After Met You - Bab 737 Ditukar Dengan Hadiah Yang Lain

Yuni Lim mengambil sebuah bantal kemudian melemparkannya pada Candra Gail.

Masalah lamaran, dia hanya sembarangan berkata saja.

Lamaran adalah dua orang yang saling mencintai, masuk ke dalam sebuah perayaan yang sangat serius sebelum memasuki jenjang pernikahan, ini menandakan sebuah ketulusan dari hati pria.

Sedangkan dia dan Candra Gail telah melewati begitu banyak hal, kisah cinta mereka sejak awal sudah mulai berkembang, stabil sama seperti sebuah pohon yang besar.

Mereka saling mencintai dan juga saling percaya.

Pandangan Yuni Lim terhadap lamaran ini, benar-benar tidak terlalu penting.

Dia telah berada di dalam penjara begitu lama, menurutnya tidak ada yang lebih penting daripada kebersamaan.

Candra Gail masih sedang tertawa, dia mengulurkan tangan dan menangkap bantal itu, dan tertawa terpingkal-pingkal.

Yuni Lim melirik ke arahnya, begitu lucukah?

Candra Gail meletakkan bantal itu di samping, kemudian berjalan kembali mendekati Yuni Lim. Di hadapannya, dia bersujud, kemudian menggenggam kedua tangannya, dengan nada yang sangat serius, dia berkata, “Kalau begitu, nanti kita pergi ke pengadilan sipil untuk rujuk kembali?”

“Rujuk apa? Mengapa begitu tergesa-gesa, aku tidak enak badan.”

Yuni Lim dengan sombong menepis tangannya, orang ini benar-benar mimpi, baru saja dia mengatakan bersedia menikah dengannya, dia malah menertawakannya.

Sekarang kembali dan mengatakan ingin rujuk kembali?

Dulu cerai mudah saja, sekarang rujuk bukanlah hal yang mudah.

Candra Gail mendengar dia mengatakan bahwa dia tidak enak badan, ekspresi di wajahnya langsung berubah, “Mana yang tidak enak badan?”

Melihat Candra Gail begitu panik, Yuni Lim mana mungkin rela menggodanya lagi.

“Sudah, sudah! Nanti kita pergi ke pengadilan sipil untuk rujuk kembali.”

Candra Gail baru tersadar, ternyata Yuni Lim hanya tidak puas dia barusan menertawakannya.

Dia pun menjelaskan, “Aku bukan menertawakanmu, aku hanya senang, sangat senang. Aku belum pernah sesenang ini sebelumnya.”

Sebuah ucapan yang begitu jujur, akan tetapi membuat wajah dan telinga Yuni Lim memerah.

Setelah dia mengatakan bersedia menikah dengannya, dia selalu merasa bahwa dirinya seperti inign tergesa-gesa untuk menikah dengannya.

..........

Ada suatu hal yang benar dari perkataan Yuni Lim.

Candra Gail memang tergesa-gesa untuk rujuk kembali dengan Yuni Lim.

Meskipun dalam hatinya tau, Yuni Lim tidak akan menikah dengan pria lain selain dirinya, akan tetapi dalam hatinya selalu khawatir akan ada orang yang melirik Yuni Lim, dan merebutnya dari Candra Gail.

Kedua orang itu hari itu juga pergi ke pengadilan sipil untuk rujuk kembali.

Yuni Lim membawa buku merah keluar dari pengadilan sipil, seperti teringat sesuatu, tiba-tiba dia melepaskan tangan Candra Gail, dia belum hitung-hitungan dengannya.

“Candra, aku peringatkan kamu, jika aku diceraikan lagi, dan kamu ingin rujuk lagi, tidak akan........”

Ekspresi di wajah Candra Gail menjadi gugup, dengan nada suara yang penuh kepanikan, dia berkata, “Tidak mungkin ada lain kali, seumur hidup ini tidak mungkin.”

“Ini semua kamu yang mengatakannya sendiri!” Yuni Lim merasa sedikit ketakutan dengan perceraian mereka berdua.

Candra Gail seperti berkata dengan berjanji, “Aku pasti akan menepati apa yang aku janjikan padamu.”

Memang benar, semua hal yang pernah dijanjikannya, selama ini tidak pernah diingkarinya.

“Dan juga, tidak peduli terjadi hal apapun di kemudian hari, kamu tidak boleh menutup-nutupi hal apapun padaku! Cepat bersumpah, sekarang juga bersumpah!” Yuni Lim telah dibohonginya hingga sangat mengenaskan.

Candra Gail mengetahui pemikiran Yuni Lim, dia juga telah intropeksi diri.

Dapat dikatakan, selama setengah tahun lebih Yuni Lim tidak tersadarkan diri, dia seperti mengintropeksi setiap helai rambut yang ada di tubuhnya.

“Aku bersumpah, tidak akan menutup-nutupi hal apapun lagi darimu. Jika tidak......”

Yuni Lim segera memotong pembicarannya, “Apa yang kamu bicarakan? Bagaimanapun kamu hanya perlu bersumpah tidak akan membohongiku lagi itu udah cukup.”

Candra Gail tanpa ragu berkata, “Aku akan menepati apa yang kamu katakan.”

Yuni Lim pun tersenyum, “Karena kamu begitu penurut, aku bisa saja mempertimbangkan untuk menambah gajimu.”

Karena bagaimanapun semua harta warisan Candra Gail berada di tangannya.

Meskipun mereka berdua telah rujuk kembali, jika tidak ada petunjuk lain yang lengkap, semua warisan yang diberikan Candra Gail kepadanya adalah harta pribadinya.

Candra Gail tiba-tiba tersenyum, “Berdasarkan hubungan kita berdua, kamu juga bisa mengubah gaji dalam bentuk hadiah yang lain, eng?”

Yuni Lim seketika mengerti arti tersimpan dalam perkataannya itu.

“Apa yang kamu katakan?”

“Apa yang aku katakan? Sebagai seorang pegawai, apa aku tidak boleh mengajukan hadiah dalam bentuk lain?”

Yuni Lim tidak mempedulikan pertanyaannya, dan langsung kembali ke dalam mobil.

Candra Gail mengikutinya masuk ke dalam mobil, kemudian melanjutkan perkataannya, “Benar, aku tidak peduli mendapatkan tambahan gaji atau tidak, berdasarkan hubungan kita berdua, kamu hanya cukup memberikanku sebuah hadiah itu sudah cukup.”

Yuni Lim menolehkan kepala melihat ke arah luar jendela, dan menghipnotis dirinya sendiri : Aku tidak mendengarnya, aku tidak paham apa yang dikatakannya.

Sedangkan berdasarkan hadiah yang dimaksudkan oleh Candra Gail, dia sama sekali tidak tergesa-gesa untuk menyerahkan pengajuan.

Beberapa waktu selanjutnya, dia sedang sibuk memberikan berbagai pemulihan untuk tubuh Yuni Lim. Setiap hari dia mengamati berbagai daftar menu suplemen.

Yuni Lim juga mengamati perubahan tubuhnya dari yang sangat kurus kini perlahan-lahan menjadi lebih berisi.

Akhirnya, dia tidak dapat menahan diri lagi, dia pun merengek kepada Candra Gail untuk pergi berjalan-jalan.

Candra Gail terlebih dahulu membawanya melakukan cek sekujur tubuhnya, kemudian baru menepatinya untuk berjalan-jalan.

Akan tetapi, pada hari kedua, Candra Gail menyadari, tidak hanya mereka berdua yang pergi berjalan-jalan, akan tetapi juga Gilbert Gail.

“Ibu, mana yang lebih bagus, ini atau ini?”

Dia mengapa sebelumnya tidak menyadari bahwa Gilbert Gail begitu memperhatikan penampilannya.

“Gilbert terlihat tampan mengenakan apapun.”

Saat tidak ada Gilbert Gail, Yuni Lim hanya memujinya tampan.

Gilbert Gail tersipu malu, dengan penuh semangat, dia berkata, “Eng, kalau begitu, aku mengenakan ini saja, warnanya sama dengan pakaian yang dikenakan ibu.”

“Baik.” Yuni Lim mengelus kepalanya, dan membantunya berganti pakaian.

Candra Gail yang sedang berdiri di ambang pintu yang diabaikan begitu saja, menundukkan kepala melihat setelan jas hitam yang dikenakannya, kemudian menengadahkan kepala melihat ibu dan anak yang mengenakan pakaian hijau muda, dia pun mengernyitkan dahi.

Dia benar-benar tidak memiliki pakaian yang berwarna hijau muda........

Dengan wajah lesu, dia berjalan ke depan lemari Gilbert Gail, kemudian mencari sebuah setelan hitam putih bergaris, lalu melemparkannya di atas kasur, “Pakai ini saja.”

Yuni Lim dengan ekspresi tidak suka, berkata, “Jangan ini, hijau muda terlihat bagus, sangat cocok dengan warna kulit.”

Candra Gail melirik ke arah Gilbert Gail, dengan datar, dia berkata, “Pakaian ini mudah kotor.”

Gilbert Gail sangat mengerti bahwa terdapat ancaman dari perkataan ayahnya itu.

Dia takut ayahnya, akan tetapi ayahnya takut pada ibunya.

Dengan pertimbangan ini, Gilbert Gail pun mengerti.

Dia menunjuk pakaian yang dikenakannya, dan berkata pada Yuni Lim, “Ibu, aku juga menyukai pakaian ini.”

Yuni Lim sangat menyayangi anaknya, dia pun memeluknya dan menciumnya, “Kalau begitu, kita pakai ini saja, tidak perlu ganti lagi.”

Dengan penuh kepuasan, Gilbert Gail melirik ke arah Candra Gail.

Candra Gail menahan emosinya, bagus, anak ini telah membuatnya emosi.

Gilbert Gail telah sangat lama tidak berpergian bersama kedua orang tuanya.

Di antara mereka bertiga, dialah yang paling senang.

Dia melihat ayahnya yang mengenakan pakaian berwarna gelap, dia merasa hanya ayahnya seorang diri yang mengenakan pakaian yang tidak sama, terlihat sangat kasihan.

Jadi, saat dia minum, dia sengaja menumpahkan air minum dan membasahi pakaian yang dikenakan Candra Gail.

Kemudian dengan nada terkejut, dia berkata, “Eh, baju ayah basah.”

Candra Gail melihat sekilas ke arahnya, tidak terlihat bahwa anaknya suka berdrama.

Oleh karena itu, mereka bertiga pun pergi ke mall untuk membeli baju.

Gilbert Gail masuk ke dalam toko setelah melihat di toko mana yang terdapat pakaian berwarna hijau muda.

“Ibu, ini sama dengan warna pakaian yang kita kenakan.”

Kemudian dia melihat ke arah Candra Gail.

Akan tetapi Candra Gail memperlihatkan bahwa dia tidak tertarik dengan pakaian itu. Dia pun hanya melihat sekilas ke arahnya, kemudian menolehkan kepala melihat ke arah Yuni Lim, “Bagaimana menurutmu?”

“Kamu bisa mencobanya.” Yuni Lim sedikit curiga, Candra Gail tidak menyukai warna yang terlalu terang seperti ini.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu