After Met You - Bab 332 Aku Memiliki Suami, Bagaimana Dengan Kamu?

Candra Gail duduk di samping kasur begitu lama, lalu bangkit dan pergi mandi, lalu menutup lampu dan berbaring di atas kasur.

Dia memeluk Yuni Lim yang begitu lembut, hatinya malah sedikit pahit.

Mengenai Yakob , dia mengecek sampai setengah lalu tidak mengecek lagi.

Karena dia takut akan hasil yang tidak memuaskan.

Meskipun dia ingin mempercayai intuisi Yuni Lim, namun baginya, bahkan jika kemungkinannya hanya ada satu dalam sepuluh ribu, dia juga tidak ingin bertaruh.

Kalau bukan karena tekad Yuni Lim yang begitu bersikeras ingin menginvestigasi, dia juga tidak ingin menginvestigasi ulang.

Meskipun Ivan Lim tidak mengatakan apapun yang berguna, namun, masih ada satu poin yang cukup membuktikan bahwa Yakob tidak bersalah.

Yakob sangat mencintai Yuni Lim, tidak peduli apakah dia adalah seorang pembunuh bukan, pun tidak mungkin baru beberapa hari masuk penjara langsung mati.

Kebenarannya hanya satu, yaitu ada yang membunuh Yakob.

Meski nantinya ada orang yang membalikkan kasus, tidak ada bukti kematiannya.

Orang yang membunuh Yakob yang merupakan pembunuh sesungguhnya.

Di Malaysia sekarang, yang bisa menyuap orang dalam penjara untuk membunuh seorang pembunuh yang telah dihukum......ini merupakan orang keluarga Lim......

Identitas orang dibalik itu sudah tidak mencurigakan lagi.

Hanya saja……

Tanpa disadari tangan Candra Gail mempererat.

Jelas-jelas sudah akhir musim semi, namun dia malah merasa seperti di tengah musim dingin.

……

Keesokan paginya, hal pertama yang dilakukan Yuni Lim setelah bangun yaitu berlari ke arah kamar mandi.

“Candra Gail!”

Dia memanggil nama Candra Gail, membuka pintu kamar mandi dan mendapati bahwa di dalam kosong melompong.

Dia baru teringat, kemarin malam, Candra Gail masih menuangkannya air minum.

Tak kuasa ia menepuk-nepuk jidatnya sendiri, dia benar-benar sangat ngantuk.

Yuni Lim memakai pakaian lalu berlari ke bawah.

Berlari hingga di tengah tangga, langsung melihat Candra Gail yang sedang berada di ruang tamu sambil membaca koran dan meminum kopi.

Sapi berjongkok di samping, menatap kopi Candra Gail dengan penasaran, tak kuasa ingin menciumnya, takut akan Candra Gail, ia hanya bisa menatapnya.

Yuni Lim berlari ke arahnya, melihat tangan Candra Gail yang menghentakkan koran, lalu bergegas ia berhenti, tersenyum dan berkata dari belakang Candra Gail: “Pagi!”

“Hm.” Candra Gail sama sekali tidak membalikkan kepalanya.

Yuni Lim ragu sebentar lalu bertanya: “Kemarin malam kamu kemana? Ada hal apa yang harus kamu selesaikan di tengah malam?”

“Pak!”

Candra Gail meletakkan koran di atas meja, sebenarnya pergerakannya itu tidak besar, namun bagi Yuni Lim, ia merasa bahwa ini adalah tanda amarah Candra Gail.

Di saat itu, Candra Gail bangkit, lalu memutarkan kepalanya ke arahnya, berkata dengan pelan: “Kenapa kamu tidak tanya bagaimana aku keluar dari kamar mandi?”

Yuni Lim melihat sekilas, tak berani untuk bertatapan dengan Candra Gail, memutar kepalanya ke arah lain, lalu berkata: “Pintu kamar mandi, bagaimana bisa menyusahkanmu! Kamu begitu keren begitu hebat!”

“Terima kasih atas pujianmu”

Candra Gail mendesah, selesai berkata langsung keluar.

Sudah......keluar?

Yuni Lim terbengong sebentar, lalu menyusulnya.

Saat ia berada di pintu, hanya melihat bagian belakang mobil Bentley hitam, dalam sekejap mata langsung menghilang.

Tak kuasa Yuni Lim mengusap Sapi yang mengikutinya: “Hanya karena aku menguncinya di kamar mandi, ayahmu langsung marah dan bahkan tak membuartkanku sarapan?”

Sapi melihatnya: “Gong~”

Kenapa dia merasa seruan Sapi ada rasa bahagia?

“Apa bagusnya? Aku tidak ada sarapan, kamu juga tidak ada, aku ada suami, bagaimana dengan kamu?” Yuni Lim mendesah, lalu pergi mengganti baju dan pergi ke kantor.

Baru masuk ruang kantor dan baru mau duduk, Angel Li berjalan masuk dan mengambil sebuah tas kemasan yang bagus.

Sekilas Yuni Lim langsung mengenalinya, itu kotak kemasan dari Istana Yurich.

Wajah Angel Li tampak adanya senyuman yang menyindir, lalu meletakkan kemasan itu di hadapan Yuni Lim dan berkata: “Orang dari Istana Yurich mengirimkan sarapan.”

Yuni Lim melihat tanda yang berasal dari Istana Yurich, terbengong lalu berkata: “Terima kasih.”

Angel Li pelan-pelan mengangguk, memutarkan tubuhnya lalu keluar.

Yuni Lim membuka kemasan itu, melihat sarapan di dalam, tak kuasa tersenyum.

Dia langsung tahu Candra Gail tidak benar-benar marah.

……

Mungkin karena sarapan itu memiliki kekuatan sihir, sehingga membuat mood Yuni Lim sangat baik.

Sore pada saat dia mau keluar, bertemu dengan Ivan Lim.

Dia menatap Ivan Lim yang sedang memakai plaster di lengannya dengan cukup lama, lalu menyadari bahwa orang itu benar-benar adalah Ivan Lim.

Setelah berpikir-pikir, akhirnya dia masih tetap pergi menghampiri.

Akhirnya, saat dia masih belum mendekat, Ivan Lim memutar kepala dan melihat kedatangannya, mendadak membuka mata dengan besar, membalik tubuh dan kabur dengan cepat.

Yuni Lim melihat bayangan Ivan Lim, merasa bingung lalu meraba-raba wajah sendiri, apakah ada hal yang begitu mengerikan di wajahnya, ataukah dia telah melakukan hal sampai membuat Ivan Lim setakut itu?

Pertanyaan ini masih ada hingga saat bertemu dengan Candra Gail.

Yuni Lim mengerutkan mulutnya dan berkata: “Hari ini aku telah bertemu Ivan Lim, itu pamanku, seketika bertemu denganku langsung lari, aku pun tak tahu aku sudah berbuat apa sampai dia begitu takut sama aku……”

Wajah Candra Gail biasa saja: “Oh.”

Yuni Lim berkata lagi: “Aku melihat tangannya dibalut......”

Kali ini, tidak menunggu sampai Yuni Lim menyelesaikan perkataannya, dia langsung menjelaskan: “Itu terjadi di Istana Yurich, kemarin ada makan malam di Istana Yurich, saat berjalan dia terlalu mabuk hingga merusak tangannya.”

Memutar kepala lalu melihat Yuni Lim dengan ragu, lalu berkata: “Asisten Andrea yang berkata.”

Yuni Lim mengedipkan matanya: “Aku tidak bertanya denganmu, ngapain kamu bilang begitu banyak?”

Candra Gail berkata: “Lagian kamu akan tanya.”

Yuni Lim tertawa, lalu melihat ke arah luar, tidak berkata lagi.

……

Di dalam ruang makan.

Yuni Lim membolak-balikkan menu lalu melihat ke arah pintu.

Tak lama kemudian, banyangan Lukman muncul di depan pintu.

“kakak Lukman, disini.” Yuni Lim tersenyum kepada Lukman.

Lukman kembali tersenyum, lalu menghampiri dengan cepat.

Dia duduk di hadapan Yuni Lim, lalu bertanya: “Sudah pesan?”

“Tunggu kamu biar pesan bareng.” Yuni Lim berkata sambil tersenyum.

Lukman mengangkat alisnya, tersenyum dan berkata: “Aku kira kamu akan marah dan tak memperdulikanku.”

“Apa yang kamu katakan, kamu berkata seperti itu lagi aku benar-benar tak mau memperdulikanmu lagi!” Yuni Lim pura-pura menatapnya dengan marah.

Lukman juga tidak keberatan, setelah mengambil dan memesan beberapa sayur, pada dasarnya adalah makanan kesukaan Yuni Lim.

Setelah pelayannya pergi, Lukman melihat ke arah Yuni Lim, lalu berkata: “Katakanlah, ada apa.”

“Tidak ada masalah juga boleh mencarimu makan kan.” Yuni Lim tersenyum dengan sangat senang, seperti benar-benar mencarinya hanya untuk makan.

Senyuman pada bibir Lukman tidak tersebar.

Yuni Lim memusatkan ekspresinya dan terkekeh: “Ketahuan.”

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu