After Met You - Bab 736 Aku Bersedia Menikah Denganmu

Saat Yuni Lim ditarik keluar oleh Candra Gail dari dalam bak mandi, sekujur tubuhnya memerah seperti udang rebus. Tiba-tiba merindukan Candra Gail yang dulu, meskipun sangat tidak tau malu, akan tetapi tidak sewajarnya seperti ini........

Candra Gail menggendongnya dari dalam bak mandi lalu meletakannya di atas kasur, kemudian dia berbalik badan dan mengambil mantel tidur untuknya.

Yuni Lim diam-diam masuk ke dalam selimut, dengan suara bergetar, dia berkata, “Letakkan aku di atas kasur, lalu tinggal mandi saja, tidak perlu mengurusiku.”

Candra Gail menolehkan kepalanya, dan tidak terlihat bayangan Yuni Lim, setelah melihat selimut tertutup, hatinya menjadi sedih, dia merasa hatinya baru saja kembali ke tempat semula.

Saat ini dia merasa sedikit terkejut.

Dia mengambil mantel tidur milik Yuni Lim dan berjalan ke sisi kasur, dengan suara yang lembut, dia berkata, “Aku tidak akan membantumu berganti pakaian, keluarlah, jangan sampai membuatmu merasa pengap!”

Yuni Lim mendengar perkataannya, kemudian menarik selimut ke bawah, terlihat butiran-butiran air mata di kedua bola matanya, dia pun menyuruhnya, “Cepatlah mandi.”

Melihat keadaannya saat ini, Candra Gail pun tidak dapat menahan diri untuk tersenyum, “Baik.”

Selesai dia berbicara, dia sama sekali tidak pergi, malah mengulurkan tangannya, tanpa menunggu dia melakukan suatu hal, Yuni Lim langsung meringkuk masuk ke dalam selimut kembali, reaksinya begitu cepat seperti seekor kelinci.

Candra Gail tertawa, tawaannya itu seperti tidak dapat dihentikan.

Selang beberapa saat, dia mengulurkan tangan dan menarik selimut, tawaan sama sekali belum reda dari suaranya, “Baiklah, aku benar-benar pergi mandi, pakaianmu aku letakkan di sini.”

Dia bangkit dan berdiri di ambang kasur beberapa detik, melihat Yuni Lim sama sekali tidak bergerak, dia pun berbalik arah dan masuk ke dalam kamar mandi.

Mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, Yuni Lim pun duduk.

Dia melihat ke arah kamar mandi, kebetulan dia melihat pintu kamar mandi tidak tertutup.

Mandi tanpa menutup pintu?

Meskipun ini di dalam rumah, akan tetapi dia ingat Candra Gail dulu tidak memiliki kebiasaan seperti ini.

Setelah terbangun dari setengah tahun tanpa sadar, dia menyadari bahwa Candra Gail lebih seperti centil?

Pemikiran ini membuat Yuni Lim bergejolak, dia pun segera bangkit dan mengenakan pakaiannya.

Selesai berganti pakaian, tanpa dapat menahan diri, dia pun berguling-guling di atas kasur.

Berbaring di atas kasur begitu lama, dia merasakan dengan jeals tubuhnya sedikit berbeda dengan dulu.

Saat Candra Gail keluar dari kamar mandi, Yuni Lim telah mulai mengantuk.

Candra Gail meihat Yuni Lim berbaring di atas selimut, langsung membungkukkan tubuhnya, dan berkata dengan suara ringan, “Bangun sebentar, tidurlah di bawah selimut.”

Yuni Lim melirikkan matanya melihat Candra Gail sekilas, benar-benar hanya sekilas, kemudian dia pun menutup matanya kembali, sambil menggerakkan tubuhnya.

Candra Gail menggunakan kesempatan ini untuk menarik selimut yang tertindih olehnya, kemudian dia pun menyelimutinya, “Sudah, sekarang boleh tidur.”

Yuni Lim ternyata tidur dengan nyenyak.

Candra Gail tertawa, sepertinya terlalu lelah.

Dia kemudian menaikkan suhu AC, mematikan lampu, kemudian berbaring di atas kasur.

Kemudian menarik Yuni Lim ke dalam pelukannya, dia mencoba memanggilnya, “Nini?”

Tidak ada reaksi.

Dia mencoba lagi untuk memanggilnya lagi.

“Um....” Yuni Lim dengan suara yang samar-samar menjawabnya, kemudian menarik selimut, memperlihatkan bahwa dia sedikit kesal dengan gangguan dari Candra Gail.

Candra Gail terdiam sejenak, selang beberapa saat, dia bangkit dan turun dari kasur, saat dia kembali, di tangannya membawa sebuah kotak kecil.

Dari kotak kecil itu dia mengambil sebuah cincin, kemudian memakaikannya di tangan Yuni Lim.

Tubuh Yuni Lim pulih dengan pesar, akan tetapi tubuhnya tetap lebih kurus daripada sebelumnya. Cincin yang dikenakannya pun sedikit longgar, akan tetapi juga tidak akan terlepas, terlihat begitu pas.

Merawat beberapa saat lagi, pasti akan sehat seperti dulu.

.............

Saat subuh, Yuni Lim bangun sangat pagi.

Dia bergerak, Candra Gail juga ikut terbangun.

Candra Gail sangat romantis, kemudian dia pun mencium keningnya.

“Pagi.”

Yuni Lim baru saja ingin mengatakan sesuatu, dia merasa di jari manis tangan kirinya seperti terdapat sebuah benda, sedikit keras.

Dengan penasaran, dia mengulurkan tangannya, lalu melihat tangannya selama beberapa saat, akan tetapi tidak bersuara.

Saat Candra Gail mengira bahwa dia tidak menyukainya, dia malah memprotesnya, “Kenapa harus menggunakan waktu aku tertidur, baru dikenakan padaku........”

Candra Gail merasa lega, ternyata dia bukan tidak senang.

“Apa kamu menyukainya?”

Yuni Lim menarik kembali pandangannya dari cincin, kemudian melirik ke arah Candra Gail, dengan nada malas, dia menjawab, “Lumayan.”

Lumayan? Kalau begitu dia tidak menyukainya.

Candra Gail pun tanpa bisa menahan diri mengernyitkan dahinya.

Setelah kondisi Yuni Lim perlahan-lahan membaik, dia mulai memiliki waktu lain untuk memikirkan hal lain.

Misalnya setelah Yuni Lim terbangun, dia ingin memberikan hadiah apa untuknya, ingin mengadakan pesta pernikahan yang seperti apa......

Cincin ini adalah pilihan pertama saat dia dalam perjalanan pulang mengantar Gilbert Gail berangkat ke sekolah.

Tidak disangka, dia tidak menyukainya.

Yuni Lim melihat Candra Gail tidak berbicara, hatinya pun sedikit pasrah.

Tau memberinya sebuah cincin, akan tetapi malah tidak mengatakan alasan mengapa dia memberinya cincin.

Seseorang bisa sangat menyukai sebuah benda, terkadang karena arti berharga dari sebuah pemberian itu, sedangkan untuk barangnya sendiri, malah kebalikannya, tidak terlalu banyak persyaratan.

Dia telah memberikannya sebuah cincin, malah masih bertanya dia menyukainya atau tidak!

Apapun yang dia berikan, dia tidak menyukainya?

Yuni Lim melihatnya tidak berbicara, dia pun duduk, kemudian menggigit bagian dagu Candra Gail, sambil melontarkan ‘pelamun’. Setelah itu dia sedikit lompat dan dengan telanjang kaki, dia masuk ke dalam kamar mandi.

Candra Gail yang ada di belakangnya terkejut, dengan suara yang sedikit kesal, dia berkata, “Yuni! Hati-hati!”

Dia baru saja kembali dari rumah sakit, untuk apa lompat ke sana ke mari!

Yuni Lim menolehkan kepalanya dan menatapnya dengan tatapan yang dingin, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Selesai bersih-bersih, Yuni Lim melihat Candra Gail sedang bersandar di kasur dengan wajah yang muram, tidak tau sedang memikirkan apa.

Yuni Lim berjalan hingga ke ambang kasur, kemudian memainkan hp yang diletakkan di meja tidur oleh Candra Gail.

Dia tidur terlalu lama, jadi dia harus mengikuti perkembangan berita terkini, jika tidak dia akan ketinggalan jaman.

Um, hpnya begitu lama.

Usia hpnya itu benar-benar pendek dan memprihatinkan.

Candra Gail menyingkirkan selimut lalu duduk di belakang tubuh Yuni Lim. Dia mengulurkan tangan dan memeluknya, tangannya memegang cincin yang ada di jemari Yuni Lim.

Jemarinya sangat cantik, cincin itu dikenakan di jemarinya, terlihat semakin cantik.

Model cincin itu sederhana namun mewah, meskipun tidak terlihat sangat istimewa, akan tetapi begitu melihat cincin ini, terlihat harganya yang tinggi.

Terkadang, hadiah yang mahal juga adalah salah satu cara seorang pria menyampaikan suatu maksud lain.

Dari wajahnya, Yuni Lim tidak berkata apa-apa, namun dalam hatinya, dia sangat menyukainya.

Candra Gail menggenggam tangannya dan mencium, Yuni Lim ingin menariknya kembali, “Aku lagi lihat berita, jangan jahil.”

Candra Gail sedikit menggunakan tenaga, sehingga Yuni Lim tidak dapat menarik kembali tangannya.

Dengan ekspresi wajah yang sedikit kesal, dia menolehkan kepala melihat ke arah Candra Gail.

Akhirnya, bibirnya dicium oleh Candra Gail, dengan tersenyum, dia berkata, “Cincin telah kamu kenakan, aku rasa saat ini hal yang lebih penting bukanlah melihat berita, akan tetapi persiapan pernikahan.”

“Sejak kapan aku menyetujui lamaranmu?” Yuni Lim menolehkan wajah melihat ke arahnya, terlihat ekspresi protes di wajahnya.

Lamaran?

Dia sepertinya melupakan langkah ini.

Dia pun berpikir sejenak, dia merasa seharusnya mempersiapkan semuanya terlebih dahulu, kemudian baru melamarnya.

Kebetulan Yuni Lim juga masih memerlukan waktu untuk merawat tubuhnya.

Pemikiran ini telah matang di hatinya, dia pun melepaskan tangan Yuni Lim, kemudian mengelus rambut Yuni Lim, “Kamu bacalah berita terlebih dahulu, aku ingin membersihkan diri.”

Yuni Lim melihat dia bangkit dan meninggalkannya, dalam hati dia berpikir, apakah candaannya terlalu berlebihan?

Bukankah semua mengatakan emosinya lebih baik daripada dulu? Mengapa sekarang begini saja langsung marah?

Bagaimana bisa Yuni Lim masih tertarik untuk bermain hp, dia pun melemparkan hp ke samping. Lalu bangkit dan memanggil Candra Gail, “Candra, kamu jangan pergi. Masih tidak boleh kah jika aku menyetujui lamaranmu? Aku bersedia menikah denganmu!”

Candra Gail menolehkan wajah melihatnya, ekspresinya tetap saja datar.

Yuni Lim hanya terdiam.

Dia merasa dirinya sepertinya salah paham sesuatu.

Candra Gail melihat Yuni Lim tercengang, tiba-tiba dia pun tertawa, suaranya pun terdengar sangat serius.

“Wanita itu harus pendiam.”

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu