Seberapa Sulit Mencintai - Bab 246 Enyahlah

Entah dari mana datangnya lagi segerombolan orang yang datang menyerbu, begitu banyak orang.

Megan Zhao mengira ini adalah orang-orang yang diperintah oleh Michelle Sun, kelihatannya berniat untuk merobohkan toko kecilnya.

Ini adalah pemberian dari Royce Yan, sang wanita tidak boleh membiarkan mereka bersikap semena-mena!

Tapi saat Cole Zhao menangis histeris, dia hanya bisa menyaksikan tokonya dihancurkan begitu saja dengan mata kepalanya sendiri.

Merasa panik hingga kelopak mata merah membara.

Namun, tepat pada saat ini, sekelompok orang itu malah langsung menangkap Michelle Sun, berkata dengan dingin: "Nona Sun, mohon maaf, tuan kami mengundang Anda untuk pergi minum teh bersama."

Michelle Sun tiba-tiba ditahan oleh sekelompok orang itu, melongo sejenak, lalu membentak marah: "Apa yang kalian lakukan, gila ya? Menangkapku? Kalian tahu aku itu siapa tidak?"

"Mohon maaf, kami hanya mendengarnya perintah dari atasan, dan juga kalian, siapa saja yang telah menghancurkan barang, semuanya ikut denganku."

Semua orang itu awalnya merupakan orang bayaran yang dicarikan oleh Michelle Sun, saat mendengar orang itu berkata seperti ini, seketika langsung menjadi takut hingga tak tahu harus bagaimana.

"Cepat jalan!" Orang yang memimpin adalah seseorang yang gagah dengan tinggi badan 1,8 meter, setelah membentak mereka, para preman kecil di dalam toko langsung keluar dengan memperlihatkan ekspresi ketakutan.

"Pergi apaan, hancurkan! Lanjutkan!" Michelle Sun berteriak marah, urat nadinya bermunculan: "Hancurkan seluruhnya!"

Orang itu tidak mengatakan apapun terhadap Megan Zhao, hanya berfokus untuk menangkap Michelle Sun, lalu pergi.

Sebuah keonaran, dimulai dengan sangat tiba-tiba, dan berakhir dengan tiba-tiba.

Dan toko kecil ini, telah dibuat menjadi kapal pecah.

Saat Megan Zhao melihat gambaran ini, kelopak matanya spontan menjadi merah.

Cole Zhao menangis histeris di dalam pelukannya Megan Zhao, tidak mampu menenangkannya walaupun sudah mencoba begitu lama.

Sang wanita takut Royce Yan akan melihat gambaran ini, terpaksa menegarkan diri mengusap air mata, dan membereskannya seorang diri.

Entah kenapa, Royce Yan pulang kerja begitu cepat hari ini, saat tiba di toko, sang wanita masih belum selesai membersihkannya.

"Ada apa?" Sang pria mengernyitkan kening dan masuk ke dalam.

"Tadi di buat berantakan oleh sang anak, dan tak sengaja membuat barang berjatuhan."

Megan Zhao terlihat jelas merasa sedikit bersalah.

Lagipula orang seperti Royce Yan, sangat tajam saat mengamati orang lain, entah apakah kebohongannya ini bisa mengelabui sang pria atau tidak.

Tidak disangka, Royce Yan berjalan ke hadapannya, ekspresi wajah terlihat sangat dingin: "Ada orang yang datang untuk membuat onar bukan?"

Sang pria melihat Megan Zhao tidak berbicara, langsung membalikkan tubuh dan pergi.

Sang wanita bergegas menangkap tangannya: "Kamu jangan pergi, sekarang kita tidak memiliki kekuasaan, lagipula tidak ada orang yang terluka, lupakan saja."

"Aku tidak pergi melakukan apapun kok, aku hanya ingin membawamu pergi menonton pertunjukan."

Royce Yan tersenyum, menggandeng tangannya, menggendong anak, membalikkan badan dan memasuki gang.

Di pojokan jalan belakang, merupakan sebuah tempat tak berpenghuni yang sedang dibangun, di sekeliling hanya ada puing bangunan, dan sebuah beko yang diberhentikan di dalam.

"Kenapa membawaku datang ke sini......"

Jari telunjutk Royce Yan menunjuk ke arah depan, Megan Zhao memalingkan pandangan mengikuti arah yang ditunjuknya, langsung terlihat sekelompok orang yang tadinya menangkap Michelle Sun.

Belum begitu lama, langsung terlihat Michelle Sun telah dipukul hingga tumbang di tanah, bahkan para preman itu pun di hajar hingga wajah penuh memar.

"Tadi, saat aku turun, Michelle Sun telah menyinggung preman setempat, kamu rasa, ini lucu tidak, wanita ini, mirip dengan kecoa yang tak bisa dipukul mati, selalu membuat masalah dimana-mana."

Sepasang tangan Royce Yan saling bersilangan di depan dada, bersandar pada tiang besi, sudut bibirnya mengandung senyuman yang sinis.

"Kamu tidak pergi untuk membantunya?" Meskipun Megan Zhao juga merasa ini lucu, rasa marah di dalam hati pun telah sedikit mereda, namun tetap merasa tidak nyaman.

"Membantunya?" Royce Yan mengernyitkan dahi sedikit: "2 tulang rusukku masih cedera, hanya akan kena hajar jika mendekat, sudahlah, jangan melihatnya lagi, mari pulang, kita pergi makan bersama."

Royce Yan menggandeng tangannya, berjalan ke arah depan.

Entah kenapa, Megan Zhao merasa hatinya penuh rasa manis, tersenyum dan berkata: "Dia adalah mantan istrimu, saat dihajar menjadi seperti ini, kamu pun tidak akan peduli?"

Royce Yan tiba-tiba berhenti, memalingkan kepala dan berkata: "Tapi kamu telah merampas pertama kalinya aku, bukankah kamu harusnya bertanggung jawab terhadapku?"

Keduanya telah keluar dari gang, kebetulan murid-murid SD telah pulang sekolah, saat para orang tua yang sedang melintas menjemput anak masing-masing mendengar perkataan ini, semuanya spontan menutupi mulut dan tersenyum.

Wajah Megan Zhao memerah, memukulnya sekali: "Jangan harap kamu bisa tidur malam ini."

Royce Yan menghela napas kesal, menyentuh dada: "Tenagamu kuat juga, dasar siluman kecil."

Setelah menutupi toko, Royce Yan dan Megan Zhao pergi makan di luar.

Mereka pergi makan pangsit khas Dongbei yang berada di sudut jalanan, murah dan mengenyangkan, saat pulang, Megan Zhao memandang langit: "Aku rasa, aku sekarang bagaikan sedang bermimpi."

Sang wanita melihatnya: "Kamu sekarang berada di sampingku, terlihat begitu tidak nyata."

Melihat wajahnya yang tenang, Royce Yan perlahan-lahan menurunkan pandangan mata: "Megan, jika suatu hari, aku pergi meninggalkanmu, kamu akan membenciku tidak?"

"Benci." Sang wanita langsung menjawab tanpa memikirkannya: "Tapi aku lebih mencintaimu, Royce, kita bisa bersama setelah menghadapi hujan badai, perasaanku terhadapmu sudah tidak mampu dihapuskan lagi, tidak peduli kamu pergi ataupun menetap, hatiku, tetap akan menjadi milikmu untuk selamanya."

Royce Yan tiba-tiba sadar.

Hal yang dilakukannya dengan susah payah, untuk berdiri di tengah masyarakat, terkadang, bukan hanya demi menjadi orang yang lebih unggul dari yang lainnya, tapi kebanyakan, adalah berjuang demi orang yang dipedulikan.

Sebuah teori yang begitu jelas, malah perlu dibantu peringati oleh Megan Zhao.

Sang pria spontan menertawakan diri sejenak, memeluk badannya sang wanita, lalu berjalan pulang menuju rumah.

Keluarga yang sesungguhnya, sebenarnya sungguh tidak perlu begitu bagus ataupun begitu besar, asalkan ada orang yang dicintai di sisi, ini semua sudah cukup.

Meskipun kehidupan terasa getir, tapi ini merupakan kehidupan yang paling membahagiakan bagi Megan Zhao.

Mungkin saat kembali mengenangnya setelah selesai makan, masa ini bagaikan sebuah cap yang terpahat dalam hati, tak mampu dihapuskan.

Kehidupan berangsur menjadi dingin, waktu bagi Royce Yan pergi ke tempat kerja menjadi semakin lama.

Megan Zhao memindahkan peralatan makan ke belakang toko kecil, setelah selesai masak, langsung mengantarkan makanan kepada Royce Yan.

Tidak disangka, saat pergi hari ini, setelah berkeliling sekali ke lapangan, tidak terlihat adanya sosok tubuh Royce Yan, dan malah dihadang oleh seorang kepala pekerja.

Tempat kami ini adalah lapangan kontruksi, untuk apa seorang wanita sepertimu datang ke sini?"

"Oh, aku mengantarkan makanan untuk priaku, dia bekerja memindahkan batu bata di sini."

Kepala pekerja itu mengamati Megan Zhao dari atas sampai ke bawah.

Begitu menawan, dan cantik.

Sejujurnya, kebanyakan pria yang bekerja di sini merupakan pengelana dari kota lain, dan setelah tinggal begitu lama di sini, gairah terhadap seorang wanita sudah mencapai puncak.

Mata kepala pekerja itu memancarkan aura cabul, berkata sambil tersenyum: "Priamu berada di dalam bukan, mari, aku mengantarmu ke sana."

Megan Zhao langsung mengikutinya tanpa berpikir banyak.

Lagipula sekarang sudah jam 12, sang wanita khawatir Royce Yan akan kelaparan.

Tak disangka, kepala pekerja itu malah membawanya pergi ke daerah yang terpencil, sepasang tangannya saling bergosokan, berkata: "Adik kecil, coba katakan, berapa harga melakukannya per sekali, Kakak akan memberikan dua ratus untukmu, bagaimana?"

Melihat pandangan mata kepala pekerja itu, Megan Zhao baru mulai mengerti, memandangnya dengan penuh waspada: "Apa yang ingin kamu lakukan!"

"Apa yang ingin kulakukan? Aku ingin menggarapmu, memangnya kamu tidak menyadarinya? Kamu begitu cantik, aku akan membayarmu empat ratus, mari, kemari." Kepala pekerja mengulurkan tangan terhadap Megan Zhao dengan cabul.

Sang wanita melemparkan makanan, mencengkram tangan kepala bangunan itu, dan membalikkannya ke belakang.

Tak disangka, reaksi kepala pekerja itu begitu cekatan, langsung memungut balok kayu yang ada di samping dan menghantamkannya ke kepala Megan Zhao.

"Clap" terdengar sebuah suara.

Balok kayu tidak mendarat di kepalanya Megan Zhao, melainkan ke tangannya Royce Yan.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu