Seberapa Sulit Mencintai - Bab 166 Aku Mencintaimu, Royce Yan

Setelah dipukuli habis-habisan, Megan mendengar ada orang yang berkata, "Waktunya sudah tiba, bawa dia pergi dulu, kalau tidak, dengan kemampuan Rian, ia pasti akan segera menembus penghalang sinyal kita, kalau sampai ia menemukan tempat ini, kita semua akan mati."

Sambil menangis ia berkata, "Aku mohon, biarkan aku mendengar suaranya, aku mohon......"

Ia memohon-mohon dengan pasrah, saat ini ia hanya berharap bisa mendengarkan suara Royce, suara hembusan nafasnya saja juga tak apa.

Vera memandanginya dengan dingin, "Baik, kuberi kau satu menit."

Lalu, ia pun menelepon Royce.

"Royce......" teriak Megan sambil menangis, "Royce, kenapa kau membohongiku, apa kau tahu, bertahun-tahun ini, tiap pagi dan malam, aku selalu merasa kesakitan sampai tidak bisa tertidur, saat kau pergi, tiap malam aku bermimpi aku bertemu denganmu, aku ingin mengatakan, aku sungguh sangat amat mencintaimu, aku sama sekali tidak pernah melupakanmu, aku sangat takut kehilanganmu, di dunia ini, hanya kau yang paling menyayangiku."

Megan takut waktunya tidak cukup, ia langsung mengatakan semua yang ingin ia katakan, ketika itu pula, ia mengatakan segalanya.

Royce memegangi handphonenya, hatinya terasa sangat sakit, "Megan, jangan takut, aku ada di sini, tunggu aku, aku akan membuat mereka semua mati!"

Beberapa patah kata itu, terasa seperti di masa lalu, saat Royce tidak memiliki apa-apa, namun ketika Megan berada dalam masalah, ia selalu akan berdiri di hadapannya untuk menahan segala angin dan ombak.

Bagaimana mungki Royce yang seperti ini adalah seseorang yang serakah dan gila harta?

Ia yang terlalu bodoh, benar-benar bodoh...... Bisa-bisanya ia mengira bahwa Royce benar-benar mengambil yang dan pergi darinya, apa ia tidak tahu apa saja yang sudah Royce lakukan untuknya dalam kehidupannya di Jing State selama ini?

Tapi kenapa ia tidak mau mengatakannya, mengapa ia tak mau mengatakan semua ini, kalau ia mengatakannya, Megan pasti akan memaafkannya!

Lalu, Vera pun mematikan telepon itu, "Sudah, kekasihmu itu pasti akan segera menemanimu, kau, pergi saja dulu."

Kemudian, ia pun mengambil sebuah tongkat kayu, dan memukulkannya ke kepala Megan.

Pengelihatan Megan menghitam, dan ia pun langsung pingsan.

Di dalam ingatannya, Royce selalu tersenyum lembut dan berkata padanya, "Megan, aku pasti akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini."

"Tunggu sampai aku punya banyak uang, kita beli toko ini."

"Ayo kita jual makanan-makanan ringan saja, kau kan sangat rakus, kalau kita menjual makanan ringan, kau bisa memakannya setiap hari."

"Hari ini aku mendapat uang satu juta, katakan, kau ingin makan apa, kita beli sekarang."

"Megan, jangan takut, kalau ada apa-apa, bersembunyilah di belakangku, meskipun aku tak punya takhta atau kedudukan, tapi aku pasti tidak akan membiarkanmu terkena masalah, percayalah apdaku."

"Megan, aku sangat rindu padamu......"

......

Semuanya Royce, semuanya dia.

Air mata pun menetes di wajah Megan.

"Royce......" serunya pelan, "Maaf...... Maaf......"

Ia yang terlambat untuk menyadari semuanya, ia yang tak pernah percaya apdanya.

Kalau bisa kembali ke sampingnya, ia pasti...... pasti akan selalu bersamanya seumur hidup.

Martabat atau pun anak, ia tak peduli, ia memang sangat egois, ia sangat menginginkan dirinya bersama dengan Royce!

Ia benar-benar berharap waktu bisa berputar kembali......

"Bangun...... Apa kau sudah bangun?"

Sepertinya ada orang yang sedang mendorongnya......

Kepalanya sangat sakit, Megan pun membuka matanya pelan-pelan, ia hanya bisa melihat ada cahaya, hari sudah malam, dan..... banyak orang, banyak, orang asing.

"Cepat bangun, kalau tidak Tetua pasti akan memotong tanganmu!" ada seseorang yang mendorong-dorongnya sekuat tenaga di sebelahnya.

Megan dibangunkan oleh orang itu, ia pun duduk dengan sedikit pusing, lalu bersandar pada tumpukan kayu di sebelahnya, ia merasa kepalanya sangat sakit.

Di telinganya, ia mendengar ada seseorang sedang bernyanyi, entah apa yang sedang dinyanyikannya.

Tidak tahu siapa orang-orang itu, mereka mengitari api unggun ambil menari dan bernyanyi.

Di bawah sebuah pondok di samping sana, ada segerombolan wanita yang gemetar ketakutan, ada beberapa wanita yang berlutut di depan, menangis tersedu-sedu, berteriak, entah apa yang sedang mereka teriakkan, mereka bergumam tidak jelas.

Megan berada di antara wanita-wanita itu, ia ingin berkata sesuatu, namun tenggorokannya terasa sangat kering, seperti ada api yang sedang membara di dalamnya, sangat menyakitkan.

Wanita yang membangunkannya kurang lebih berusia dua puluhan, rupanya masih sangat muda, dengan pelan ia berkata, "Tetua akan mengisolasi 'dosa' ini."

"Dosa?" ketika Megan mengeluarkan suaranya, barulah ia menyadari ternyata suaranya sangat pelan, sepertinya...... pita suaranya terluka?

Wanita itu menunjuk ke arah salah seorang wanita di depan sana, "Tuh, dia, baru saja melahirkan, lalu mengeluarkan banyak darah, kata Tetua, dia berdosa, harus diisolasi, sepertinya, ia tak akan bisa hidup sampai tiga hari."

Megan melihat ke arah jari wanita itu menunjuk, ia melihat wanita di depannya itu menggendong seorang bayi di tangannya, menangis tersedu-sedu, mulutnya terus bergumam, Megan tidak mengerti, yang jelas yang dikatakannya bukanlah Bahasa Mandarin.

Ia melihat wanita itu memohon-mohon pada orang yang disebut 'Tetua' itu, sambil bersujud-sujud, namun 'Tetua' itu sama sekali tidak tergerak, tak lama, ia pun memisahkan wanita itu dengan bayinya.

Semua orang berlutut di atas tanah, sambil mengangkat kedua tangannya ke atas, mulut mereka terus bergumam, melemparkan wanita itu ke dalam pondok dan menguncinya dari luar, membiarkan wanita itu menangis dan berteriak.

"Kau baru datang, peraturan pertama di sini, kau harus memutuskan urat dan otot tanganmu, setelah urat dan otot tanganmu putus dan ternyata kau masih hidup, kau akan diterima oleh Tetua, setelah kau diterima, kau akan menjadi 'Murid' Tetua dan kau tak perlu tinggal di sini lagi."

Baru saja selesai bicara, orang yang disebut 'Tetua' itu menunjuk ke arah Megan, orang-orang di sebelahnya segera maju ke depan dan menarik Megan keluar dari kerumunan.

Salah satunya adalah seorang pria yang membawa belati, ia menarik Megan dan menahannya di depan api unggun, ia meludah pada belatinya sambil bergumam.

Megan sangat panik, ia tak tahu siapa orang-orang ini, kenapa mereka sama sekali tidak manusiawi, dan wanita-wanita itu kelihatannya sudah sangat terbiasa, mereka kelihatan seolah rasanya tidak ada yang salah dengan memutuskan urat dan otot tangan orang lain.

Megan pun membuka mulutnya, baru saja ia hendak mengatakan sesuatu, belati pria itu pun terayun ke bawah!

"Ah!" teriak Megan, namun karena pita suaranya terluka, ia hanya mengeluarkan suara yang sangat serak.

Urat dan otot tangannya tidak langsung terputus, hanya kulitnya saja yang terluka, lalu tiba-tiba, ada seorang wanita yang berlari keluar sambil menggendong seorang bayi.

Ia berlari ke samping 'Tetua', lalu berbisik sejenak, seketika wajah sang 'Tetua' pun berubah dan berteriak kepada orang-orang di sana.

Entah apa yang dikatakannya, yang jelas mereka tidak melakukan apa-apa lagi pada Megan.

Lalu, Megan pun melihat seorang pria yang berjenggot panjang berlari kemari, lalu melihat bayi di dalam pelukan wanita itu dan menggeleng-gelengkan kepala.

Entah kenapa, ia hanya mendengar sepatah kata, "Bencana!"

Lalu, orang-orang itu pun segera menggali sebuah lubang di hadapan Megan, dan meletakkan bayi itu ke dalamnya.

"Apa yang kalian lakukan!" Megan segera maju ke depan, "Anak ini hanya demam saja, apa yang akan kalian lakukan!"

Sepertinya mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Megan, wanita yang tadi membangunkan Megan pun maju ke depan, lalu menerjemahkan perkataan Megan dengan hati-hati.

Sang 'Tetua' tersenyum sejenak, lalu mendorong Megan.

"Apa yang sedang mereka lakukan, bayi itu tidak bersalah, kenapa harus menguburnya hidup-hidup!"

"Demam apanya, suhu tubuh bayi ini sangat tinggi, berarti dia 'berdosa', seseorang yang 'berdosa' harus dikubur hidup-hidup untuk menghindari bencana!"

Ya Tuhan! Tempat macam apa ini! Bayi itu jelas-jelas sedang demam, bisa-bisanya ia akan dikubur hidup-hidup!

Melihat wanita itu bisa menerjemahkan ucapannya, Megan pun segera berkata, "Katakan padanya, aku bisa menyembuhkannya, suruh dia lepaskan bayi ini."

Buku kedokteran yang diberikan Harland padanya berisi banyak hal, meskipun tidak begitu rinci, tapi bukan masalah baginya untuk menyembuhkan penyakit kecil seperti ini.

Wanita itu pun memandangi Megan dengan terkejut, ia memandanginya dari atas ke bawah, seolah tidak percaya, namun ia tetap saja menerjemahkan ucapan Megan itu.

Namun setelah wanita itu menerjemahkannya, seluruh orang pun segera menatap Megan dengan pandangan meremehkan, mengejek, serta terkejut, mereka mulai berbisik-bisik membicarakannya.

Sekujur tubuh sang 'Tetua', dari ujung kepala sampai ujung kaki, juga terlihat sangat meremehkannya, ia berkata sesuatu pada wanita itu, lalu sang wanita pun berkata, "Kau harus tahu, ini adalah 'dosa', kita sudah hidup di sini puluhan tahun, tidak ada orang yang bisa menyembuhkannya, kalau kau bisa menyembuhkannya, Tetua akan segera mengangkatmu menjadi 'muridnya', tak perlu memutuskan urat dan otot tanganmu!"

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu