sang wanita menangis memeluk Royce Yan, berteriak: "Royce, aku telah bersama denganmu sejak berumur 18 tahun hingga sekarang, sejujurnya, impian terbesarku adalah hidup hingga rambut memutih bersama denganmu, meskipun kamu bersama dengan Michelle Sun, dan aku bersama dengan Anthony Xu, tapi pikiranku tetap saja memikirkan impian ini, apakah kamu merasa aku sangat tidak tahu malu, sangat murahan? Tapi perasaan tak bisa dipaksakan, hati telah terikat denganmu, bagaimana caranya kamu membuatku bisa melupakanmu?"

Royce Yan tak bertenaga untuk menanggapi Megan Zhao.

Hanya saja perkataannya ini, bagaikan sebuah cap, terpahat dalam lubuk hatinya.

Sang pria menggunakan seluruh sisa tenaga yang ada, mengangkat kepala, dengan lembut mengelus kepalanya, napasnya menipis: "Jangan menangis lagi, benar-benar jelek."

Megan Zhao melepaskan tangan Royce Yan, dan menciumnya.

Ciumannya sangat ringan, tapi malah membuat sang wanita, merasa hatinya bagaikan ditusuk pisau.

"Royce, berjanjilah padaku, jangan tidur, aku telah memanggil Harland untuk datang, bertahanlah sedikit lagi, demi aku, boleh tidak?"

Kelopak mata Royce Yan sangat berat, sangat-sangat berat, hanya ingin memejamkannya sejenak, dan tidur dengan baik.

Tapi saat dia melihat wajah Megan Zhao yang penuh tangisan, hatinya merasa sangat tidak rela.

Selanjutnya, sang pria kembali memuntahkan segumpalan darah keluar.

Megan Zhao segera memasukkannya ke dalam pelukan, berusaha menenangkan suasana hatinya sendiri, memeluknya, mengelus wajahnya, berkata sambil menggertakkan gigi: "Jangan berpura-pura mati dihadapanku, Royce, ingat baik-baik, kalau kamu mati, aku tidak akan hidup sendirian, aku Megan Zhao, dalam seumur hidupku ini, saat hidup adalah orangmu, saat mati adalah hantumu, meskipun kamu masuk ke neraka, aku pun akan ikut bersama denganmu, dengar tidak!"

"Bodoh......" Sang pria memoncongkan bibirnya ke atas, berkata dengan lembut: "Aku akan ke surga."

"Omong kosong!" Megan Zhao membentaknya: "Royce, bertahanlah! Bertahan!"

Gambaran di depan mata Royce Yan mulai kabur, sebenarnya dalam hatinya, sang pria mengerti, bahwa dirinya sudah tidak akan terselamatkan, hanya saja, saat berada di depan Megan Zhao, dia tidak berani memperlihatkannya dengan sangat jelas.

Sang pria menggenggam tangannya, berkata: "Aku akan membawamu, pergi mengelilingi dunia, kamu bilang, kamu suka melihat laut, mari kita pergi ke Pulau Bali, Erhai, Santorini......"

Megan Zhao menutupi mulut, menahan tangisan: "Baik, aku akan mendengarkanmu, aku bersedia melakukan apapun yang kamu katakan."

Royce Yan memancarkan senyuman, namun rasa kantuk yang begitu pekat itu sudah tak tertahankan lagi, sang pria menggenggam tangannya dengan erat, tenaga itu, berangsur melemah......

"Royce! Royce!" Megan Zhao berusaha sekuat tenaga memanggil namanya, air matanya bagaikan air banjir, tidak bisa dihadang bagaimana pun juga.

Sang wanita sama sekali tidak berani membayangkan, jika Royce Yan benar-benar telah pergi, maka kehidupannya akan menjadi seperti apa?

Tubuh Royce Yan, semakin lama semakin dingin, dalam malam hari di musim dingin, cairan darah mulai membeku.

Megan Zhao terus memeluknya seperti ini, melihat wajahnya, bergumam: "Royce, sebenarnya aku memiliki sebuah rahasia yang tidak pernah kuberitahu padamu."

Sang wanita menempel di samping telinganya: "Sebenarnya pada saat itu, aku telah menyukaimu dari awal, pertama kali bertemu, bukanlah saat aku menabrakmu, melainkan saat kamu pergi meminta uang keamanan, aku telah melihatmu memukuli orang itu dengan keras, meminta sebanyak 600 ribu, 600 ribu itu, sebenarnya merupakan uang yang dicuri dari kakeknya sendiri, kamu mengetahui hal itu, makanya meminta uang itu, lalu mengantarkan uang itu kembali kepada kakek itu, benar bukan?"

Sang wanita mengelus kepalanya, memancarkan senyuman dengan wajah yang pucat: "Royce milikku, sebenarnya lebih bermurah hati dibandingkan orang lain, hanya saja kamu...... selamanya tidak akan bisa membela diri sendiri, aku sangat menyayangimu, tahu tidak?"

Perkataan baru saja terlortarkan, telinganya langsung mendengar adanya suara mobil ambulans.

Sang wanita memandang ke arah sumber cahaya, melihat mobil ambulans dengan cekatan melaju ke hadapannya, suster dan Harland Gu turun dari mobil, mengangkat Royce Yan naik ke atas tandu.

Harland Gu mungkin tidak pernah menyangka Royce Yan akan terluka separah ini, berkata sambil mengernyitkan dahi: "Kenapa bisa begini?"

Megan Zhao berdiri bagaikan seorang manusia kayu, bertanya: "Masih bisa ditolong tidak?"

Harland Gu sedikit mengerutkan kening: "Sulit dipastikan, kita kembali ke rumah sakit dulu."

Setelah menaiki mobil ambulans, Megan Zhao menggenggam tangan Royce Yan dengan erat.

Dingin sekali, sungguh dingin......

Sebenarnya Megan Zhao sudah tidak lagi berharap, dia pernah mempelajari kedokteran, Royce Yan sudah tidak memiliki denyut jantung.

Sang wanita berusaha menghangatkannya, tapi tetap tidak mampu membuatnya hangat.

Jelas-jelas sebelumnya masih merupakan seseorang yang hidup, sekarang malah berbaring di sini, tak berkutik sama sekali.

Sungguh aneh.

Mobil dengan cepat tiba di rumah sakit, Royce Yan diantarkan ke ruang ICU.

Yang diantarkan bersama dengannya, adalah Gerwin.

Dia juga telah disiksa hingga mengenaskan, dan diantarkan bersama dengan Royce Yan.

"Kepala, kedua pasien ini semuanya memerlukan donor darah, sama-sama bergolongan darah Rh negatif." Saat suster memberikan laporan kepada Harland Gu, dia melongo.

"Kamu bilang apa?"

Sang suster telah terkejut akan ekspresi wajahnya, lalu mengulangi perkataan tadi.

Harland Gu sedikit mengernyitkan kening.

Gerwin adalah anaknya Anthony Xu dan Megan Zhao, kenapa bisa bergolongan darah Rh negatif?

"Apakah masih ada di dalam gudang darah?"

"Ada, baru saja diantarkan minggu lalu."

"Baik, pergi ambillah, lalu panggil dokter yang lainnya, kami akan melakukan operasi setelah melakukan rapat singkat."

"......"

Megan Zhao berdiri di depan ruang ICU, Anthony Xu dan James juga berada di sana.

Saat Anthony Xu melihat bercak darah yang ada di tubuh Megan Zhao, dia sedikit mengerutkan kening: "Megan, kamu tidak kenapa-napa bukan?"

Sang wanita duduk di sana bagaikan seorang manusia kayu.

James tahu, masalah sepertinya sudah buruk, makanya berkata: "Tuan mengatakan, jika terjadi sesuatu padanya, dia menyuruhku untuk memberikan kunci kepadamu, juga beberapa properti yang ada di tangannya......"

"Dia tidak mati!" Megan Zhao mengangkat kepala, menatap James: "Dia tidak akan mati, kalau tidak mati, aku juga akan ikut pergi bersama dengannya."

Sepasang mata Megan Zhao merah membara, auranya sangat dingin.

Anthony Xu melihat penampilannya yang seperti ini, menjadi merasa sangat asing.

"Tenangkanlah dirimu, boleh tidak? Megan?"

"Tenang? Kamu tidak begitu khawatir karena yang berbaring di sana adalah dia, karena kamu sudah menginginkannya mati dari awal, semua orang menginginkan kematiannya, tapi kamu pernah berpikir tidak, dia dari awal tidak pernah berniat untuk mencelakaimu, menganggapmu sebagai keponakan, dia...... dia bisa tiba pada hari ini dengan memulai dari menjadi seorang pekerja kasar, telah mengalami segala kegetiran kehidupan, tapi malah tidak ada satupun orang, yang menyayanginya dengan tulus......"

Megan Zhao berjongkok secara perlahan-lahan, menangis tanpa adanya suara: "Tidak pernah ada orang yang menyayangi dia yang bodoh ini, tidak pernah ada......"

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu