After Met You - Bab 176 Pergi Sekarang!

Setelah ia berbicara, Candra Gail mendatanginya.

Yuni Lim masih mencerna makna dari apa yang baru saja dikatakannya, dan melihatnya berjalan datang dengan wajah sangar : "Apa yang akan kamu lakukan?"

"Melakukan apa yang baru saja dilakukan tadi."

Suara itu jatuh dan seketika seluruh tubuh Yuni Lim dipeluk olehnya.

"Lepaskan aku. Aku tidak ingin melakukannya denganmu sekarang." Baru saja berbicara hingga menjadi seperti ini, ia tidak ingin melakukan hal itu sekarang.

Ditambah lagi emosi Candra Gail yang terlihat sedang tidak normal.

Dia membuatnya merasa tidak aman.

Sangat tidak aman.

"Keputusan ini diluar kendalimu." Candra Gail membiarkannya melawan sambil menggendongnya kembali ke kamarnya dengan santai.

Kemudian dia dilempar ke tempat tidur begitu saja.

Tubuh Yuni Lim terhampas dan ia meringis ringan, dan sebelum dia bangun Candra Gail sudah menaiki tubuhnya, membuka ikat jubah mandinya dan menahan kedua tangan Yuni Lim.

Tangannya tidak bisa bergerak. Yuni Lim hanya bisa menendangnya.

"Candra, biarkan aku pergi, aku tidak mau melakukannya sekarang!"

"Seperti yang aku katakan, ini diluar kendalimu."

Candra Gail mengangkat salah satu kakinya dengan satu tangan dan memasukkan dirinya sendiri.

Karena ketegangan dan perlawanan, tubuh Yuni Lim tegang. Begitu Candra Gail masuk, dia meringis, dan matanya tertutup rapat.

Tangan yang menggengam pergelangan kakinya tanpa sadar mempererat genggamannya.

Yuni Lim tidak bisa bergerak sama sekali. Dia menggigit bibirnya dan menatap Candra Gail dengan kebencian: "Candra ... Apa bedanya kamu dengan seorang pemerkosa!"

Candra Gail mendengar kata-kata itu dan menghentakkan tubuhnya sekali lagi. Mata gelapnya sedikit menyipit, dan sedikit kemuraman muncul di ujung matanya.

Dia mengulurkan tangannya dan memegang dagu Yuni Lim dengan ganas. "Pemerkosa? Hah! Kalau begitu lebih baik kamu sedikit lebih menurut, atau kamu akan menderita."

Setelah itu, dia hanya memeluk pinggangnya dan menggerakkan pinggulnya, tidak menyentuhnya di bagian yang lain.

...

Pagi berikutnya.

Yuni Lim bangun sangat dini.

Ruangan itu penuh dengan perasaan busuk.

Terdengar bunyi air mengalir dari kamar mandi.

Otak Yuni Lim yang kacau langsung sedikit lebih sadar, wajahnya yang semalam merah dan panas kini menjadi pucat pasi.

Candra Gail bergerak untuk waktu yang lama tadi malam, secara brutal dan tanpa belas kasihan.

Awalnya dia memberontak, dan kemudian dia secara bertahap menyerah.

Karena bersikap baik, akhirnya ia tidak harus menderita.

Sampai pintu kamar mandi dibuka dan orang di dalam keluar, Yuni Lim masih berbaring di tempat tidur.

Dia tidak berani bergerak banyak, seluruh tubuhnya kesakitan.

Dia tahu siapa yang akan keluar dari kamar mandi, jadi dia membenamkan kepalanya di dalam selimut, menutup matanya dan mencoba untuk menlanjutkan tidurnya.

Bahkan jika dia memejamkan mata, dia mendapati dirinya tidak bisa tidur lagi, dan telinganya tidak bisa menahan diri untuk mendengarkan suara dari luar.

Tetapi setelah beberapa saat, tidak ada suara gerak-gerik yang terdengar dari luar.

Apakah Candra Gail sudah keluar?

Dengan mengingat hal itu, Yuni Lim menarik selimutnya.

Dengan posisinya yang terbaring di tempat tidur, Candra Gail dengan jubah mandinya yang berdiri di samping tempat tidur seperti mayat spontan membuatnya teriak kaget.

"Ah-"

Yuni Lim, yang sama sekali tidak menyangka, berteriak ketakutan. Ketika dia melihat bahwa itu adalah Candra Gail, detak jantungnya seakan berhenti sejenak.

Candra Gail memandangnya dengan tatapan serius. Yuni Lim memegangi selimut itu dengan kuat, tidak berani menggerakkannya, dan tidak bisa menariknya kembali.

Akibatnya, Candra Gail hanya memandangnya selama beberapa detik sebelum berbalik dan keluar.

Mendengar bunyi pintu ditutup, Yuni Lim kaget lagi, dan kemudian menghela nafas lega.

Dia benar-benar takut Candra Gail akan melakukan apa yang dia lakukan tadi malam.

Tiba-tiba terlintas bayangan tentang kejadian semalam.

Ruangan itu benar-benar sunyi, dan dia yakin Candra Gail benar-benar pergi kali ini sebelum dia berjuang untuk bangun dari tempat tidur.

Dia pergi ke kamar mandi, membiarkan air membasahi tubuhnya, menutup matanya dan berdiam lama, sebelum akhirnya keluar dari kamar mandi.

Yuni Lim melihat tas kertas tergeletak di tempat tidur, ia mengambilnya dan melihatnya. Ada pakaian, dalam dan luar.

Ia yakin bahwa Candra Gail menyuruh seseorang untuk membawanya.

Ini mengingatkan Yuni Lim tentang pertama kali dia berhubungan intim dengan Candra Gail, dan keesokan paginya dia menyiapkan pakaiannya, baik dalam maupun luar.

Yuni Lim mengganti pakaiannya tanpa ekspresi dan mendorong pintu keluar.

...

Akibatnya, ketika dia keluar, dia melihat Candra Gail berjalan datang.

Langkahnya terhenti.

Dia mengenakan jas hitam yang dirancang khusus dan tampak tampan, mulia dan luar biasa seperti biasa.

Namun, dia berbeda dari sebelumnya.

Candra Gail memandangnya dengan dingin dan mengatakan sesuatu kepada Yuni Lim: "Aku kira kamu sudah mati di kamar mandi."

Wajah Yuni Lim pucat, tinjunya mengepal erat, dan dia tidak berbicara.

Candra Gail telah berbalik ke ruang makan dan berkata, "Kamu sebaiknya datang untuk sarapan dulu. Kesabaranku terbatas."

Setelah tadi malam, Yuni Lim benar-benar takut pada Candra Gail.

Dia sama sekali tidak ingin duduk di meja yang sama dengannya untuk sarapan.

Tetapi kebiasaan sudah seperti demikian.

Dan entah mengapa, ia masih juga berjalan ke ruang makan.

Ketika dia masuk, Candra Gail sedang makan.

Yuni Lim tidak punya nafsu makan banyak, tapi dia makan sedikit.

Ketika Candra Gail selesai makan, dia melirik piringnya, secara sadar atau tidak sadar, dan melihat ada begitu banyak yang tersisa sehingga dia mengerutkan kening tanpa sadar.

Lalu dia berkata, "Sepertinya kemarin malam tidak cukup menghabiskan tenagamu."

Jika diucapkan pada waktu biasa, itu hanyalah sebuah bercandaan simpel.

Namun, setelah apa yang ia alami kemarin malam, ditambah dengan perkataan ini dari Candra Gail, Yuni Lim secara otomatis merasa seakan tenggelam di ruang bawah tanah es, hawa dingin tiba-tiba meresap ke anggota tubuhnya.

Kesejukan tidak bisa berhenti datang.

Dia merasa pucat dan tidak berdaya mendengar apa yang Candra Gail katakan, dan dia hanya diam saja.

Diluar dugaan, kesunyiannya seakan menyentuh salah satu saraf Candra Gail lagi. Dia menyapu semua yang ada di atas meja ke lantai : "Kalau tidak mau makan lebih baik pergi saja, tidak perlu membuatku kehilangan muka mencoba menghiburmu, pergi sekarang!"

Yuni Lim berdiri dan berjalan keluar begitu kata terakhirnya jatuh.

Dia takut jika dia tinggal sebentar lagi, dia akan menangis.

Orang yang telah menyakitinya tidak pantas melihat air matanya.

Dia tidak bisa mengerti, karena ia memiliki beberapa pertimbangan, ia belum ingin memiliki anak untuk sementara waktu.

Tetapi Candra Gail melakukan ini padanya, membuatnya merasa seolah-olah telah melakukan kejahatan yang mengerikan, dan telah melakukan sesuatu yang tidak dapat dimaafkan.

Tetapi Yuni Lim tidak merasa salah sama sekali.

Ibunya meninggal karena ketika melahirkannya, dan dia memiliki ketakutan yang mendasar untuk memiliki anak.

Meskipun dia takut, dia tidak pernah berpikir untuk tidak memiliki anak.

Dia juga menyukai anak-anak dan ingin mereka tumbuh dalam keluarga yang sehat dan bahagia.

Tetapi semua yang ingin dia katakan, Candra Gail tidak mau mendengarkannya, dan berpikir itu adalah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu