After Met You - Bab 632 Ia Masih Bersedia Untuk Bicara

Yuni Lim mengangkat kepalanya. Candra Gail menggerakkan jari tangannya, membuat gestur untuk memanggilnya.

Yuni Lim pun berjalan menghampiri.

“Temui Lina dan bantu aku untuk mengambil berkas data.”

“Baiklah.”

Walaupun bibir Yuni Lim mengatakan ‘baiklah’, tapi ia tetap bergeming.

Candra Gail menatapnya sambil menaikkan alis: “Ada apa?”

“Bukankah belakangan ini perusahaan Manni berinvestasi untuk mendirikan sebuah merek baru?” Bekerja di bidang yang sama membuat semua orang pasti tahu gerak-gerik perusahaan besar lainnya.

“Kenapa? Kamu tertarik?” Candra Gail menjulurkan tangannya untuk menarik Yuni Lim, hendak menarik wanita itu masuk ke dalam pelukannya.

Yuni Lim bergerak cepat untuk menghindar. Ia sedang bicara hal yang serius dengan Candra Gail, bukan sedang bercanda.

Dengan raut serius ia menatap Candra Gail: “Aku baru saja mendapat kabar dari Bate bahwa merek baru perusahaannya sedang mencari orang untuk melakukan endorse dan orang yang mereka dapatkan adalah Hanna.”

Mendengar nama yang akrab ini, wajah Candra Gail yang selalu terlihat tenang tanpa ekspresi pun menjadi kaku sesaat.

“Hanna?” Candra Gail mengulanginya sekali lagi.

Jarang sekali Yuni Lim dapat melihat raut yang seperti ini pada wajah Candra Gail, sudut bibirnya sedikit tersungging: “Sepertinya ia bersiap untuk kembali lagi.”

Wajah Candra Gail berubah sinis: “Ha, berani sekali ia muncul lagi.”

“Kalau sekarang ia berani kembali, pasti ada orang yang sangat besar dan kuat yang mendukungnya di belakang. Seperti... Sama seperti saat ia bisa kabur dari kastil Morgen.” Saat Yuni Lim berujar seperti itu, ia dengan sangat lekat memperhatikan ekspresi Candra Gail. Seolah ingin melihat suatu ekspresi tertentu muncul pada wajah pria itu.

Hanya saja, ternyata ia gagal.

Kalau Candra Gail ingin menyembunyikan sesuatu, tentu saja ia tidak akan membiarkan ada sesuatu yang luput.

Tapi, ia juga tidak berkelit lagi dengan Yuni Lim.

“Grisi.” Candra Gail hanya mengatakan sepatah kata itu dengan datar.

Kali ini, giliran Yuni Lim yang terhenyak: “Kamu sudah lama tahu kalau ia masuk Grisi?”

Candra Gail mengulurkan tangannya dan menarik Yuni Lim yang masih dalam kondisi syok masuk ke dalam pelukannya, tidak ada kata yang terucap dari mulutnya.

Walaupun Yuni Lim memikirkan suatu hal dengan sangat serius, namun ia tidak memikirkannya sampai sejauh ini.

“Sejak kapan kamu tahu?”

“Begitu mendengar bahwa Hanna kabur, aku langsung memiliki firasat seperti ini. Hanya saja, aku baru mendapatkan buktinya saat aku pergi mencarinya di kemudian hari.” Suara Candra Gail terdengar sedikit berat.

Dibandingkan Yuni Lim, Candra Gail lebih mengerti seberapa besar rasa benci Hanna Gu kepada mereka.

Walaupun sekarang masing-masing dari kedua belah pihak tidak akan semudah itu turun tangan untuk saling menyerang, namun pasti akan ada celah dalam suatu hal.

“Apa yang ingin ia lakukan dengan kembali muncul sekarang?” Seharusnya ini adalah hal yang mereka pikirkan sekarang.

Candra Gail mengelus-elus rambut Yuni Lim: “Tentu saja itu perintah dari pemimpin organisasi Grisi.”

“Sebenarnya, apa yang Grisi lakukan?” Yuni Lim mengernyitkan alisnya, benar-benar tidak mengerti.

Apakah hanya demi uang dan kekuasaan? Apakah keserakahan seseorang bisa sampai ke tahap seperti itu?

Candra Gail tertawa sangat garing: “Entahlah.”

Kata-kata Candra Gail ini juga hanya terlontar asal untuk Yuni Lim. Ambisi orang-orang Grisi sangat besar.

Mereka memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar seperti raksasa. Di dalam kekuasaan yang semakin lama semakin besar, keserakahan dalam hati seseorang akan menjadi semakin besar pula dan bisa terus membengkak tanpa batas.

Saat mereka menguasai sebuah kota yang kecil, maka lama-kelamaan mereka akan berhasrat untuk menguasai sebuah kota yang berskala lebih besar. Saat sudah berhasil mendapatkannya, mereka lalu menginginkan keseluruhan provinsi.

Dari pengamatan selama beberapa tahun ini, pergerakan orang-orang Grisi semuanya mengarah pada satu tujuan, yaitu—memperluas kekuatan.

Padahal mereka sudah menjadi organisasi mafia internasional terbesar, namun mereka masih ingin memperluas kekuatannya. Itu berarti, mereka ingin memperluas tentakel mereka ke berbagai bidang.

Mereka mau memiliki semua jalur, baik jalur gelap maupun jalur benar.

Ambisi mereka terlalu besar.

Apalagi, tujuan yang ingin mereka capai adalah penjarahan tanpa batas dan melakukan kejahatan tanpa henti.

Bahkan, perkembangan mereka sudah sampai dalam kondisi yang tidak terhentikan. Candra Gail curiga, mungkin ada orang di dalam keluarga kerajaan atau mungkin orang di dalam kabinet yang bersekongkol dengan mereka. Kalau bukan, pasti yang menjadi sengkokolan mereka adalah orang yang memiliki keterikatan rahasia yang sangat dekat dengan kerajaan.

Tapi Candra Gail tidak mengatakan hal ini karena ia takut menakuti Yuni Lim.

Yuni Lim mendapatkan kembali kesadarannya. Teringat akan perkataan yang Candra Gail ucapkan sebelumnya, ia pun langsung berdiri dari pelukan pria itu: “Aku ambil dulu berkas data yang kamu mau.”

Candra Gail melonggarkan tangannya dan membiarkan Yuni Lim berjalan pergi.

...

Keesokan harinya, berita mengenai kembalinya Hanna Gu menjadi berita terpanas di jagat dunia hiburan.

Halaman utama yang sangat besar itu diisi oleh semua hal yang berhubungan dengan Hanna Gu.

Mengenai masa lalu Hanna Gu, hasil karyanya yang gemilang, kegiatan sosial yang pernah ia lakukan, bahkan sampai pernyataan pensiunnya dua tahun lalu yang tiba-tiba bisa menarik perhatian orang-orang di pedesaan terpencil.

Beberapa surat kabar besar sepertinya sudah membuat perjanjian, mereka semua sama-sama memberitakan tentang Hanna Gu.

Semalam, Yuni Lim sudah memberitahu pelayan bahwa ia mau melihat surat kabar saat ia bangun keesokan harinya.

Pelayan itu sangat profesional. Ia sudah mengambil surat kabar pagi-pagi benar, sehingga Yuni Lim bisa langsung membacanya saat ia sudah bangun.

Berita di dalam surat kabar tidak hanya mengulas semua berita tentang Hanna Gu yang sudah lampau sekali, tapi juga mengungkit tentang dirinya yang telah setuju untuk melakukan endorse di perusahaan Manni.

Di saat yang bersamaan, sama sekali tidak ada berita tentang keburukan Hanna Gu yang tertulis dalam surat kabar.

Sepertinya ada kelompok yang sangat profesional yang bekerja untuk Hanna Gu di belakangnya.

Semuanya sudah dipersiapkan dengan sangat baik. Merupakan hal yang mudah jika Hanna Gu ingin kembali ke masa kejayaannya seperti dua tahun lalu, atau bukannya tidak mungkin juga ia bisa melampaui dirinya yang dua tahun lalu.

Yuni Lim membaca semua berita di surat kabar itu. Ia bahkan masih membacanya saat perjalanan ke kantor.

Candra Gail yang duduk di samping Yuni Lim tidak ingin diperlakukan dingin oleh wanita itu sehingga ia bertanya: “Untuk apa kamu memperhatikannya sampai seperti ini?”

“Aku mau bergerak melaluinya. Ia dulu bisa dengan diam-diam—bahkan dewa saja tidak tahu—membeli supir dan menangkapku. Sekarang ia kembali dengan heboh dan meriah, pasti ada sesuatu yang tersembunyi.”

Tapi apa yang tersembunyi, Yuni Lim pun tidak tahu.

Candra Gail menangkap kata kunci penting dalam kata-kata Yuni Lim: “Ia menangkapmu?”

Yuni Lim sedikit tertegun, dan baru ingat bahwa perkara ini terjadi saat Candra Gail berada di rumah sakit.

Karena masalah itu, penyakit Candra Gail pun terpicu untuk muncul.

Yuni Lim pun akhirnya tidak niat lagi membaca surat kabar. Ia memalingkan kepalanya untuk melihat ke arah luar jendela, matanya berkeliaran bebas.

“Bicara yang jelas.” Candra Gail menjulurkan tangannya untuk menarik Yuni Lim kembali.

“Itu... Saat kamu di pintu hotel melihatku bersama Lukman...” Yuni Lim tidak ingin terlalu mengungkit hal-hal yang tidak menyenangkan ini. Tapi selama Candra Gail bersedia mendengarkannya, ia pun masih bersedia membicarakannya.

Dulu, tidak peduli bagaimanapun Yuni Lim menjelaskan, Candra Gail tidak bersedia mendengarkannya.

Selesai mendengarkan, tangan Candra Gail yang menggenggam tangan Yuni Lim pun dilonggarkan. Sorot matanya bertambah dalam seperti sedang memikirkan sesuatu.

Yuni Lim menarik tangannya sendiri kembali saat ia mendengar Candra Gail berujar: “Maaf.”

Yuni Lim tertegun, gerakan tangannya yang sedang ditarik kembali berhenti disitu. Ia lalu melanjutkan gerakannya: “Aku tahu kamu tidak bermaksud salah paham padaku, lagipula aku...”

Yuni Lim mengangkat bola matanya untuk menatap Candra Gail sekilas. Ia tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Candra Gail yang tertata rapi: “Yang jelas sekarang kondisimu baik-baik saja.”

Walaupun Candra Gail terus bersikap baik padanya, tapi Yuni Lim masih tidak terlalu berani untuk meraba kepala pria itu.

Lubuk hati Yuni Lim merasa mengelus rambut Candra Gail adalah gerakan yang intim. Tapi melihat wajah dingin pria itu, ia merasa bahwa tindakannya itu lancang dan telah menyinggung Candra Gail.

Cadra Gail membiarkan Yuni Lim membelai kepalanya. Matanya sedikit berkilat dan sedikit termangu, entah apa yang sedang ia pikirkan.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu