After Met You - Bab 453 Belum Pulang Ke Rumah

Apabila itu menyangkut dirinya, Candra Gail akan berubah menjadi seseorang yang sangat menyebalkan tanpa ampun. Yuni Lim sudah menyadari hal itu sejak awal.

Namun bukan itu yang membuat Yuni Lim marah.

Ia dan Candra Gail sudah melewati begitu banyak hal bersama dan Yuni Lim merasa mereka berdua setidaknya harus saling mempercayai satu sama lain.

Kalau memang Candra Gail tidak menginginkan Yuni Lim bertemu dengan Lukman, kenapa pria itu malah mengizinkannya untuk pergi menjenguk Chyntia Lin? Seharusnya Candra Gail langsung bicara jujur saja dan kedua orang itu bisa membicarakan penyelesaiannya baik-baik.

Tapi pria itu malah memilih cara yang paling tidak bisa diterima Yuni Lim.

Candra Gail mencibir dingin dan berbisik: “Kakak?”

Yuni Lim benar-benar tidak menyukai nada bicara Candra Gail saat ini.

Tangan Candra Gail yang berada di samping tubuhnya terkepal kuat, raut wajahnya dingin dan menyeramkan: “Tidak heran kamu mau melindunginya sampai seperti ini.”

“Kamu...” Yuni Lim membuka dan mengatupkan mulutnya, benar-benar tidak tahu harus mengucapkan apa.

Apakah kalimat Candra Gail ini menyiratkan bahwa ia dan Lukman memiliki suatu hubungan?

“Aku masih ada urusan.” Candra Gail mengabaikan Yuni Lim. Setelah mengucapkan satu kalimat itu, ia pun membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar.

Yuni Lim menolehkan kepalanya, memperhatikan pengawal pribadi yang membukakan pintu mobil untuk Candra Gail. Pria itu duduk tanpa melihat ke belakang sama sekali. Pintu mobil pun tertutup dan Candra Gail melaju pergi.

Yuni Lim merasa hatinya sangat sesak, namun ia juga merasa bahwa tindakannya tidak salah.

Hasrat Candra Gail untuk memonopoli Yuni Lim benar-benar besar. Kalau tidak begitu, tidak mungkin pria itu akan mencurigai hubungan mereka sampai seperti ini.

……

Malam harinya ketika Candra Gail pulang, Yuni Lim dan Gilbert Gail sedang duduk di depan meja makan dan bersiap untuk makan malam.

“Tuan.”

Begitu mendengar suara pelayan di belakangnya, Yuni Lim terpaku sejenak. Ia lalu mengangkat kepalanya dan menatap seorang pelayan yang berdiri di sampingnya: “Ambilkan mangkuk.”

Ketika Candra Gail datang ke meja makan dan duduk, pelayan sudah menambahkan satu set peralatan makan.

Setelah mengetahui bahwa penyakit pencernaan Candra Gail sangat serius, makanan di rumah pun menjadi sangat tawar. Yuni Lim yang sejak semula sangat menyukai makanan pedas pun mengikuti Candra Gail makan makanan dengan rasa tawar.

Candra Gail menatap hidangan di atas meja dan tidak bisa menahan diri untuk tidak mengangkat kepalanya dan menatap Yuni Lim.

Saat ini Yuni Lim sedang menyuapi Gilbert Gail makan.

Gilbert Gail membuka mulutnya untuk makan sambil menatap Candra Gail, mulutnya berujar dengan tidak jelas: “A...yah...”

“Ya.” Candra Gail mengiyakan lalu mulai makan.

Fokus Yuni Lim hanya menyuapi Gilbert Gail untuk makan sampai habis dan tidak melihat Candra Gail sama sekali.

Mendengar respon Candra Gail, Gilbert Gail menepuk-nepuk meja makan dan tertawa dengan senang.

Yuni Lim dengan sabar menyuapi Gilbert Gail baru ia sendiri pun makan. Selama rentang waktu itu, ia sama sekali tidak melirik Candra Gail.

Seorang pelayan kemudian membawa Gilbert Gail untuk pergi mandi. Baik Yuni Lim maupun Candra Gail tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Akhirnya, Candra Gail tidak tahan lagi dengan suasana dingin seperti ini. Ia meletakkan sumpitnya dengan keras ke atas meja, lalu berseru dengan suaranya yang dalam: “Yuni Lim!”

“Apa?” Yuni Lim menolehkan kepalanya dan menatap Candra Gail, sorot matanya terlihat dingin dan tenang.

Candra Gail mengerutkan alisnya dengan tidak senang: “Kamu mau perang dingin denganku karena Lukman?”

Yuni Lim agak kehilangan kata-kata. Tadi siang, jelas-jelas pria itu yang bilang masih punya urusan dan pergi begitu saja.

Pada dasarnya, Candra Gail-lah yang salah dan pria itu juga yang pergi menjauh dari Yuni Lim. Tapi sekarang malah ia bilang bahwa Yuni Lim mengajaknya perang dingin karena Lukman?

Sebenarnya siapa yang bersikap tidak masuk akal!

Melihat Yuni Lim yang tidak mengucapkan apapun, suara Candra Gail pun meninggi: “Bicaralah!”

Yuni Lim balas bertanya: “Bicara apa?”

Candra Gail tiba-tiba terlihat lesu, suaranya terdengar lebih lemah lembut: “Aku tidak menyangka kamu akan semarah ini. Aku hanya tidak suka kamu bertemu berduaan saja dengan Lukman.”

Yuni Lim menatap Candra Gail dengan terkejut.

“Bagimu, Lukman adalah seorang teman. Tapi bagiku, ia adalah pria lain. Kamu adalah wanitaku, tentu saja aku tidak bisa membiarkan wanitaku berduaan dengan pria lain.” Nada suara Candra Gail terdengar kering.

Setelah berujar, Candra Gail pun berseru dengan tidak sabar ketika melihat Yuni Lim yang masih tercengang menatapnya: “Kamu dengar perkataanku, tidak?”

Yuni Lim mengerjapkan matanya dan tertawa: “Dengar.”

Candra Gail ternyata merasa malu sampai marah.

Candra Gail menatap Yuni Lim dengan dingin: “Kenapa tertawa?”

Yuni Lim berujar asal: “Melatih otot wajah.”

Sorot terhina berkilat di mata Candra Gail. Alasan Yuni Lim benar-benar bodoh.

Setelah tertawa, Yuni Lim pun memberikan penjelasan kepada Candra Gail: “Sejujurnya aku ingin bilang bahwa kalau kamu tidak ingin aku bertemu dengan Kak Lukman, langsung bilang saja sejujurnya. Aku juga tidak masalah lebih jarang bertemu dengannya, apalagi ia juga sangat sibuk. Kamu jangan bersikap seperti itu...Seolah-olah aku punya hubungan khusus dengannya, itu membuatku merasa canggung untuk bertemu dengannya lagi. Ia adalah temanku. Sebelumnya aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya dan ke depannya pun tidak akan ada hubungan apa-apa.”

Candra Gail juga tidak tahu apakah ucapan Yuni Lim masuk ke dalam benaknya atau tidak. Ia hanya menatap Yuni Lim sekilas lalu naik ke atas.

……

Yuni Lim tidak tahu apakah ia dan Candra Gail bisa dikatakan sudah berbaikan.

Sebenarnya ketika ia berpikir lagi, ini bukanlah masalah besar. Tapi saat itu, saat ia mengerti maksud Candra Gail yang sebenarnya, ia benar-benar merasa marah.

Karena Gilbert Gail sudah tidur pulas, Yuni Lim pun berselancar di dunia maya menggunakan ponselnya sambil menyender pada kasur.

Tepat pada saat itu, Candra Gail mendorong pintu dan berjalan masuk.

Dengan segelas air di tangannya, pria itu pun berjalan menghampiri sisi kasur dan memberikan gelas itu kepada Yuni Lim.

Yuni Lim tersenyum dan menjulurkan tangannya untuk mengambil gelas itu. Ini adalah tanda.... Berbaikan?

Candra Gail kemudian berjalan ke sisi yang lain dan melihat sekilas Gilbert Gail, lalu pergi ke kamar mandi.

Ketika Candra Gail keluar, Yuni Lim sudah tertidur.

Pria itu berdiri di sisi ranjang dan menatap Yuni Lim. Ia lalu mengecup dahi Yuni Lim sebelum ia berbaring di sampingnya.

Yang Candra Gail belum beritahu kepada Yuni Lim adalah ia pergi menemui Daniel Mo terlebih dahulu sebelum pergi menemui wanita itu. Ia bukan semata-mata langsung pergi ke tempat Yuni Lim.

……

Pagi-pagi benar keesokan harinya, ketika Yuni Lim terbangun, ia mendengar suara Gilbert Gail.

Gilbert Gail duduk diatas kasur dengan bantal di hadapannya, entah sedang menggumamkan apa. Di sisi yang lain, tempat Candra Gail tidur sudah kosong.

Kenapa ia sudah bangun sepagi ini?

Yuni Lim membalikkan tubuhnya dan duduk. Ia lalu menggendong Gilbert Gail dalam pelukannya dan menciumnya sambil berkata: “Selamat pagi, sayang. Ayah dimana?”

Gilbert Gail tertawa-tawa saat dicium ibunya dan anak itu balas mencium Yuni Lim sambil memeluk lehernya.

Kedua orang itu bermain sebentar diatas kasur, lalu turun.

Sesaat setelah sarapan, Yuni Lim bersiap untuk menelepon Candra Gail. Seorang pelayan lalu memberitahunya bahwa ada seorang pengacara yang datang.

Yuni Lim teringat bahwa sebelumnya Yudi Lin berkata akan memberikan Perusahaan Marigold kepadanya. Yuni Lim pun menganggukkan kepalanya dan berkata: “Persilakan ia masuk.”

Ternyata yang datang benar-benar pengacara Yudi Lin, atau bisa dibilang juga pengacara ‘Niko Feng’. Karena Yudi Lin sudah menandatangani dokumennya lebih dulu, Yuni Lim hanya perlu menandatanganinya juga dan surat pindah-tangan itu pun sah.

Setelah selesai, Yuni Lim segera menelepon Candra Gail.

Hanya saja, panggilan itu berdering namun tidak ada yang mengangkat.

Yuni Lim perlahan menjadi curiga. Apakah Candra Gail sebegitu sibuknya sampai tidak memiliki waktu untuk mengangkat telepon?

Ternyata kecurigaannya benar, sebab Candra Gail tidak menghubunginya kembali sepanjang sisa hari. Bahkan ketika malam sudah tiba, Candra Gail belum juga kembali.

Hati kecil Yuni Lim mulai merasa tidak tenang. Ia pun menelepon Andrea: “Apakah Candra sedang berada di Istana Yurich?”

“Hari ini bos belum datang kesini.”

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu