After Met You - Bab 451 Tidak Menerima Permintaan Maaf Chyntia Lin Ini

Begitu Chyntia Lin mendengarnya, kedua matanya membesar. Ia lalu berujar dengan keheranan: “Sepertinya baru beberapa hari tidak bertemu, tapi bicara Gilbert sudah semakin jelas saja.”

Yuni Lim mencubit pipi Gilbert Gail dan membujuknya: “Coba bilang kepada bibi, siapa nama ayah?”

Gilbert Gail menjawab dengan patuh: “Candra Gail!”

“Gilbert benar-benar hebat!” ujar Chyntia Lin agak kaget.

Yuni Lim berjongkok dan memeluk Gilbert Gail. Anak laki-laki itu dengan patuh memegang leher Yuni Lim dan membisikkan sesuatu padanya.

Chyntia Lin membuang pandangannya dengan sedikit emosional. Lagipula karena ia adalah anak yang memiliki hubungan darah, Gilbert Gail bisa dengan begitu cepat menjadi akrab dengan mereka.

Sebelumnya Chyntia Lin mengira Gilbert Gail adalah anak yang pemalu. Tapi setelah melihatnya sekarang, Chyntia Lin merasa sepertinya ia bersikap seperti itu kepada beberapa golongan orang saja.

Yuni Lim memeluk Gilbert Gail dan mengucapkan beberapa patah kata padanya, lalu membujuknya untuk bermain di sudut ruangan.

“Yang jelas tidak ada keperluan di rumah. Aku bisa datang menemanimu mengobrol.” ujar Yuni Lim sambil membantu Chyntia Lin duduk di atas kursi.

Chyntia Lin tinggal di kamar rawat VIP. Kamarnya benar-benar luas dan menghadap kearah matahari.

Yuni Lim mempersilakan beberapa perawat itu semuanya keluar, lalu menarik tirai agar terbuka. Sinar matahari dengan cepat masuk dan membuat ruangan itu menjadi terang.

Yuni Lim dan Chyntia Lin duduk bersebelahan di sebuah meja teh kecil yang terletak di pinggir jendela, tepat di sisi yang berlawanan dari Gilbert Gail yang sedang memeluk papan gambar dan menggambar.

Chyntia Lin mengambil inisiatif dan berujar: “Aku benar-benar minta maaf atas tindakan yang kakak laki-lakiku lakukan. Kalau bukan karena ulahnya, kalian tidak mungkin terpisah dari Gilbert.”

Yuni Lim menggelengkan kepalanya: “Setiap orang memiliki posisinya masing-masing, kamu tidak perlu mengucapkan hal seperti ini.”

Yuni Lim tidak bisa menerima permintaan maaf Chyntia Lin ini.

Yudi Lin berada di posisinya sendiri, apa yang ia lakukan juga tidak salah.

Tapi, seberapa sakit dan putus asanya ia dan Candra Gail, mereka tetap tidak akan bisa mengerti.

Di sisi lain, saat Yuni Lim melompat dari lantai dua, ia juga tidak tahu bagaimana kondisi anaknya...

Mungkin, Yuni Lim masih harus berterima kasih pada Yudi Lin.

Meskipun demikian, anaknya sudah kembali. Itu yang paling penting dibandingkan apapun.

“Benar juga.” Chyntia Lin menghela napas, bertanya-tanya apa yang sebaiknya ia katakan.

Yuni Lim menolehkan kepalanya kearah Chyntia Lin. Chyntia Lin memiliki sepasang mata yang sangat jernih. Saat ia tertawa, ia membuat orang-orang terpana.

Apakah perempuan ini benar-benar tidak merasa murung sama sekali? Mengapa ia bisa terus optimis?

Tepat pada saat itu, pintu kamar rawat terbuka dari luar. Kedua wanita itu sama-sama memutar kepala mereka.

Ternyata yang masuk adalah seorang pengawal. Setelah melihat Yuni Lim, ia baru membuka mulutnya: “Nyonya, dokter Lukman sudah datang untuk memeriksa nona Chyntia.”

Dokter Lukman?

Ketika pengawal itu sudah selesai berbicara, sesosok figur seseorang bertubuh ramping dan mengenakan pakaian putih tertangkap oleh pandangan Yuni Lim.

Ketika Lukman melihat Yuni Lim, raut wajahnya langsung terkejut: “Yuni?”

“Kak Lukman, apakah ini benar-benar kamu?” Begitu Yuni Lim melihat Lukman, ia spontan bangkit berdiri.

Melihat kedua orang itu yang bersikap saling mengenal, Chyntia Lin pun perlahan bangkit berdiri dan bertanya: “Dokter Lukman, kalian... Saling mengenal?”

Yuni Lim menjawab dengan senyuman: “Ya, kami adalah teman baik.”

“Apakah ini temanmu yang terakhir kali kamu bilang sedang dirawat di rumah sakit?” tanya Lukman pada Yuni Lim.

“Ah... Ya, benar. Kamu ingin memeriksanya bukan? Silakan kamu periksa dulu, kita bicara lagi setelah kamu sudah tidak sibuk.” ujar Yuni Lim dan berjalan menuju Gilbert Gail.

Pandangan Lukman secara spontan mengikuti kearah Gilbert Gail. Pandangannya kemudian jatuh pada sosok kecil Gilbert Gail, raut wajahnya terkejut.

Tepat pada saat itu suara Chyntia Lin terdengar dan ia berujar sambil tersenyum: “Dokter Lukman, silakan periksa kondisiku. Setelah ini, aku masih ingin mengobrol dengan Nyonya Gail.”

Begitu mendengar kata-kata ‘Nyonya Gail’ ini, Yuni Lim tidak bisa menahan diri untuk tidak menolehkan kepalanya dan melihat sekilas.

Kebetulan saat ini Lukman tidak sempat mengalihkan pandangannya.

Yuni Lim menyadari bahwa pria itu sedang memperhatikan Gilbert Gail.

Apakah Lukman masih tidak tahu tentang Gilbert Gail?

Baiklah, Yuni Lim bertekad untuk menjelaskan semuanya kepada Lukman nanti. Lukman adalah temannya yang berharga dan orang yang sudah ia anggap sebagai kakak sendiri.

……

Pemeriksaan Lukman pada Chyntia Lin hanyalah pemeriksaan rutin yang sederhana sehingga selesai dengan cepat.

Begitu selesai, Lukman segera memandang kearah Yuni Lim.

Begitu melihat pandangan Lukman, Yuni Lim dengan segera menghampiri sambil menggendong Gilbert Gail.

Ia menunjuk Lukman dan berujar pada Gilbert Gail: “Gilbert, ini Paman Lukman.”

Lukman mengernyitkan alisnya sedikit, raut wajahnya tidak dapat dijelaskan: “Ini...”

“Putraku.” Yuni Lim menyelesaikan kalimat Lukman, tidak bisa menahan rasa malunya.

Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki sebesar ini dan Yuni Lim tidak tahu darimana ia harus memulai menjelaskan.

Raut wajah Lukman benar-benar berubah dan ia tersenyum kembali. Ia lalu melihat kearah Gilbert Gail dan memanggil anak itu dengan suara hangat: “Gilbert?”

Yuni Lim mencubit pelan tangan kecil Gilbert Gail dan berkata: “Paman Lukman memanggilmu.”

Sepertinya Gilbert Gail tidak begitu menyukai Lukman. Anak laki-laki itu mengeluarkan suara ‘oh’ lalu menggeliat turun dan kembali ke sudut kamar untuk menggambar.

Chyntia Lin mengeluarkan suaranya tepat pada waktunya, memecahkan suasana canggung: “Dokter Lukman, apakah aku diperbolehkan untuk keluar dan berjalan-jalan hari ini?”

Lukman menolehkan kepalanya dan tersenyum dengan hangat: “Boleh, tapi kamu tidak boleh berjalan terlalu jauh. Jalan-jalan saja di taman rumah sakit, tapi jangan keluar.”

Pada dasarnya Lukman adalah orang yang berwatak lembut, terhadap pasien-pasiennya tentu saja ia lebih bertambah hangat.

Chyntia Lin menganggukkan kepalanya. Ia terlihat sangat tersipu malu, kedua tangannya saling bertaut...

Yuni Lim samar-samar melihat sesuatu.

Wajar saja gadis muda ini jatuh cinta.

Wajah dan sifat Lukman memang sangat mengesankan. Diantara kumpulan orang-orang ia terlihat menonjol, ia tidak berbeda jauh dengan Candra Gail. Tipe-tipe pria yang tidak kekurangan wanita dan tidak mungkin tidak disukai wanita.

Jadi wajar saja apabila Chyntia Lin menaruh perasaan terhadap Lukman.

Hanya saja Yuni Lim tidak tahu bagaimana Lukman bisa menjadi dokternya Chyntia Lin.

Chyntia Lin menautkan jari-jemarinya dan berujar: “Terima kasih, dokter Lukman. Aku tidak akan keluar dari area rumah sakit.”

Lukman tersenyum lembut pada Chyntia Lin, lalu melambaikan tangannya pada Yuni Lim: “Yuni, ayo kita keluar dan berjalan-jalan.”

Yuni Lim tahu bahwa Lukman pasti ingin menanyakan perihal Gilbert Gail padanya.

Yuni Lim mengiyakan, lalu menolehkan kepalanya dan berujar pada Chyntia Lin: “Nona Chyntia, aku pergi dulu. Lain hari aku akan datang lagi menjengukmu.”

”Tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Chyntia Lin, namun wanita itu sedang tercenung. Begitu mendengar suara Yuni Lim, kesadarannya seperti tiba-tiba kembali: “Ya, baiklah.”

“Perhatikan kesehatanmu baik-baik, segera hubungi aku kalau ada apa-apa.”

Begitu selesai berbicara, Yuni Lim pun membawa Gilbert Gail keluar.

Kedua orang itu lalu pergi ke sebuah restoran yang terletak di depan rumah sakit.

Yuni Lim memesankan sebuah set menu makanan untuk anak-anak, sedangkan ia memesan segelas kopi untuk dirinya sendiri.

Dokter Lukman langsung bertanya terus-terang: “Apa yang terjadi?”

Yuni Lim tidak tahu harus memulai darimana. Ketika teringat bahwa Lukman adalah seorang dokter, ia pun bertanya pada pria itu: “Kak Lukman, apakah kamu tahu mengenai teknik mengembangkan fetus di luar tubuh sang ibu?”

Lukman menatap Gilbert Gail dan berkata: “Sampai saat ini, di dunia belum ada teknologi seperti itu yang disediakan secara legal.”

“Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya padamu, tapi dengan cara itulah Gilbert lahir.” Yuni Lim juga tidak menyembunyikannya dari Lukman. Intinya, Tasya dan yang lainnya sudah tahu mengenai kelahiran Gilbert Gail.

Begitu mendengarnya, Lukman menatapnya dengan raut wajah terkejut: “Bagaimana mungkin?”

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu