After Met You - Bab 200 Mengapa Tanganmu Gemetar…

Selesai bicara, Ia mencengkeram seseorang yang terbaring di tanah: “Katakan, siapa yang menyuruh kalian kemari?”

Yuni yang bersiap masuk ke mobil lagi, melihat sekilas pantulan cahaya perak.

Cahaya itu berasal dari pria yang sedang dicengkeram oleh Candra Gail.

Yuni Lim melihat lagi lebih seksama, seketika ia melotot kaget, pisau!

Ia mendorong pintu dan turun dari mobil, ia tidak sempat mengingatkan Candra Gail, ia melihat orang itu mengarahkan pisau itu ke arah Candra Gail.

Yuni Lim tak sempat memikirkan apapun lagi, ia langsung datang dan menubruk tubuh Candra Gail.

Candra Gail baru menyadari kedatangan Yuni Lim, ketika ia baru mau menoleh ke arahnya, Yuni Lim langsung menubruknya, refleks ia menopang tubuh Yuni Lim…

Detik berikutnya, terdengar suara tusukan pisau.

Candra Lim yang selalu diam dan dingin, ketika melihat Yuni Lim tertusuk pisau, suaranya bergetar: “Yuni!”

Orang yang telah menusuk Yuni Lim tersenyum jahat, ia bangun dengan tubuhnya yang kesakitan.

Pandangan Candra Gail tidak pernah lepas dari Yuni Lim, tangannya menopang punggung Yuni Lim, tapi ia tidak berani menyentuh pisau yang tertansap di punggungnya.

Yuni Lim berkata dengan kesakitan, darah di wajahnya seakan sudah hilang, ia menggenggam erat Candra Gail, mendongak dan berkata: “kamu… tidak kenapa-kenapa…”

Ia sangat kesakitan, sampai kesulitan untuk bicara.

“Jangan bicara… kita pergi ke rumah sakit…” suara Candra Gail kecil dan serak, ia seakan sedang bicara sendiri.

Ia berusaha tetap pada posisinya, sangat sulit untuk tidak bergerak dan berada pada posisi yang sama, tapi ia tidak berani mempererat genggamannya.

Walaupun ia telah mengatakannya.

Dua tiga orang yang habis dihajar oleh Candra Gail bangkit, ketika mereka melihat Candra Gail menopang Yuni di tanah, merasa ini adalah kesempatan untuk mereka.

Ketika mereka hendak memulai aksinya lagi, tiba-tiba ada beberapa mobil datang menghampiri mereka, dari dalam mobil turun segerombol orang.

Sekumpulan orang ini jelas sekali berpihak pada Candra Gail dan hendak membantunya,mengetahui hal ini, orang-orang yang hendak menghajar Candra Gail menarik kawannya yang terluka parah kembali ke mobil.

Walaupun mereka dibayar untuk melakukan aksi mereka, tapi mereka tidak tahu kalau lawan mereka sekuat itu, mereka datang sepuluh orang lebih, sekarang hanya tersisa beberapa yang masih bisa berdiri.

Andrea turun dari mobil dan melihat beberapa orang tergeletak tak berdaya di tanah, ia berpikir bahwa kemampuan bosnya benar-benar hebat.

Tapi saat ia melihat Candra Gail berlutut di tanah menopang tubuh Yuni Lim yang tertusuk pisau, raut wajahnya langsung berubah.

Ia menoleh dan berteriak memberi perintah: “Habisi mereka sampai mati, sisakan satu yang bisa bicara.”

Ia yatim piatu sejak kecil, dan sudah mengenal Candra Gail sejak usianya dua puluhan, tapi mereka tidak pernah saling bertengkar.

Setelah Andrea memberi perintah, ia berlari ke arah Candra Gail dan memanggilnya: “bos?”

Candra Gail baru mendongak dan menyadari adanya bantuan, dengan hati-hati ia membopong Yuni Lim ke dalam mobil.

Andrea mengikuti mereka dari belakang, dengan peka ia langsung ke tempat duduk kemudi.

Ia sudah terlalu lama hidup dengan Candra Gail, dan sudah memahami satu sama lain.

Gail membopongnya sampai ke dalam mobil, ia mengusap kepala Yuni Lim dengan sangat hati-hati.

“Candra…” Yuni Lim menatapnya, dalam dekapan Candra Gail, ia sangat kesakitan sehingga memanggil nama Candra Lim sedikit tidak jelas.

”Aku disini.” Candra Gail terus mengusap kepala Yuni Lim, suaranya sangat rendah.

Yuni Lim mendengar suaranya, ia berkata sambil ingin menangis: “Sakit…”

Ia kesakitan sampai tidak ingin membuka matanya, suaranya sangat lemah.

Saat Candra Gail mendengarnya merintih kesakitan, ia tersentak kaget, situasi menjadi sendu.

Ia berteriak pada Andrea yang sedang menyetir di depan: “tidak dengan dia kesakitan? Cepat sedikit!”

Andrea segera menurut, ia membenarkan posisi duduknya, dan langsung menambah kecepatan.

Yuni Lim yang setengah sadar, mendengar Candra Gail berteriak pada Andrea.

Menurut Yuni Lim, Andrea adalah orang yang berdedikasi besar, tiga tahun ini dia tidak mendapat liburan.

Yuni Lim mengucapkan sesuatu dengan terbata-bata: “Kamu… jangan marah… And…”

Candra Gail paham yang ia katakan.

Nada bicara Candra Gail terhadap Andrea berubah ketika ia berbicara pada Yuni Lim, suaranya berubah lembut seperti air mengalir: “iya, aku tidak akan memarahinya, aku akan menuruti kata-katamu.”

Hatinya tidak dapat menahan, ia memegang tangannya dan menciumnya: “Jangan takut, kita akan segera sampai rumah sakit.”

“Aku tidak takut…” Suara Yuni Lim sangat lemah, berusaha keras mengucapkan kata demi kata, namun dia masih berusaha untuk membuat suasana tidak tegang: “kamu tidak akan membiarkan aku kenapa-kenapa…”

Yuni Lim tidak tahu darimana kepercayaan diri ini muncul, tapi ia tahu, Candra Gail memang tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya.

Candra Gail mengiyakannya, tapi Yuni Lim tidak dapat mendengar dengan jelas, ia meraih tangan Candra Gail: “Tanganmu mengapa gemetar…”

Setelah kata-kata itu terucap, Yuni Lim pingsan.

Candra Gail mendengarnya, ia berkata: “Aku tidak gemetar.”

Tapi orang yang ia genggam tangannya tidak merespon apapun.

Tangan Candra Gail gemetar lebih hebat.

Ia tertunduk beberapa detik, lalu dengan keras ia berteriak pada Andrea yang sedang menyetir di depan: “Lebih cepat lagi!”

Andrea yang dibentak mempercepat laju mobilnya.

Sampai mereka tiba di area rumah sakit, Andrea baru menyadari, ia melihat daerah luka Yuni Lim, tidak akan terjadi hal yang parah padanya.

Tapi karena ia dibentak oleh bosnya, ia menjadi tegang.

……

Yuni Lim masuk ke ruang operasi, Andrea menemani Candra Gail di luar ruangan.

Andrea duduk dan melihat Candra Gail yang mondar-mandir dengan gelisah, ia mengeluarkan sebungkus rokok: “Bos, mau rokok?”

Ia tahu betul Candra Gail adalah perokok berat, tapi setelah menikah dengan Yuni Lim, ia mengurangi kebiasaan merokoknya.

Tapi saat ia sedang jenuh dan memiliki beban pikiran, ia merokok sesekali.

Padahal semua hal yang membuat pikirannya kacau pasti ada hubungannya dengan Yuni Lim, soal pekerjaan, tak mungkin membuatnya terbeban.

Sejak awal, Andrea berpikir bahwa Candra Gail adalah orang yag tak tertandingi kekuatannya, tak ada kelemahan sama sekali.

Tapi melihatnya seperti ini sekarang, ia baru menyadari bahwa Candra Gail sebetulnya juga manusia biasa.

Candra Gail mengambil rokok dari Andrea, merokok tiga batang, ia baru bisa sedikit lebih tenang.

Ketika ia mengambil batang rokok keempat, ia teringat akan Yuni Lim, lalu ia membuang rokok itu.

Candra Gail mengusap wajahnya dengan kasar, wajah yang tegas itu terlihat cemas, suaranya kembali datar dan dingin: “Kamu pergi dan cari tahu siapa dalang semua ini, segera beritahu aku.”

Andrea mendengar perintah, wajahnya menjadi sangat serius: “Aku akan pergi sekarang.”

Novel Terkait

That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu