After Met You - Bab 339 Tidak Bisa Memberikan Jawaban Yang Ia Inginkan

Meski Ferry Goh sudah pernah berkata sebelumnya bahwa ayahnya sudah meninggal, dan saat itu Yuni Lim membincangkan tentang hal ayahnya kepada Dr. Lukman, Dr. Lukman sudah memberi tanda melalui tatapannya bahwa ayahnya kemungkinan besar sudah tiada.

Tetapi, dia masih tidak bisa mempercayainya.

Bertahun-tahun lamanya, dia tetap percaya bahwa ayahnya masih hidup.

Dia dengan tatapan yang menantikan menatap Candra Gail.

Berharap Candra Gail bisa memberikan dia jawaban yang berbeda.

Yuni Lim butuh seseorang untuk berkata kepadanya bahwa ayahnya masih hidup dan tidak meninggal.

Tetapi....

"Jangan menatapku seperti itu."

Candra Gail tiba-tiba menutup mata Yuni Lim dengan tangannya.

Yuni Lim sangat menantikannya, dan ini membuat hati Candra Gail sakit.

Tetapi Candra Gail tidak bisa memberikan jawaban yang Yuni Lim inginkan.

Karena, Yakob benar-benar sudah meninggal.

Tatapannya gelap gulita, tetapi dia bisa melihat dari sela jari Candra Gail, dia masih bisa melihat sedikit cahaya.

Dia bertanya pada Candra Gail: "Dimanakah ayahku?"

Dia sudah tiada.

3 kata yang simpel, Candra Gail mau bagaimana pun tidak bisa mengatakannya.

Yuni Lim menunggu jawaban dari Candra Gail, hatinya terasa dingin.

Bahkan Yuni Lim tidak peduli, apakah kasus ayahnya dapat diputar balikkan atau tidak, tetapi dia benar-benar ingin ayahnya masih hidup.

Candra Gail merasa tangannya menjadi hangat, dia langsung melepaskan tangannya.

Yang ia lihat adalah wajah Yuni Lim yang sedang menangis.

Yuni Lim terisak-isak: "Tidak mungkin, mana mungkin ayahku meninggal?!"

Candra Gail memeluknya, tenaganya hilang seutuhnya.

Tahun-tahun lalu, demi menghindar dari Marco Gail, dia dengan giat memanjat keatas.

Karena dia merasa dia bisa memiliki kekuatan yang sama seperti Marco Gail.

Sampai pada saat ia bertemu Yuni Lim, kekuatan itu seperti hilang fungsinya.

Waktu tidak bisa dikembalikan, hal yang sudah terjadi tidak dapat ditarik kembali.

Anaknya yang sudah tiada, dan keluarga yang sudah tidak ada.

Seberapa banyak uang, ataupun kekuatan, semua tidak ada gunanya.

Yuni Lim menarik baju Candra Gail, dan dia menangis dengan keras: "Hiks... aku tidak percaya."

Pengharapan berbelas-belas tahun sirna begitu saja, hatinya sakit seperti ada sebuah lubang besar, yang menariknya masuk kedalam kekecewaan.

Hatinya, sangat tersaikiti.

Dia selamanya tidak akan bertemu dengan ayahnya.

Selamanya.

"Aya.. ayahku... tidak akan kembali lagi...."

Yuni Lim tidak henti-henti menangis, setiap kalimat yang diucapkannya terpatah-patah, nada bicaranya terdengar sangat kecewa, seperti seorang anak kecil yang lemah.

Candra Gail tetap memeluknya, dia tidak berani bergerak.

"Jangan menangis lagi."

Dia tidak tau bagaimana dia harus menenangkan Yuni Lim.

Ketika Sandi Gail meninggal, Candra Gail juga snagat sedih, dan diam-diam menangis.

Tetapi, dia dengan cepat menerima realita itu.

Tetapi Yuni Lim tidak sama sepertinya, harapannya berbelas-bela tahun ini, tiba-tiba pupus begitu saja.

Setelah beberapa saat, Yuni Lim mulai tenang.

Suara dia terdengar lemas: "Aku tidak ingin berada di rumah sakit."

Candra Gail mencium keningnya dan berkata: "Baik, mari kita keluar rumah sakit."

.....

Kedua orang itu tidak memperdulikan dokter yang melarangnya, mereka berberes lalu pulang ke hotel.

Awalnya memang tidak banyak barang, sehingga Candra Gail yang membereskannya.

Yuni Lim duduk disamping melihatnya, matanya mulai perih.

Dia bangun pergi ke toilet, sat ia keluar, Candra Gail sudah selesai dan menunggunya.

Candra Gail menggandengnya: "Ayo jalan."

Yuni Lim menatapnya, dan bertanya: "Boneka itu mana?"

Candra Gail tertegun: "Sudah kubuang."

Saat itu, Candra Gail sudah tidak memperdulikan boneka itu.

Yuni Lim mengangguk, menandakan bahwa ia mengerti.

Sedikit sayang, boneka itu dibuang.

Boneka itu diberikan dari Candra Gail kepadanya.

....

Sepulang ke hotel, Yuni Lim makan lalu tidur.

Tidur ini terasa tidak tenang.

Dia memimpikan Yakob menghadiri malam donasi itu.

Hari itu Yuni Lim sedikit demam, dan diperingati Yakob untuk tidak boleh memakan es krim.

Saat Yakob keluar, Yuni Lim masih marah kepadanya.

Sebelum pergi, Yakob mengelus kepalanya, dan dengan sayang ia berkata kepadanya: "Nini, istirahatlah di rumah, tidak boleh makan es krim, ayah akan pulang secepatnya."

Kemudian, Yakob tidak kembali lagi.

Dia memimpikan dirinya sendiri yang menunggu dibawah pohon, terus menerus menunggu....

Ayah--

Yuni Lim terbangun dari tidurnya.

Kamarnya remang-remang, lampu tidurnya menyala, tetapi posisi disampingnya kosong.

Yuni Lim bangun, dan membuka gorden jendela, cahaya masuk ke dalam kamar, dan kamarnya berubah terang.

Dia memanggil: "Candra Gail?"

Tidak ada yang menjawab.

Dia mencari di kamar mandi, tetapi dia tidak melihat Candra Gail.

Tepat disat ini, terdengar suara ketukan pintu di luar.

"Halo, ini ada makanan."

Yuni Lim berjalan membuka pintu, ternyata itu adalah pelayan hotel yang mengantarkan makanan.

Pelayan itu mendorong kereta makanan masuk ke dalam.

Pelayan itu mengambil piring dan berkata: "Halo, makanan ini dipesan oleh suamimu."

Yuni Lim bertanya: "Lalu kemanakah dia?"

Pelayan itu sudah selesai meletakkan makanan itu, dan tersenyum berkata: "Setelah memesan makan ia keluar, kami juga tidak tau kemana ia pergi, mungkin anda bisa menelponnya."

"Terima kasih"

Setelah pelayan keluar, Yuni Lim bersiap untuk mandi, lalu pintu kamar tiba-tiba diketuk lagi.

Candra Gail sudah pulang.

"Kamu..." kemana.

Yuni Lim belum menyelesaikan kalimatnya, tetapi ia berhenti.

Setelah Candra Gail masuk ke kamar, Yuni Lim melihat tangan Candra Gail yang memeluk sebuah boneka.

Boneka yang sama seperti kemarin.

Candra Gail menatap ke arah Yuni Lim: "Apakah makanan pagi sudah diantar?"

"Iya... ini...." Yuni Lim menunjuk ke arah boneka itu: "Dimana kamu mencarinya kembali?"

"Aku pergi mencari tenda waktu itu, dan memenangkan permainannya lagi."

Candra Gail memberikan boneka itu padanya.

Yuni Lim terlihat terkejut, dia mengelus telinga boneka itu, dan tersenyum: "Terima kasih."

Candra Gail menunjuk wajah Yuni Lim: "Aku menginginkan terima kasih yang lebih tulus lagi."

Yuni Lim meletakkan boneka itu, dan mengelus lengan Candra Gail, dia berjinjit dan mencium pipi Candra Gail: "Terima kasih."

-- Bahkan untuk berterima kasih kepadamu aku harus melakukan hal meletihkan.

Yuni Lim tau, Candra Gail ingin menyenangkannya.

Tetapi dia sungguh sangat sedih.

Dia juga tidak ingin membuat Candra Gail sekhawatir ini.

Candra Gail tidak menyangka Yuni Lim benar-benar menciumnya, dia tersenyum.

....

Beberapa hari kemudian, Yuni Lim sudah jauh lebih tenang.

Tetapi semakin ia tenang, malah Candra Gail yang merasa semakin tidak tenang.

Awalnya Candra Gail mengira Yuni Lim akan langsung pulang ke Malaysia, bahkan Candra Gail sudah menyuruh orang untuk membelikannya tiket.

Tetapi Yuni Lim memilih untuk tetap bekerja disini.

Karena Candra Gail tidak tenang, Yuni Lim kerja di pagi haripun ia ikuti, saat Yuni Lim pulang di malam hari, dia juga tetap mengawasinya.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu