After Met You - Bab 376 Aku Sudah Menikah

Terlepas dari ribuan pikiran yang memenuhi benak Yuni Lim, ia harus bangun pagi-pagi sekali keesokan harinya untuk berganti pakaian dan menemani Aika pergi ke acara pacuan kuda kerajaan.

Ketika Yuni Lim sudah selesai berganti pakaian, ia pun mendengar suara pelayan yang terkejut: “Oh, astaga! Cantik sekali!”

Yuni Lim melirik sekilas pelayan itu dan berjalan sampai ke depan cermin.

Begitu melihat bayangannya sendiri di cermin, Yuni Lim juga tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut.

Baju ini adalah baju yang dibawakan oleh orang suruhan Aika kemarin malam.

Yuni Lim juga tidak melihatnya dan hanya meletakkannya di samping begitu saja. Ketika ia akhirnya berganti pakaian dan melihat dirinya sendiri, ia merasa cantik.

Dengar-dengar dari pelayan, baju ini dibuat khusus oleh anggota kerajaan. Kainnya berkualitas tinggi, dengan sutra pada pergelangan tangannya. Mutiara menghiasi garis lehernya dan garis pinggangnya pas di tubuh. Roknya juga pas menutupi lutut.

Yuni Lim sebelumnya juga sudah terbiasa mengenakan pakaian dari desainer ternama, tapi tidak pernah yang seelegan dan seindah gaun ini. Gaun ini benar-benar mempesona.

“Nyonya, anda hanya perlu merias wajah dan mengatur rambut anda lalu anda bisa mengenakan topi.” Pelayan di sampingnya mengingatkan Yuni Lim.

Setelah selesai merias dan mengenakan topi formal, Yuni Lim berdiri di depan cermin dan tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

Tidak ada wanita yang tidak mencintai keindahan.

Riasan yang dipulas oleh pelayan itu sedikit tebal, tapi tidak berlebihan. Yuni Lim malah terlihat semakin cantik, anggun dan juga berkelas.

Topi formal yang Yuni Lim kenakan diletakkan sedikit miring di atas kepalanya, menambah pesona yang ia tampilkan.

Suara pelayan pun terdengar dari belakang Yuni Lim: “Nyonya, apakah sudah boleh berangkat?”

Dari cermin, Yuni Lim juga bisa melihat tatapan kagum sang pelayan.

Yuni Lim hanya menganggukkan kepalanya: “Boleh.”

……

Ketika sampai di tempat pacuan kuda, hati Yuni Lim terasa sedikit gelisah.

Saat dulu belajar di luar negeri, sudah beberapa kali terbersit di hatinya keinginan untuk menonton pacuan kuda di Kerajaan J.

Tapi karena saat itu ia memiliki banyak pekerjaan dan negara tempat ia belajar terletak agak jauh dari Kerajaan J, Yuni Lim pun hanya bisa berangan-angan.

Pengawal pribadi yang menemani pun berbisik di samping telinga Yuni Lim: “Nyonya, Putri Aika akan memasuki lapangan bersama dengan ratu dan raja. Silakan anda duduk dulu disini.”

Yuni Lim mengangguk dengan tenang.

Pandangannya pun mulai mencari diantara kerumunan.

Aika bilang, Candra Gail juga akan datang.

Kalau ia bisa menemukan Candra Gail lebih dulu dibandingkan dengan Aika dan pergi bersama pria itu, bukankah itu berarti Candra Gail tidak akan bisa diancam oleh Aika lagi?

Yuni Lim melirik dua pengawal pribadi yang mengikutinya dengan lekat dan mengangkat kepalanya dengan tenang.

Tapi belum sempat ia menemukan Candra Gail, ada seseorang yang mendekatinya.

“Nona cantik...”

Yuni Lim tahu bahwa acara pacuan kuda bukanlah sekedar perlombaan tapi juga acara sosialisasi.

Yuni Lim dengan sopan menolak: “Mohon maaf, aku sudah menikah. Tolong panggil aku dengan sebutan nyonya.”

Orang yang mendekati Yuni Lim terkejut lalu mengangguk dengan penuh hormat dan meminta maaf: “Aku sangat minta maaf. Aku melihatmu seorang diri saja dan berpikir...”

“Tidak apa-apa.”

Setelah beberapa pria lainnya juga mengambil inisiatif, Yuni Lim akhirnya mulai mengerti kenapa Aika begitu membenci Candra Gail.

Dibandingkan dengan pria Kerajaan J yang lembut dan sopan, Candra Gail benar-benar antisosial!

Apakah pria di Kerajaan J yang memiliki karakter seperti Candra Gail bisa menemukan seorang istri?

“Yuni!”

Tepat pada saat itu, Aika berjalan menghampiri.

Yuni Lim secara tidak sadar membalikkan kepalanya dan melihat Aika yang berjalan ke arahnya, di belakang wanita itu tampak beberapa pria dan wanita lainnya.

Mereka semua berpakaian formal dan tersenyum, terlihat sopan dan berkelas.

“Ini adalah teman baikku di Negara Z, Nona Yuni Lim. Atau lebih tepatnya, Nyonya Candra.”

Aika pun berjalan menghampiri dan memeluk Yuni Lim sambil tersenyum, dengan senang ia memperkenalkan Yuni Lim pada para pria dan wanita itu.

Yuni Lim merasa sedikit tidak nyaman, tapi ia hanya bisa tersenyum.

“Halo.”

Yuni Lim hanya bisa menyapa mereka satu persatu.

“Nyonya Candra benar-benar cantik.”

“Terima kasih, hari ini anda juga terlihat sangat cantik.”

“Aku mau bertanya sedikit, suami Nyonya Candra ini adalah...”

Tanpa menunggu jawaban dari Yuni Lim, Aika pun menjawabnya lebih dulu: “Suaminya adalah Randy.”

Randy adalah nama Inggris Candra Gail.

Entah mengapa, tapi ketika Aika mengucapkan itu, Yuni Lim merasa raut wajah para orang lain itu sedikit berbeda.

Tapi raut wajah mereka dengan cepat kembali seperti biasa. Mereka mengucapkan beberapa kalimat pada Aika lalu berjalan pergi ke tempat lain.

Yuni Lim merasa ragu, tapi ia tahu ia tidak mungkin bertanya pada Aika. Jadi Yuni Lim dengan cepat mencari alasan ia lapar dan pergi ke restoran di tempat acara itu.

Saat ia sedang makan dengan pelan-pelan, ia tiba-tiba melihat Candra Gail yang sudah beberapa hari ini memenuhi benaknya namun tidak pernah datang menemuinya.

Dan Candra Gail, si pria kurus itu, sedang memeluk seorang wanita berdada montok.

Hah! Dada itu bahkan sudah teremas sebegitunya sampai berubah menjadi sebuah gumpalan!

Yuni Lim ingin berjalan menghampiri saking marahnya.

Dan... Ia pun benar-benar berjalan menghampiri.

Yuni Lim berjalan mendekat dan wanita itu melepaskan Candra Gail sambil berkata dengan senyuman: “Untuk seorang pria sepertimu, istrimu juga pastilah luar biasa.”

Candra Gail menatap wanita berdada montok itu dengan lekat dan tersenyum lembut: “Benar, istriku sangat luar biasa. Kebetulan ia ada disini dan ia pasti merasa senang saat tahu ada orang yang memujinya.”

Setelah berbicara begitu, Candra Gail pun menatap Yuni Lim. Ia menjulurkan tangannya, seiring dengan pandangan kagum dari wanita berdada montok itu: “Sayang, kemarilah. Aku perkenalkan dengan teman baruku.”

Yuni Lim berjalan menghampiri perlahan.

Candra Gail memanggilnya—Sayang?

Benar-benar menjijikkan.

Tapi, Yuni Lim juga merasa sedikit malu.

Candra Gail menarik tangan Yuni Lim dengan lembut dan merangkulnya. Ia menatap Yuni Lim dengan tatapan redup dan berbisik padanya: “Kenapa kamu menggunakan gaun yang seperti ini?”

“Apa?”

Ada apa dengan gaunnya? Menurutnya, gaun itu terlihat sangat cantik!

Candra Gail mengelus tangan Yuni Lim yang berada di samping pinggang dan meremasnya sedikit, sedikit resah namun tidak terlalu mencolok.

Yuni Lim sedikit menghindar karena geli, sedangkan tatapan Candra Gail bertambah dalam.

Wanita berdada montok itu tiba-tiba bersuara, mengganggu interaksi diantara mereka berdua: “Tuan Candra, apakah wanita ini istrimu?”

Candra Gail tersenyum: “Benar.”

Setelahnya, Candra Gail menolehkan kepalanya dan menatap Yuni Lim: “Sayang, perkenalkan, ini adalah Nona Daisy.”

Yuni Lim menatap wanita berdada montok itu sambil tersenyum: “Halo, Nona Daisy.”

Begitu wanita berdada montok bernama Daisy itu mendengarnya, sebuah kilat tidak puas muncul di matanya. Ia lalu mencodongkan dadanya dan berkata: “Nyonya Candra benar-benar masih muda dan cantik.”

Yuni Lim melirik dada montok Daisy dan memutar sedikit pinggangnya: “Tubuh Nona Daisy juga sangat bagus.”

Lalu kenapa kalau dadanya besar? Apakah harus iri? Seramping apa pinggangnya?

Memangnya kenapa kalau dadanya besar, pinggang wanita itu saja tidak seramping dirinya!

Daisy juga mengerti maksud Yuni Lim. Ia mengucapkan beberapa patah kata lalu berjalan pergi.

Begitu Daisy pergi, Yuni Lim mengangkat kepalanya dan menginjak kaki Candra Gail. Ia mengeluarkan seluruh tenaganya: “Hari ini cuacanya bagus.”

Candra Gail tidak menghindar dan menjawab: “Ya.”

Yuni Lim merasa tidak ada gunanya dan menolehkan kepalanya pada Candra Gail: “Berpelukan dengan wanita berdada montok pasti rasanya sangat lembut, bukan? Lingkar dada, besar ukuran dadanya juga pasti sudah kamu ukur bukan?”

Candra Gail mengangkat alisnya dan tersenyum terpaksa sambil menatap Yuni Lim: “Aku tidak tertarik dengan silikon. Tapi sepertinya kamu senang dengan para monster berambut kuning itu!”

“Dari awal kamu sudah melihatku?”

“Lihat. Lalu kenapa?”

“Kamu...”

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu