Seberapa Sulit Mencintai - Bab 169 William Jing yang Misterius

Di sore hari saat Megan dikurung, tiba-tiba Jane berlari kemari dan berkata, "Ada orang yang datang untuk memberi kita makanan dan pakaian!"

Megan membuka matanya perlahan, tak lama, ia pun menyadari sesuatu, ia segera berdiri dan berkata, "Ada orang yang datang? Orang yang datang dari luar? Benarkah?"

"Iya, tiap beberapa tahun sekali mereka datang kemari, kebetulan sekali mereka datang saat kau ada di sini, sayang kau tidak bisa keluar dari sini!"

Kata Jane dengan sedikit merasa sayang.

Namun, Megan malah merasa sangat terkejut dan gembira!

Ternyata ada orang dari dunia luar yang mengirimkan barang ke tempat ini! Bukankah itu artinya ia bisa meninggalkan tempat ini?

Dengan panik, ia pun mendorong pintunya sambil berteriak, "Jane, cepat bebaskan aku!"

"Tidak bisa, Tetua sudah meminum rumput-rumput yang kau berikan, tapi masih belum sembuh, tunggu saja sebentar lagi, kalau Tetua sudah sembuh, kau bisa keluar."

Baru saja Jane selesai bicara, Megan pun mendengar suara mobil.

Sudah berhari-hari ia berada di sini, ia mengira dirinya sudah terpisah dari dunia luar, tak disangka ternyata ia masih bisa mendengar suara mobil! Ia sungguh sangat terkejut!

Lalu, ia pun mendengar ada orang yang berbincang-bincang di luar, mereka berbahasa Inggris dengan fasih.

Megan sungguh menyayangkan dirinya tidak benar-benar belajar Bahasa Inggris saat ia kuliah dulu, ia sama sekali tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan, namun dari suaranya, sepertinya mereka adalah pria yang usianya masih cukup muda.

Dengan sekuat tenaga, Megan pun menggedor-gedor pintunya, berharap ada orang yang bisa membebaskannya, namun orang-orang itu sama sekali tidak menghiraukannya, membiarkannya terkurung di sana sendirian.

Beberapa jam kemudian, Jane membukakan pintu itu untuknya, Megan pun segera berlari keluar sambil berteriak, "Mana orangnya? Mana orangnya? Jane."

"Bomoh, kau benar-benar hebat!" Jane sama sekali tidak menghiraukan kepanikan Megan, ia tersenyum dan berkata, "Tetua sudah sembuh!"

Namun Megan sama sekali tidak peduli pada hal itu, ia mencengkram tangan Jane dan bertanya, "Mana orang yang kau bilang tadi? Di mana?"

"Siapa?"

"Orang yang memberi kalian makanan dan pakaian, di mana? Di mana mereka?"

"Oh, maksudmu Tuan William Jing, dia sudah pergi, sepertinya dia adalah seorang filantropis...... Kurasa begitu, yang jelas Tetua sangat menghormatinya, tiap beberapa tahun ia pasti akan datang untuk memberi kita makanan dan pakaian, dia adalah orang yang baik!"

Sudah pergi...... Dia sudah pergi......

Megan pun melepaskan kedua tangannya dengan lemas, kenapa dia bisa pergi......

Melihat Megan yang lemas itu, Jane pun merasa bingung.

Namun tak lama, Megan kembali menyadari sesuatu, ia mencengkram pundak Jane lagi dan bertanya dengan terkejut, "Apa yang kau bilang tadi? Tuan William Jing?"

"Iya." Jane mengangguk-anggukkan kepalanya, "Kalau diterjemahkan, namanya adalah Tuan William Jing, kenapa memangnya?"

William Jing...... William Jing yang disebut-sebut oleh Royce kah?

Megan pun merasa sekujur tubuhnya sedikit dingin.

Dari percakapan antara Harland Gu dan Royce Yan yang dulu ia dengar, sepertinya ia mengetahui, bahwa latar belakang dan kedudukan William sangatlah tinggi.

Orang yang semisterius ini, namanya bisa ia dengar dari mulut Jane.

Ia sangat curiga, apa William Jing ini adalah William Jing yang disebut-sebut oleh Royce......

Setelah kehilangan kesempatan ini, berarti ia harus menunggu beberapa tahun lagi, Megan merasa sangat kesal.

Namun karena ia telah 'menyelamatkan nyawa' sang Tetua, ia kembali dikagumi oleh orang-orang suku itu, ia pun dijuluki sebagai 'Murid' sang Tetua yang paling disegani.

Seketika, Megan pun berubah menjadi orang yang paling disegani di suku itu.

"Jane, katakan...... Kenapa kau tidak pergi dari sini? Tuan William Jing itu selalu datang tiap beberapa tahun, kenapa kau tidak ikut dengannya?"

Jane tercengang sambil memandangi Megan yang sedang melamun di pinggir jendela itu, dengan tersenyum ia berkata, "Apa yang sedang kau bicarakan, Tuan William Jing jauh lebih menakutkan dari Tetua, kalau aku ikut dengannya, aku pasti akan mati lebih cepat."

"Maksudnya?" Megan pun membalikkan kepalanya memandangi Jane.

"Kau pasti tidak tahu kan, aku mendengarnya dari orang-orang suku, katanya Tuan William Jing adalah seseorang yang sangat sadis, katanya, ia melakukan amal di sini karena ia ingin mencari orang yang paling berani untuk menjadi death warrior nya, katanya beberapa tahun yang lalu, ada orang yang dipilih untuk menjadi death warriornya, katanya kehidupannya sungguh sangat menderita, tiap hari pagi dan malam mereka tak berhenti latihan, tapi hari ini, kudengar dari orang bawahan Tuan William Jing, death warrior itu kini sudah sangat hebat, jauh lebih hebat dari Tuan William Jing, Tuan William Jing sekarang harus mendengarkan perkataannya."

Melihat ekspresi wajah Jane, Megan pun membayangkan bahwa death warrior yang dimaksud itu adalah Royce Yan.

Ya Tuhan, kehidupan seperti apa yang sudah ia lalui......

Megan merasa semua ini sepertinya sungguh sangat jauh darinya, membunuh orang, death warrior, dan sebagainya, semua itu hanya pernah ia baca di dalam novel fiksi saja.

Namun sekarang, saat semua itu terpapar jelas di hadapannya, ia merasa, sungguh menakutkan sekali.

Namun kenapa Royce tidak menceritakan semua ini padanya, kalau ia mengatakannya, bukankah kesalahpahaman di atara mereka akan jelas semua? Untuk apa pula ia berhubungan dengan Anthony sampai selama itu.

Kini, Megan sangatlah menyesal, menyesal karena dirinya tidak mempercayai Royce saat ia bertemu dengannya.

Ia sungguh sangat merindukannya! Ia sangat merindukan Royce Yan!

Namun, semua ide pun terbesit ke dalam benak Megan.

Apa kalau dirinya menjadi orang bawahan William Jing, ia akan bisa meninggalkan tempat ini? Lalu bertemu dengan Royce?

Ia mencengkram tangan Jane dan bertanya, "Apa kau tahu, kapan Tuan William Jing akan datang lagi?"

"Tidak tentu." Jane menggelengkan kepalanya, "Tuan William Jing selalu datang setelah waktu yang sangat lama, lihatlah baju yang hari ini ia berikan pada kita, enak sekali dipakai, akhirnya aku bisa mengganti pakaian yang kupakai ini."

Pakaian yang dipakai Jane itu sungguh sangat tua dan kusut, bahkan ada banyak lubang yang sama sekali tidak tertutup.

Sebenarnya, sebagian besar orang di sini hanya memakai rumput-rumputan dan jerami untuk pakaian mereka.

Tidak ada orang yang peduli pakaian yang kau kenakan bagus atau tidak.

Dan akhirnya, suatu kejadian yang membuat Megan benar-benar bertekad pun terjadi di hari kesepuluh setelah ia datang ke tempat ini.

Ia bersumpah, kalau bukan karena kejadian ini, mungkin, jalan kehidupannya tidak akan berubah sama sekali, sepertinya ia sudah sangat bertekad untuk meninggalkan tempat ini dan menemukan Royce.

Beberapa tahun kemudian, kalau diingat-ingat kembali, ia pasti akan sangat bersyukur bahwa dirinya memilih jalan ini, setidaknya, ini adalah sebuah jalan yang bisa ia tempuh untuk menggapai keberhasilan.

Jane terkena wabah virus di hari kesepuluh Megan sampai di tempat ini.

Tentu saja, orang-orang di sana tidak ada yang tahu akan hal ini.

Hanya Megan saja yang menyadari keanehan Jane, ia terlalu banyak makan daging ayam liar yang mentah, karena terlalu lapar, setelah berburu dan mendapatkan seekor ayam liar, ia langsung mencabuti bulunya dan memakannya.

Bagi mereka, makan daging mentah adalah hal yang wajar, mungkin ayam liar yang Jane tangkap hari itu juga membawa penyakit.

Yang jelas, Jane mengeluarkan banyak keringat, suhu tubuhnya juga tinggi, sekujur tubuhnya sangat lemas.

Awalnya, semua orang merasa biasa saja.

Namun Megan pernah membaca situasi seperti ini di buku kedokteran, ia tahu, sepertinya Jane terkena wabah virus.

Di tempat seperti ini, kalau terkena wabah virus, hanya akan berakhir dengan kematian, dan yang mati bukan hanya Jane saja, semua orang di suku ini pasti akan mati!

Megan ingin bertemu dengan Royce hidup-hidup, ia tak ingin mati di sini!

"Jane, dengarkan aku, kau harus diisolasi."

"Kenapa?" Di sini, diisolasi sama artinya dengan mati.

"Kenapa kau mau aku mati?"

"Jane, dengarkan aku, kau harus diisolai, kalau tidak, semua orang di sini akan mati."

"Aku tak tahu apa yang kau bicarakan."

Melihat Jane tidak mau mendengarkan perkataannya, Megan pun mencari sang Tetua.

Namun, selain Jane, tidak ada yang mengerti ucapannya.

"Pergi!" teriak Megan pada orang-orang suku di desa itu, "Cepat pergi kalian, jangan dekat-dekat dengan Jane!"

Tidak ada...... Tidak ada orang yang mengerti apa yang ia ucapkan......

Wabah virus itu menyebar dengan sangat cepat, dalam tiga hari saja, seisi desa itu pun dipenuhi dengan orang-orang yang mempunyai gejala serupa dengan Jane, dan semakin lama semakin banyak.

Megan melihat sang Tetua menyuruh orang untuk mengubur Jane hidup-hidup di hadapannya, tidak hanya Jane, orang-orang yang sama dengannya juga begitu.

Sekujur tubuh Megan sangat tegang, ia berdiri di samping, namun tidak bisa melakukan apa-apa.

Karena ia tak mengerti apa pun, ia juga tidak mengerti bagaimana caranya mengobati wabah virus ini.

Ini adalah pembantaian yang sangat kejam, pembantaian tanpa asap dan peluru.

Megan memandangi Jane dikubur hidup-hidup, bahkan Jane sama sekali tidak punya tenaga untuk berteriak minta tolong, ia hanya memandangi Megan dan berteriak pelan, "Bomoh...... Tolong aku, aku tidak sakit, aku tidak mau mati."

Megan mengepalkan kedua tangannya dan menggigit giginya, "Jane, apa kau percaya padaku?"

Jane menangis sambil menganggukkan kepalanya sekuat tenaga, "Aku percaya!"

"Kalau begitu katakan pada Tetua, aku akan tinggal denganmu, lalu isolasi kita berdua, aku akan mengobatimu, kalau tidak bisa, kita mati bersama!"

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu