After Met You - Bab 262 Menghapus Riwayat Panggilan Telepon

Suara Candra Gail terasa seperti lega, kata-katanya menjadi lebih lembut, "Aku pulang sekarang."

"Baiklah, aku menunggumu."

Sambungan terputus, Yuni Lim duduk di tempat tidak bergerak, tangannya mencengkram ponsel dengan erat, begitu kencang hingga membuat jari-jarinya memutih.

Dia teringat lagi bahwa Candra Gail termasuk orang yang gerak cepat, tadi katanya "pulang sekarang", maka pasti akan langsung pulang.

Jika sampai Candra Gail sampai di rumah duluan, maka pria itu akan tahu bahwa dia telah berbohong.

Mengingat ini, Yuni Lim juga tidak berani bertahan lebih lama lagi, segera berdiri dan naik taksi pulang.

......

Setelah Yuni Lim sampai di rumah, dia menyimpan test-pack yang ada di tas, membawa baju berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Memikirkan kemungkinan bahwa ia bisa saja hamil, kelihatannya lebih penting menyembunyikan hal ini dari Candra Gail.

Kakinya baru saja menginjak lantai kamar mandi, Candra Gail sampai ke rumah.

Mendengar suara air pada kamar mandi, dia tahu Yuni Lim sedang mandi, ekspresi wajahnya tanpa sadar menjadi tenang.

Dia mengusap wajah dengan kacau, kelihatan sedikit tidak berdaya.

Tepat di saat ini, ponsel Yuni Lim tiba-tiba berbunyi.

Candra Gail melihat, ternyata telepon dari Tasya.

Ia mengalihkan pandangan, lalu menjawab telepon.

Baru saja tersambung, suara Tasya yang panik terdengar, "Yuni, apa yang terjadi? Boss Candra kenapa melakukan interview bersama Hanna Gu?"

Wajah Candra Gail berkata dengan tenang, "Nona Tasya."

Sebuah suara yang enak didengar juga familiar terdengar, Tasya menjadi tersentak, menjawab dengan gagap, "Bo ... boss Candra, halo, hehe!"

Tasya diam-diam menyeka keringat dingin yang keluar di dahinya, kenapa bisa Candra Gail yang menjawab telepon!

"Terima kasih atas perhatian dan penjagaan yang selama ini diberikan nona Tasya kepada istriku, hanya saja, hal ini adalah masalah antara kami berdua, saya harap nona Tasya tidak ikut campur dalam masalah ini."

Nada Candra Gail tidak tegas, malah terdengar sangat damai tanpa sedikitpun emosi.

Justru karena tidak terdengar emosi apapun, baru terasa mengerikan!

"Benar, benar, benar ... yang kamu katakan benar, hm, ibuku memanggilku untuk makan, sampai jumpa boss Candra!"

Selesai berkata, Tasya langsung cepat-cepat mematikan sambungan telepon.

Mengerikan! Kenapa bisa Candra Gail yang menjawab telepon.

Saat melihat acara interview itu, hatinya penasaran sekaligus khawatir, tapi dia sudah kembali ke kampung halaman, artinya besok adalah malam tahun baru, tidak bisa langsung pergi menemui Yuni Lim.

Tapi, Candra Gail memperlakukan Yuni Lim dengan sangat baik, tidak mungkin menyakiti Yuni Lim bukan!

.....

Candra Gail menatap ke arah kamar mandi, jemarinya yang panjang bergerak lincah di atas layar ponsel, menghapus riwayat panggilan dari Tasya.

Selanjutnya, ia menaruh kembali ponsel ke tempat semula dengan ekspresi wajah tenang, kemudian ia pergi dapur.

Saat Yuni Lim keluar, Candra Gail sudah berada di dapur memasak.

"Kamu sudah kembali."

Yuni Lim berjalan ke arahnya, berdiri pada jarak dua langkah jauhnya dari Candra Gail memandangnya.

Jas pada tubuhnya sudah dilepas, lengan kemeja dilipat hingga siku, menunjukkan lengan yang kuat.

Mengulum bibir, rambut hitamnya pendek bersih, kelihatannya sangat berkharisma dan tegap, sedang fokus memotong wortel, pisau bergerak cepat, menyisakan potongan-potongan wortel yang tipis.

Orang yang tampan, bahkan memotong sayur pun, bisa terlihat begitu menggoda.

Mendengar suara Yuni Lim, gerakan Candra Gail berhenti, entah bagaimana, tangannya miring, hingga melukai jarinya.

Yuni Lim yang terus memperhatikannya, melihat dengan jelas bahwa jarinya mengalirkan setitik darah.

"Kenapa begitu tidak hati-hati."

Nada bicara Yuni Lim seperti mengandung sedikit penyalahan, berbalik untuk mencarikannya handsaplast.

Candra Gail menurut saja ketika tangannya dibawa Yuni Lim menuju keran, setelah darah dibersihkan, melihat masih ada darah yang mengalir, Yuni Lim menunduk untuk mengisap, baru menempelkan handsaplast padanya.

Tatapan Candra Gail terpaku pada dirinya, membuat Yuni Lim merasa tidak terlalu nyaman.

Setelah Yuni Lim menempelkan handsaplast pada Candra Gail, dia menoleh padanya, "Apa yang kamu lihat?"

Candra Gail tidak menjawab apapun, tiba-tiba memeluknya, memeluknya dengan erat, bibir ditempel pada dahinya, meninggalkan ciuman yang manis, kemudian ia berkata dengan suara rendah, "Kamu sangat cantik."

Tubuh Yuni Lim kaku, ia mendorongnya, kemudian berkata sambil menengadah menatapnya, "Aku benar-benar sangat lapar, kamu cepat masak."

Candra Gail tidak menuruti perkataanya untuk melepaskan pelukan, malah bertanya padanya, "Hari ini kamu tidak keluar?"

"Iya, tidak ada kamu jadi malas keluar, setelah sarapan rasanya ngantuk, aku tidur lama sekali, saat kamu menelpon tadi aku baru saja bangun." Yuni Lim berbohong tanpa sedikitpun merubah ekspresinya.

Candra Gail terlihat tenang, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, tapi suaranya seperti sedang mengetes apa Yuni Lim tahu mengenai interview tersebut, "Bukannya sangat suka menonton TV? TV juga tidak tonton?"

Mata Yuni Lim agak turun, suaranya merendah, "Tidak ingin lihat."

"Ok."

Candra Gail hanya menjawab dengan singkat, memeluknya tanpa melepaskan pelukan.

Tak berapa lama, dia baru melepaskan pelukan, berbalik pergi untuk membuat makanan.

Yuni Lim duduk menghadap meja makan, memandangnya dalam diam.

Bahkan dia juga tidak melihat ponselnya, karena dia tahu sekarang di internet pasti banjir berita mengenai Candra Gail dan Hanna Gu.

Dia tidak tahu kenapa Candra Gail menyembunyikan identitasnya, dan kenapa sekarang tiba-tiba membuka identitasnya kepada publik.

Satu yang dia tahu adalah, masalah apapun itu, Candra Gail tidak pernah inisiatif untuk memberitahunya.

Dia berpura-pura tidak mengetahui apapun, berpura-pura tidak melihat acara interview itu, tidak lain tidak bukan hanya untuk satu tujuan.

Dia berharap Candra Gail bisa memberitahunya sendiri.

Sayangnya, Candra Gail selain mengetes apakah dia mengetahui atau tidak, tidak ada niatan untuk memberitahunya, dia dapat merasakannya hal itu.

.....

Tidak lama, makanan siap.

Yuni Lim terpaksa makan sedikit, ada rasa mual, tapi dia menahannya, jadi dia makan dengan sangat pelan.

Candra Gail menemaninya dengan sabar.

Selesai makan, Candra Gail menemaninya di rumah, tetap tidak mengungkit masalah interview.

Yuni Lim juga tidak mempunyai kesempatan untuk mencoba test-pack.

Dua orang ini dengan begitu melewati setengah hari itu.

Menjelang malam, setelah Candra Gail menerima telepon, ekspresi wajahnya berubah menjadi suram.

"Aku mungkin harus keluar sebentar." menutup telepon, ia berjalan menuju Yuni Lim kemudian memeluknya.

"Baik." Yuni Lim membalikkan halaman buku yang ada di tangannya, bertanya seperti tidak terjadi apa-apa, "Selain ini, apa tidak ada hal lain lagi?"

Kesunyian dalam kamar terus mengembara.

Candra Gail seperti curiga akan sesuatu, tatapannya berhenti pada wajah Yuni Lim, menyadari bahwa pandangan Yuni Lim masih terpaku pada halaman buku, sepertinya hanya asal tanya saja.

Candra Gail setengah menyipitkan mata, berkata, "Aku akan segera kembali."

Selesai berkata, dia berdiri, mengenakan jaket pada tubuhnya, dengan tatapan meminta balasan ke arah Yuni Lim.

Dia sedang menunggu jawaban dari Yuni Lim.

Yuni Lim mengernyitkan alis halus, menjawab dengan pelan, "Baiklah."

Mendapat jawaban darinya, Candra Gail merasa tidak puas.

Dia berjalan dengan langkah besar, menahan dagu Yuni Lim, kemudian menciumnya dalam.

Setelah ciuman selesai, Candra Gail baru pergi dengan tenang.

Yuni Lim melihat punggung Candra Gail dengan mimik wajah tanpa ekspresi, setelah diam untuk waktu yang lama, dia baru berdiri untuk mencari test-pack yang sudah ia beli, kemudian berjalan ke kamar mandi.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu