After Met You - Bab 643 Ingin Naik Jabatan

Walaupun negara J kelihatannya lebih toleran dalam relasi antar gender seperti ini, namun untuk perkara Hanna Gu dan Santo kali ini, terjadi hal yang sama seperti apa yang Candra Gail katakan. Orang dengan karakter yang buruk akan mengalami hal yang sama seperti Hanna Gu. Wanita itu dihujat beserta dengan beberapa pria yang terlibat.

Sedangkan sebagian kecil orang yang tidak menghujat mereka malah bertanya bagaimana caranya ‘memesan’ Hanna Gu.

Yuni Lim mengira, setelah mengalami hal seperti ini, orang Grisi seharusnya akan menyuruh Hanna Gu menyerah untuk kembali masuk dalam dunia hiburan dan mengundurkan diri dari sorot pandang mata publik.

Nyatanya, Hanna Gu bukannya menghilang melainkan memanfaatkan kesempatan dari berita memalukan ini untuk menambah skandalnya. Ia tidak ada bedanya dengan artis-artis murahan yang ingin naik pangkat.

“Nona Gu, apakah kamu memerlukan klarifikasi untuk masalah ini?”

“Tidak perlu klarifikasi apapun. Si pria menyukainya dan wanitanya pun mencintanya, ini adalah hal yang wajar. Lagipula, aku tidak melanggar hukum dan juga tidak mencelakai siapapun, jadi apa yang salah dariku? Apa yang harus diklarifikasi?”

Selesai bicara, Hanna Gu mengulurkan tangannya untuk mengibaskan rambutnya yang terurai diatas bahunya. Senyumnya sangat genit dan ditambah dengan nada bicaranya yang sangat yakin membuat para wartawan pun kehilangan kata-kata.

Wartawan itu mengelap keringat dingin yang ada di dahinya, lalu bertanya: “Tapi, apakah kamu pernah terpikir dengan perasaan para penggemar yang menunggu kembalinya debutmu?”

“Aku percaya, para penggemar yang menyukaiku akan menyukaiku secara keseluruhan. Apalgi, aku tidak merasa aku telah melakukan hal yang tidak termaafkan...”

Saat bicara, Hanna Gu mengalihkan pandangannya dari wajah para wartawan ke arah lensa dan dengan wajah penuh senyum ia berkata: “Kurasa dalam hidup ini, kita tidak perlu terlalu peduli dengan cara pandang para penipu. Yang paling penting dalam segala sesuatunya adalah kenyamanan diri sendiri.”

Tatapan Yuni Lim menerobos masuk layar komputernya, dengan teliti ia mengamati ekspresi Hanna Gu dan menyadari raut wajah wanita itu sangat teramat normal.

Tiba-tiba, terdengar suara makian dari belakang Yuni Lim.

“Gila, yang penting kenyamanan diri sendiri! Dasar wanita jalang, masih saja berani membenarkan diri sendiri!”

Yuni Lim menoleh dan melihat Lina yang entah kapan masuk ke dalam.

“Kenapa kamu kesini?” Dalam kantor, urusan pekerjaan Lina tidak ada yang berhubungan dengan Yuni Lim. Jadi biasanya selama waktu kerja, Lina tidak mungkin datang mencarinya.

Lina menggembungkan kedua sisi pipinya, lalu menarik napas dalam untuk mengembalikan suasana hatinya. Setelah itu, ia baru berkata: “Saat bos pergi, ia menyuruhku untuk makan siang denganmu. Aku sengaja datang untuk bertanya kamu mau makan apa.”

Yuni Lim tiba-tiba menyadari sesuatu.

Pagi tadi saat belum lama sampai di kantor, Candra Gail berkata bahwa ia akan pergi keluar bersama Andrea untuk mengurus beberapa hal. Saat itu, Yuni Lim sedang sibuk merapikan beberapa hal. Ditambah di komputernya kebetulan muncul berita tentang Hanna Gu, sehingga ia tidak terlalu memperhatikan apa yang dikatakan Candra Gail. Ternyata pria itu menyuruhnya makan siang bersama Lina.

Terpikir akan hal ini, Yuni Lim lalu menunduk dan melihat waktu. Alisnya pun mengernyit: “Tapi sekarang masih terlalu dini untuk makan siang, bukan?”

Lina tersenyum: “Aku bertanya lebih dulu supaya bisa mempersiapkannya dengan baik.”

“Tidak perlu seperti itu, apalagi hanya sebuah makan siang. Lagipula, aku tidak seperti Candra yang begitu pilih-pilih makanan. Terserah mau makan apa, apapun boleh. Makan di kantin kantor juga boleh.” Yuni Lim tidak memiliki syarat apapun dalam hal makanan.

Lagipula, yang membuat Yuni Lim agak sedikit tidak berdaya adalah apakah sebenarnya ia dianggap sebagai orang dewasa di dalam hati Candra Gail? Bukankah hanya perkara maan siang? Bahkan ia masih sengaja menyuruh Lina datang mencarinya ketika ia tidak di kantor...

Lina langsung menggeleng: “Tentu saja tidak boleh. Aku sudah memesan tempat di restoran di dekat kantor, nanti kita pergi bersama kesana saat waktu istirahat tiba.”

Saat Candra Gail pergi, pria itu sengaja memerintahkan Lina untuk membawa Yuni Lim pergi makan siang.

Melihat raut wajah Lina yang mengisyaratkan ‘kalau kamu menolakku, aku akan berakhir tragis’, Yuni Lim pun tidak bisa berkata apapun lagi dan hanya bisa mengangguk.

Setelah hal ini telah diputuskan, mereka akhirnya mulai membicarakan Hanna Gu.

“Dulu aku sudah merasa Hanna bukanlah wanita baik-baik, lumayan murahan. Waktu itu paling tidak ia bisa meutupinya atau berpura-pura. Tapi sekarang, ia seperti memecahkan vas keramik menjadi hancur berkeping-keping.”

Yuni Lim tidak menyahut, sorot matanya hanya terpaku di depan layar menatap wajah Hanna Gu yang sedang tersenyum samar.

Siapa yang bilang tidak?

Hanna Gu yang dulu mana mungkin melakukan hal seperti ini.

Bahkan mungkin ia sendiri tidak pernah terpikir bahwa suatu hari nanti dirinya bisa berubah menjadi seperti ini.

Tapi, siapa juga yang harus disalahkan untuk hal ini.

Setelah Lina beranjak pergi, Yuni Lim kembali mengulas komentar-komentar itu. Paling banyak adalah komentar yang menghujat Hanna Gu dan mengecapnya dengan panggilan ‘Wanita Penggila Seks’.

Akan tetapi, jumlah orang yang berkomentar untuk topik ini malah tidak henti-hentinya bertambah. Beritanya malah semakin memanas dan tidak kunjung mereda.

Yuni Lim juga memiliki pengalaman mengatur Yanyue Media, sehingga ia mengerti tentang hal-hal seputar dunia hiburan.

Kalau Hanna Gu menyerah untuk mempertahankan mukanya demi hal baik dan hanya ingin menjadi tenar, maka tujuannya sudah tercapai. Hanya saja, terdapat keburukan di dalam pencapaiannya ini.

Ada beberapa aktor maupun aktris yang berada di luar lingkaran dan ingin naik posisi. Mereka juga akan bisa sengaja melakukan hal yang akan menarik sorot mata simpati publik. Kejadian seperti ini tentu saja tidak bisa disembunyikan dari mata publik.

Sepertinya, kali ini Hanna Gu benar-benar mengambil jalan pintas.

Bisa membuat wanita itu berbuat hal semacam ini, pastilah ia benar-benar didesak sampai tidak berdaya lagi.

Seekor kelinci juga akan menggigit kalau ia terdesak. Terlebih lagi, Hanna Gu sedari awal adalah wanita yang tidak tahu berbaik hati demi orang lain.

Yuni Lim menutup video itu dan tenggelam dalam lamunannya.

...

Tengah hari, Yuni Lim dan Lina pergi bersama ke sebuah restoran untuk makan siang.

Yang Lina pesan adalah restoran terbaik di dekat kantor, sehingga mereka dapat bertemu dengan lumayan banyak orang yang mereka kenal.

Lina memesan tempat duduk yang posisinya menyender di jendela. Kedua orang itu pun duduk dan Lina menyodorkan buku menu ke hadapan Yuni Lim: “Nyonya, ayo pesan.”

Yuni Lim mengambil buku menu itu. Saat ia mengangkat kepalanya, ia melihat Hanna Gu dan rombongannya berjalan masuk dari depan pintu.

Ia merapat di dalam pelukan seorang pria, asisten dan manajernya berjalan di belakang mereka.

Berita mengenai dirinya baru saja mengudara, namun ia malah begitu bebasnya menampakkan diri di tempat umum. Hal ini jelas-jelas Hanna Gu lakukan dengan sengaja supaya para wartawan dapat memotretnya.

Lagipula...

Yuni Lim dengan sangat teliti memperhatikan pria yang ada di sebelah Hanna Gu. Walaupun ia berjarak cukup jauh, namun Yuni Lim masih dapat melihat dengan jelas bahwa bentuk tubuh pria itu tidaklah sama dengan Santo.

Apakah Hanna Gu benar-benar ingin menduduki julukan ‘Wanita Penggila Seks’?

Titik perbatasan alis Yuni Lim berkedut. Ketika ia baru akan menarik pandangannya kembali, tidak disangka Hanna Gu sudah memutar arah kepalanya dan melihat ke arahnya.

Dalam sepersekian detik yang membunuh saat kedua sorot mata mereka bertatapan, terlukis raut penghinaan di wajah Hanna Gu. Namun ekspresi itu dengan cepat menghilang, berganti menjadi sangat dingin dan kelam. Sorot matanya seperti puluhan ribu anak panah yang dicelupkan dalam racun dan tidak sabar untuk menghunus jantung Yuni Lim.

Yuni Lim langsung tidak mengacuhkan sorot mata wanita itu dan kembali menunduk untuk melihat buku menu, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Dalam kondisi sekarang ini, seharusnya Hanna Gu tidak tahu perkara apa yang telah disulut Yuni Lim di hadapan Santo. Paling tidak, sekarang ia masih belum tahu. Santo tidak tahu identitasnya dan beberapa hari ini Hanna Gu pasti masih dalam kondisi menyedihkan karena kasusnya. Ia tidak mungkin memikirkan begitu banyak hal.

Tapi kenapa pula kebencian dalam mata Hanna Gu terlihat lebih kental daripada sebelumnya?

Apakah mungkin, Hanna Gu lagi-lagi melimpahkan perhitungan kejadian ini padanya?

Kalau memang benar, maka hal ini menarik. Saat Hanna Gu bahkan belum tahu dirinya menyulut masalah, ternyata wanita itu juga bahkan melimpahkan perhitungan pertemuan mereka ini kepadanya.

Sepertinya, masalah ini belum selesai.

Belum selesai ya belum selesai. Yang jelas, Yuni Lim tidak berencana semudah itu melepaskan Hanna Gu.

Tangan Yuni Lim yang sedang membalikkan halaman buku menu pun tanpa sadar menegang. Berhadapan dengan orang seperti Hanna Gu tidak perlu basa-basi ataupun mengalah, juga jangan berharap suatu saat nanti ia akan bertobat.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu