After Met You - Bab 164 Membuatnya Melampiaskan Amarah

Karena tidak mendapatkan jawaban dari Candra Gail, maka sampai selesai sarapan, Yuni Lim sedikit tidak senang.

Memberi hadiah kepada orang lain, tentunya berharap orang lain bisa menyukainya.

Namun, Candra Gail tak mengatakan apapun, bagaimana Yuni Lim menyukainya atau tidak.

Keluar dari pintu villa, Yuni Lim sudah mau mendekat ke mobil sendiri, malah ditahan oleh Candra Gail.

“Yuni, sini.”

“Ngapain?” Yuni Lim memutarkan kepalanya dan melihatnya, sama sekali tidak berjalan ke arahnya.

“Tidak ada izin dari saya, tidak boleh membawa mobil.”

Candra Gail melihat dia yang berdiri di tempat dan tidak bergerak, lalu mengangkat kakinya dan berjalan ke arahnya, lalu membuatnya masuk ke dalam mobilnya.

“Mengapa saya tidak boleh membawa mobil, saya……”

Perkataan Yuni Lim dipotong oleh Candra Gail, dengan pandangan dingin menatap dahi Yuni Lim: “Seorang yang berani menabrakkan mobilnya ke orang lain, saya rasa kamu sama sekali tidak cocok untuk membawa mobil, kamu rasa?”

Kalimat terakhir sangat jelas adanya maksud yang mengancam.

Tanpa sadar, Yuni Lim meraba-raba dahinya sendiri: “Saya rasa masih bagus, lagian waktu itu……”

Candra Gail menatapnya sekilas: “Hm?”

Yuni Lim: “……”

Melihat Yuni Lim tidak berbicara, Candra Gail memutar kepala dengan puas dan membawa mobil.

Yuni Lim mengeratkan sabuk pengamannya sendiri, dia ingat waktu itu, karena ingin menelepon Candra Gail lagi, membagi fokus makanya bisa terjadi kecelakaan.

Hanya saja, ia tidak ingin memberi tahu Candra Gail.

Candra Gail mengantarnya sampai di pintu kantor lalu langsung pergi, Yuni Lim pergi ke kantor.

Kursi belum diduduki hingga panas, sudah diberitahu akan mulai rapat.

Beberapa hari ini Ivan Lim masih suka mencari masalah.

Yuni Lim sudah merabanya sepuluh menit lebih, baru mengambil data dan pergi ke ruang rapat.

Yang lain juga tampak seperti baru sampai, Yuni Lim mencari posisi dan duduk, menunggu Ivan Lim.

Tak berapa lama kemudian, Ivan Lim sudah datang.

Setelah dia duduk, menatap Yuni Lim dengan acuh tak acuh, lalu dengan ekspresi yang serius dan berkata: “Sebelum rapat, saya akan membahas hal luar terlebih dahulu.”

Yuni Lim merasakan pandangannya yang mengarah ke dirinya, lalu mengangkat kepala dan melihatnya.

“Di akhir tahun, perusahaan sangat sibuk, masalah banyak, kalau tidak ada masalah kalian jangan izin, itu bisa mempengaruhi kecepatan bekerja.”

Selesai berkata, kemudian memutar kepala dan melihat ke arah Yuni Lim, intonasinya menjadi lembut: “Yuni, menurutmu, benar kan?”

Melihat Ivan Lim seperti ini, satu per satu menunduk, dua hari ini mereka mendengar bahwa bisnis yang dijoin oleh Ivan Lim semuanya menguning.

Masalah izin, bukanlah hal yang langka, juga tidak perlu untuk di bahas pada rapat seperti ini.

Ada orang yang merasa Ivan Lim membuat masalah kecil menjadi besar, juga ada yang merasa dia membedakan hal publik dan pribadi dengan jelas.

“Ya, maaf saya telah izin dua hari, terlebih karena kecelakaan adalah salah saya.” Intonasi suara Yuni Lim sangat serius, ekspresinya juga ada rasa bersalah, seperti benar-benar telah mengakui kesalahan.

Ekspresi wajah Ivan Lim seketika berubah menjadi sedikit sulit dilihat.

Yuni Lim tersenyum kepadanya.

Bukankah dia sedang mengungkit tentang dia, bukannya izin dua hari?

Dia ingat bahwa Ivan Lim bukanlah orang yang tanpa proporsi, juga tidak tahu apa yang sudah terjadi dua hari ini.

Atmosfer sedikit mengkaku.

Untungnya asisten Ivan Lim berjalan masuk dengan membawa data, Yuni Lim tersenyum dan berkata: “Wakil direktur Lim, apakah kita sudah bisa mulai rapat? Kalau memang karena saya yang menghambat kecepatan kerja, kesalahan saya akan menjadi besar.”

Orang lain yang sedang duduk, hanya duduk dengan diam, seperti tidak mendengar atau melihat apapun.

Sebelumnya pernah mendengar bahwa nona besar Lim dan nona kedua Lim tidak cocok, sekarang, kelihatannya memang benar.

Kalau bukan sebagai paman dari Ivan Lim, bagaimana mungkin bisa langsung mengambil izin dua hari dan mempersulit nona kedua Lim pada saat rapat.

Ivan Lim juga tahu bahwa kontrak yang dibahas tidak membuahkan hasil yang bagus, namun langsung membuat perasaannya sedikit kecewa, selalu merasa ada orang yang sedang menusuknya.

Bukan hanya itu, dia merasa orang yang menusuknya bukanlah orang lain, melainkan Yuni Lim.

Karena sebelumnyaYuni Lim pernah berkata kepadanya, tidak ada orang yang tak ada masalah.

Namun dipikir-pikir lagi juga tidak benar, mana mungkin dia memiliki kemampuan yang begitu besar?

Karena tahu dia tidak memiliki kemampuan yang begitu besar, dia tak kuasa mau menusuk Yuni Lim.

……

kemudian, rapat menjadi sangat serius.

Masalah di akhir bulan banyak, di akhir bulan ini, memprihatinkan penghargaan akhir tahun semuanya, semuanya pun mendengar dengan sangat seksama.

Saat rapat, Yuni Lim juga mendengarkan dengan sangat serius, dan tak jarang memberikan saran, membuat catatan.

Sampai rapat berakhir, sudah lebih dari satu jam.

Dia kembali ke kantornya, Tasya masuk membawa kopi.

Tasya menaruh kopi di hadapannya: “Wakil direktur Lim tidak menyulitkan kamu kan?”

“Tidak.” Bagi Yuni Lim, yang barusan terjadi saat rapat, sama sekali tidak termasuk menyulitkannya, teringat akan masalah itu di saat rapat, itu baru menyulitkannya.

“Beneran tidak ada?” Tasya menatapnya dengan penasaran: “Kamu tidak tahu, dua hari ini dia telah gagal dalam beberapa kontrak, sekertaris memberi info bahwa direktur tua sangat marah, maka wakil direktur Lim pun tidak senang melihat siapapun, dan sudah membereskan beberapa karyawan.”

“Ada masalah seperti ini?” Yuni Lim baru mengerti mengapa Ivan Lim begitu abnormal.

Namun, yang lebih abnormal dari dia adalah, dua hari ini dia telah menggagalkan kontrak.

“Sebagai penerus Perusahaan keluarga Lim, dua hari ini bisa gagal dalam begitu banyak kontrak dalam dua hari di Malaysia?” Yuni Lim memeluk kedua lengannya dan sedang merenungkannya.

Tasya menangkat bahunya, kemudian menebak: “Siapa tahu? Mungkin begitu kebetulan, dan pihak lainnya tidak melihat kemampuan wakil direktur Lim?”

“Tidak mungkin.” Tasya menggelengkan kepala: “Kakek yang membawa Ivan Lim, anggap bakatnya ada batas juga tak mungkin begitu buruk, terlebih kalaupun dia tidak ada kemampuan, kakek juga tidak mungkin membiarkannya menjadi seorang wakil direktur.”

“Maksud kamu……”

“Hal ini aneh tentunya ada iblisnya!”

“Mungkin wakil direktur Lim telah menyinggung orang?” Tasya membuka mata dengan lebar, merasa kemungkinan ini sangat besar.

Hanya saja, di Malaysia, orang yang begitu berani untuk mempersulit Ivan Lim, tidak seberapa.

Terlebih jika mempersulit Ivan Lim, itu berarti melawan Perusahaan keluarga Lim.

Namun kedua pihak lainnya, Perusahaan Goh dan Perusahaan Maju Jaya ( Perusahaan Mario), juga tak mungkin bisa melakukan hal seperti ini, sebelumnya, ketiganya pun saling membantu, tidak ada yang akan melalui jalur gelap untuk melakukan hal seperti ini.

Setelah Tasya keluar, Yuni Lim memikirkannya, selalu merasa adalah perbuatanCandra Gail.

Pertama, Candra Gail ada kemampuan seperti ini, kedua, dia mempunyai alasan yang begitu banyak……dll, dia bisa begitu otomatisnya membawa Candra Gail masuk karena untuk membuatnya meluapkan amarahnya.

Yuni Lim menggigit bibirnya dan memikirkannya, hal ini, akan dia cari tahu.

Kalau bertanya, dia enggan, anggaplah Candra Gail yang melakukannya, kalau karena Ivan Lim telah berbuat salah kepadanya?

Terlebih di area bisnis, semuanya mencari keuntungan, pun bisa menyinggung orang, juga terlalu biasa.

Berpikir seperti ini, Yuni Lim memutuskan untuk mencari Yunus Lim.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu