Seberapa Sulit Mencintai - Bab 361 Tukang Ikut Campur

Sosok Harland itu hanya terlihat sepintas lalu. Ketika Megan melihatnya dengan lebih saksama, ia sudah tidak menemukannya lagi, seolah-olah barusan itu hanyalah khayalannya sendiri.

Ketika Megan berjalan menuruni tangga, beberapa kerabat memegang tangannya dan membantunya untuk berjalan keluar, melangkahi anglo, dan menyalakan petasan. Suasananya begitu meriah. Semua orang berdiri dengan wajah tersenyum.

Dalam perjalanan menuju ke Lautan Lin, Megan duduk di dalam mobil nikah. Ia membuka kaca mobil dan melihat matahari perlahan-lahan terbit. Sinar matahari itu menembus ke dalam melalui kaca mobil.

Suara sirene berbunyi dan mobil itu melaju perlahan-lahan. Megan memandangi pemandangan di sepanjang jalanan yang sunyi itu. Ia tidak bisa menyembunyikan kegembiraan di dalam hatinya.

Hidupnya saat ini sudah sempurna. Menikah dengan Royce, melahirkan anak-anak baginya, mengadakan upacara pernikahan, dan berkeliling dunia. Semuanya telah terwujud.

Bunga plum di Lautan Lin sudah bermekaran. Salju juga sudah mulai menghilang. Ketika sedang memandang matahari di atas permukaan laut, ia mendengar suara tapak kuda datang mendekat.

Melalui kaca spion, ia melihat ada seekor kuda putih berlari kencang dari kejauhan.

Mobil melaju dengan lambat, seakan sedang menunggu kuda itu untuk datang mendekat.

Kuda itu akhirnya berhasil menyusul. Megan melihat Royce memegang cambuk dan duduk di atas kuda itu. Ia meletakkan jasnya di samping dan hanya mengenakan kemeja putih. Bagian lehernya terbuka, tubuhnya tegap, dan tersenyum sinis. Sambil melaju ke arah Megan yang ada di dalam mobil itu, ia berteriak: "Aku akan memimpin jalan hari ini! Ikuti aku dari belakang!"

Megan terpesona. Ia melihat Royce dari samping melalui cahaya matahari dan merasa seolah waktu berjalan mundur, kembali ke masa-masa muda mereka. Aura remaja Royce memang tidak mudah dilupakan.

Ia tiba-tiba teringat, di masa mudanya dulu, ia selalu merindukan pangeran yang menunggang kuda putih dalam Dongeng Grimm.

Kala itu, ia berkata: "Sayang, menurutmu, apakah pangeran kuda putih itu benar-benar ada? Aku sangat iri."

"Kamu iri?" tanya Royce. Dengan tawa yang mengejek, ia berkata: "Aku ini pangeranmu. Siapa lagi yang kamu pikirkan."

Siapa yang menyangka kalau hari ini, Royce benar-benar menunggangi seekor kuda putih dan mengawal dirinya.

Pada saat itu juga, dengan mata penuh air mata, ia membuka kaca mobil dan berteriak ke arah Royce: "Royce! Aku mencintaimu!"

"Aku tahu!" jawab Royce tanpa memutar kepalanya. Angin meniup rambutnya hingga berantakan. Dengan ketampanan yang tiada duanya, ia mengayunkan cambuk dan menunggang kuda di depannya.

"Setengah bulan yang lalu, Tuan pergi ke peternakan kuda dan mencari penanggung jawab di sana untuk belajar menunggang kuda. Tuan telah bekerja keras selama setengah bulan ini," cerita James. Ia kembali berkata dengan suara lembut: "Aku belum pernah melihat pernikahan siapa pun yang seunik ini, yang membutuhkan banyak biaya demi dapat menunggang kuda di hari pernikahan."

Mata Megan memerah, tetapi air mata yang menetes itu adalah air mata kehangatan.

Ia terus menatap Royce yang ada di depannya itu dan tiba-tiba terpikir bahwa dirinya tidak perlu takut menghadapi apa pun. Ada Royce di sampingnya, ia pasti akan hidup bahagia seumur hidup.

Pemandangan matahari terbit itu tampak begitu indah di Lautan Lin. Bunga-bunga plum di jalanan begitu harum. Pernikahan ini ditakdirkan untuk menjadi sesuatu yang besar dan membekas di dalam memori.

Mobil berhenti di sisi jalan. Hotel yang ada di depan pantai itu sudah disiapkan dan pantai juga sudah didekorasi.

Royce melompat turun dari atas kuda. Ia berjalan mendekati mobil dan membukakan pintu untuk Megan dengan lembut.

Karena baru saja menunggang kuda, rambut Royce masih berantakan dan sedikit terengah-engah. Dengan wajah yang sedikit berkeringat, ia mengulurkan tangannya ke arah Megan dan berkata sambil tersenyum: "Nyonya Yan, turunlah."

Megan mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Royce. Sambil menangis dan tersenyum, ia pun bertanya: "Mengapa kamu belajar menunggang kuda."

"Ingatlah," Royce berbicara sambil meletakkan tangan Megan di dalam tangannya. Dan dengan suara seraknya, ia berkata: "Aku, Royce, adalah pangeran kuda putihmu. Aku akan memberimu dongeng seumur hidup dan membuatmu menjadi seorang putri selamanya."

"Royce......" kata Megan sambil menatapnya. Separuh hidup Megan sudah dihabiskan untuk mengikuti jejaknya. Tetapi, siapa sangka, pria ini sebenarnya sudah menunggunya sejak lama.

Selama Megan mendekat padanya, ia tidak akan meninggalkan dirinya.

Sangat disayangkan, Megan terlambat memahami hal ini, sehingga banyak waktu yang terlewatkan.

Ketika Megan berjalan menyusuri pantai, kembang api mulai dinyalakan. Meskipun hari masih siang, tetapi suasananya tetap menyenangkan.

Mereka berdiri di tepi Lautan Lin dan menghadap ke laut sambil berpegangan tangan.

"Apa kamu masih ingat hal pertama yang kamu katakan padaku waktu kencan pertama?" tanya Megan sambil bersandar di bahu Royce.

Royce berpikir sebentar, lalu berkata: "Apa yang itu, ini adalah pertama kalinya untukku, tolong maafkan aku?"

Megan pun tertawa. Siapa sangka, seorang pemuda bandel seperti Royce ternyata begitu pemalu saat berkencan, seperti anak kecil yang tak berdaya.

Pesta pernikahan berlangsung di pantai. Bunga lili dan mawar memenuhi pantai itu. Seluruh teman dan kerabat berkumpul di sana dengan membawa bunga untuk disebarkan ke arah mereka berdua.

Royce menggandeng tangan Megan dan berjalan maju selangkah demi selangkah, seolah ingin berjalan seumur hidup.

Gabriel dan Ririn mengikuti dari belakang dengan begitu manis.

Royce mencium dahi Megan dan berkata dengan suara parau: "Aku akhirnya menikahimu setelah sedemikian lama."

Kata-kata itu, entah mengandung berapa banyak emosi Royce di dalamnya, sampai-sampai Megan merasa kalau Royce sedang sedih dan terluka.

Benar, sangat, sangat sulit bagi mereka untuk dapat sampai ke titik ini......

Pendeta diundang dari kota. Pada saat membaca sumpah, Megan dan Royce masing-masing menggendong Gabriel dan Ririn. Mereka membaca sumpah itu di depan umum.

Setelah itu, mereka berdua saling menatap dan tersenyum, kemudian mencium kedua anaknya.

Upacara pernikahan itu diakhiri dengan sorak-sorai dan teriakan semua pengunjung.

Royce mengundang semua tamu untuk menginap di Hotel Linhai. Malam itu, semua orang mengadakan pesta api unggun di tepi laut.

Royce berkata di hadapan semua orang: "Istriku akan bermain dengan kalian semua. Aku akan minum kalau dia kalah. Jangan terlalu keras padanya."

"Lihatlah dirimu, langsung berubah begitu memiliki istri," kata Anna sambil tersenyum bahagia. Ia pun menggoda: "Aku belum pernah melihatmu seperti ini sebelumnya."

"Kak, kalau mereka ini berani mengganggu Megan, aku pasti akan menghajar mereka. Hati-hati saja," kata Royce memperingatkan sambil tersenyum. Kemudian, ia berjalan ke samping Megan dan berkata: "Mainlah sesuka hatimu. Aku yang akan minum kalau kamu kalah."

Megan tersenyum dan berkata: "Sayang, kamu sekarang merasa...... Aku mungkin orang paling bahagia di dunia."

"Bodoh."

"Hei, hei, hei. Tolonglah kalian ini, jika ingin melakukan hal semacam ini, sebaiknya kembali saja. Jangan perlihatkan di depan kami!" kata Sonny yang ada di dalam kerumunan itu. Sambil menghadap ke arah Royce, ia berteriak: "Bagaimana menurut kalian? Para bujangan tentu tidak tahan melihatnya."

"Benar, benar. Jangan bermesraan di depan orang lain."

Para tamu itu mulai menggoda Megan dan Royce. Perkataan mereka itu membuat wajah Megan memerah dan tidak berani berkata apa-apa.

Royce pura-pura mengangkat botol anggur dan berteriak pada semua orang: "Jangan banyak bicara, jangan mengganggu istriku!"

Semuanya tertawa. Pemandangan yang hangat itu tidak akan dilupakan oleh semua orang.

Tidak jauh dari kerumunan itu, terlihat Yunita yang sedang berdiri. Ketika ia berjalan melewati orang banyak dan melihat Sonny, ia hanya membungkus tubuhnya dengan pakaian erat-erat dan tidak berbicara apa-apa.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu