After Met You - Bab 48 Kita Berdua Impas

"Sudah bangun?" Candra Gail sedang setengah tertidur.Ia langsung terjaga setelah Yuni Lim bergerak.

Yuni Lim perlahan duduk,lalu ia membuka lampu tidur di samping ranjang.

Karena sakit,reaksi Yuni Lim menjadi lambat.Ia tidak merespons apapun saat mendengar suara yang familiar baginya.Saat ia menengok dan melihat jelas sosok yang berbaring di sampingnya,ia baru merasa terkejut.

Ia mengernyitkan dahinya sambil menatap Candra Gail: "Kenapa kamu ada di sini?"

Wajah Yuni Lim terlihat pucat,suaranya terdengar serak bagaikan tenggorokannya dipenuhi pasir.Ia harus berusaha keras untuk mengucapkan 1 kalimat penuh

Candra Gail tidak menjawabnya,ia berbalik dan turun dari ranjang,entah apa yang ia cari.Tak lama kemudian,ia mendekatkan sesuatu ke bibir Yuni Lim:"Letakkan di dalam mulutmu."

Yuni Lim melihat benda itu:sebuah termometer.

Dia mengabaikan perintahnya.Ia mendongak dan menatapnya dengan sorot mata waspada: "Bagaimana kamu masuk?Dari mana kamu mendapat kuncinya?"

"Memangnya kamu sedang menginterogasi tahanan?kamu ingin melapor polisi?tetapi kelihatannya kamu tidak punya tenaga untuk melakukannya."

Memang benar.Sekujur tubuh Yuni Lim memang terasa lemas.Untuk bangun dari ranjang pun,ia sudah merasa kesulitan,apalagi untuk mengambil telepon dan melapor polisi.

Setelah menyelesaikan kalimatnya,Candra Gail langsung memasukkan termometer ke dalam mulut Yuni Lim.Gesturnya terlihat alami,tidak terlihat memaksa.

Yuni Lim membuka mulut dan mencoba untuk mengeluarkannya.Ekspresi dan nada suara Candra Gail tiba-tiba menjadi dingin:"Kalau kamu berani mengeluarkannya,akan langsung kupecahkan dan kumasukkan ke mulutmu."

Keparat! Merkuri itu amat beracun!

Ekspresi Candra Gail mengatakan kalau ia serius.

Yuni Lim menahan amarahnya.Ia membuka mulutnya dan meletakkan termometer itu di dalam mulutnya sambil berbaring tenang di atas ranjang.

Candra Gail diam-diam merasa terhibur saat melihat ekspresi Yuni Lim menahan amarahnya. Dia lalu berbalik dan menuangkan segelas air untuknya.

Saat ini ,Yuni Lim baru sadar kalau Candra Gail sedang mengenakan ... piamanya!

Selesai menuangkan air,Candra Gail berbalik dan melihat Yuni Lim tengah membelalakkan matanya.

Pandangan Yuni Lim jatuh di atas piyama yang dikenakan Candra Gail.Candra Gail tidak bicara apapun,ekspresinya tidak berubah.Ia membawakan gelasnya ke sisi ranjang dan membantu Yuni Lim meminumnya.

“Tidak usah.” Yuni Lim memutar kepalanya ke sisi berlawanan,tidak sudi menatapnya.

Ekspresi Candra Gail langsung terlihat tidak puas.

Yuni Lim berusaha keras untuk kembali berbaring,lalu berkata:"Pergi kmau."

Sekarang ia sangat lemah dan kesulitan bicara.Setiap kali ia hanya mampu berbicara 2 kata.

Wajah Candra Gail menjadi dingin,gelas di tangannya lalu diletakkan di samping.

Candra Gail dengan satu tangan memaksa memapahnya duduk,tak peduli bagaimana pun ia memberontak.

Salah satu tangan Candra Gail bergerak melewati leher belakangnya,lalu memegang erat dagunya.Tangan Candra Gail yang lain mengambil gelas itu dan menuang air ke dalam mulutnya.

"Kamu, ..."

Yuni Lim tidak memiliki kekuatan untuk melawannya,ia terpaksa minum.

Ketika air dalam gelas itu tinggal separuh,Candra Gail baru melepaskan tangannya.Ia lalu mengambil handuk kecil dan mengelap butiran air di sekitar bibir Yuni Lim.

Setelah dipaksa minum,tenggorokan Yuni Lim mulai membaik,namun amarahnya makin menjadi-jadi.

Amarahnya akan segera meledak.

Yuni Lim duduk dan mengambil bantal untuk menimpuk Candra Gail: "Dasar gila,apa yang kamu lakukan di sini?Apa kamu tidak bisa tidur setelah menipuku?Kamu menipuku sekali lalu menolongku sekali.Jadinya kita berdua impas! "

Yuni Lim merasa kelelahan setelah berkata sebanyak itu.Ia bersandar di sandaran ranjang,dahinya penuh keringat.

Ekspresi Candra Gail terlihat kesal,namun ia tidak berkata apapun.

Dia meletakkan gelas itu di lemari di samping ranjang,lalu menatapnya dingin:"Kalau aku tidak datang,kau akan segera mati di rumah."

"Lebih baik mati di rumah daripada ditolong olehmu.Hutang budi itu paling susah dibalas."Yuni Lim meneriakinya.

Ekspresi Candra terlihat semakin kesal.

Yuni Lim menghirup napas dalam,berbicara terlalu melelahkan baginya.

Candra Gail marah dan tidak mau bicara.

Ruangan itu begitu sunyi sehingga hanya terdengar suara napas mereka.

Yuni Lim mengaku,tadi saat marah ia memang tidak bisa mengendalikan ucapannya.Ia tak tahu bagaimana memperlakukan Candra Gail.

Dia bukanlah orang yang kaya raya,di dalam hatinya hanya ada harapan yang sederhana.Candra Gail benar-benar sebuah kejutan baginya.

Candra Gail menerobos masuk ke dunianya.Kemudian,dengan kepedulian dan kebaikannya,Candra Gail perlahan namun pasti meresap masuk ke tiap aspek kehidupan Yuni Lim.

Ternyata,itu semua hanya untuk menipunya.Ia bahkan tidak tahu apa tujuan Candra Gail yang sebenarnya.

Beberapa lama kemudian, Candra Gail berkata: "Aku telah membuat bubur,kamu bisa ke dapur untuk makan?"

Yuni Lim melemparkan pandangannya ke arah lain,tak sudi menatap Candra Gail.

Candra Gail kehabisan kesabaran.Ia lalu berdiri dan berganti pakaian.

Sama seperti saat pertama kali mereka tidur bersama,Candra Gail berganti pakaian tanpa memedulikan Yuni Lim di depannya.

Yuni Lim menutup matanya,lalu menutupi dirinya dengan selimut.

Tidak berapa lama,ruangan itu kembali menjadi sunyi.Ketika Yuni Lim mendongakkan kepalanya dari dalam selimut,dia mendengar suara pintu ditutup,suaranya sangat kecil,namun dia masih bisa mendengarnya.

Dia duduk di tempat tidur dan menertawakan dirinya sendiri.Ternyata Candra Gail dulu hanya berpura-pura sabar.Padahal sebenarnya ia bukanlah tipe penyabar.

Setelah berbaring sejenak,dia merasa sedikit bertenaga.Ia bangun dan turun ke dapur.

Ada bubur di dalam panci,masih panas.

Dia melirik ke luar jendela,cahaya mentari mulai muncul di ufuk timur.Ternyata dia telah tidur begitu lama.

Kemarin dia kehujanan sebentar,tak disangka ia terkena flu.

Setelah mengaduk bubur itu,dia merasa ragu-ragu sejenak.Ia akhirnya mengambil semangkok,lalu berjalan ke meja makan.

......

Rolls Royce hitam terparkir di pinggir jalan.

Candra turun ke bawah dengan penuh kemarahan.Dia berjalan ke mobil itu,membuka pintunya, dan masuk ke dalam,tetapi ia tidak menyalakan mobilnya.

Ia perlahan menurunkan jendela,menyalakan rokoknya, dan menghisapnya dalam-dalam lewat bibirnya.

Akhir-akhir ini,saat tinggal bersama Yuni Lim,ia berhasil bersandiwara menjadi laki-laki idaman.

Tidak merokok,tidak minum alkohol,tidak pulang malam kecuali saat kerja lembur, mengerjakan pekerjaan rumah,masak.Semuanya sempurna.Dia kira dia sudah berhenti merokok.

Setelah merokok beberapa batang,ia baru bisa tenang.Ia mendongakkan kepalanya untuk melihat Apartemen Yuni Lim.

Perkataan Yuni Lim kembali terlintas dalam pikirannya: Aku lebih baik mati di rumah.

Candra dengan ekspresi dinginnya mengeluarkan ponselnya dan menelepon.

Begitu telepon terhubung, dia langsung berteriak:"Lama sekali kerjamu,kalau kamu tidak bisa menyelesaikannya,enyahlah ke Amerika."

Di seberang telepon,ada Andrea yang setengah tertidur.Begitu diteriaki Candra Gail,ia langsung tersadar:"Hari ini,pasti selesai ... bip ..."

Telepon telah ditutup.

Andrea menepuk dadanya.Ia merasa saat tinggal bersama Yuni Lim,bosnya lebih manis.

Candra Gail menutup teleponnya dan menatap apartemen Yuni Lim,matanya terlihat gelap.

Tidak ingin melihatnya?Tak masalah,Ia akan membuat Yuni Lim mau tak mau harus mencarinya!

Candra Gail tersenyum saat memikirkan rencana itu.Suasana hatinya telah membaik.Ia memutar balik mobilnya dan melaju pergi.

Novel Terkait

Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu