After Met You - Bab 24 Itu…… Bekas Aku Makan

Yessica Lim tak menyadari bahwa dia telah menatap Ferry, seketika ia menyangkalnya: “apa kata Yuni, kamu harus pergi ke departemen humas aku juga tidak tahu tentang ini, bagaimana caranya mengajarimu.”

Yuni terdiam, dia hanya tersenyum penuh makna kepada Yessica Lim.

Dia tak tahu Ferry kekhawatiran Ferry terhadapnya mana yang asli mana yang palsu, tapi jika ini bisa sedikit mempengaruhinya, bagus juga.

“kamu ini kakak sepupunya, lebih paham akan persoalan ketimbang dia, masa tidak tahu memilihkan departemen mana yang bagus untuknya?” ada sedikit rasa menyalahkan di nada bicara Ferry.

Yessica menggigit bibir, sorot matanya menjadi sendu, tapi tidak meneteskan air mata, nada bicaranya menurun : “Ferry, Yuni sangat ingin pergi, aku juga tak ingin membuatnya putus asa……”

Dia memang tidak meneteskan air mata, tapi ada kekhawatiran dalam nada bicaranya, terdengar seperti bisa membuat orang sedih.

Raut wajah Ferry seperti menyalahkannya: “Aku tidak menyalahkanmu.”

Candra tiba-tiba berdiri: “Pak Ferry Goh, Yuni lelah, kami pulang duluan.”

Selesai bicara, dia menarik Yuni keluar, meninggalkan Ferry goh dengan wajahnya yang masam.

……

”keluar dari ruangan itu, Yuni menghembuskan napas lega: “lain kali aku tak ingin makan dengan mereka lagi.”

“aku tadi mengira kamu akan langsung menumpahkan wine di gelasmu ke wajah kakak sepupumu itu.”

Nada bicara Candra sangat serius, dia berbicara sambil menggandeng tangannya, berjalan di koridor, menuju pintu elevator.

Yuni Lim tidak ingin, ia membuka mulut dan berkuta: “jika aku ingin melakukannya, Ferry akan berubah menganggapku menjadi orang jahat, bukankah itu yang diinginkan Yessica?”

sorot mata Candra seketika seperti diselimuti kabut: “kamu sangat mempedulikan pandangan Ferry terhadapmu?”

seketika Yuni merasa seperti dia salah bicara.

Tepat pada saat itu, pintu elevator terbuka, Candra melepaskan tangan Yuni dan masuk ke elevator.

Yuni menatap tangannya yang kosong, dan mengikuti Candra dari belakang, dengan sangat berhati-hati melirik ingin melihat raut wajahnya.

Elevator berhenti di lantai satu, dalam elevator, Candra sama sekali tidak menatap Yuni.

Sepertinya ia benar-benar marah, Yuni ingin memberinya penjelasan, Andrea dengan wajahnya yang mendalam tiba-tiba muncul.

” Yuni menyapanya duluan: “Pak Andrea.”

” Andrea menatap mereka berdua, lalu tersenyum dengan tulus: “Pak Candra, Nyonya Lim.”

Yuni tiba-tiba teingat kejadian dia memecahkan botol wine kemarin, dia belum mendiskusikan harga yang harus ia bayar untuk menggantinya, sekarang malah bertemu dengannya, Yuni merasa sangat canggung.

Candra sepertinya sudah dibuat marah besar oleh Yuni Lim, bertemu Andrea pun hanya melirik dingin, sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya, dia langsung melangkah pergi.

Andrea mendekat pada Yuni dan berbisik: “Suamimu, pak Candra kenapa?”

Suamimu, pak Candra……

Dalam hati Yuni sedikit begetar, berkata dengan pelan menjawabnya: “aku baru saja membuatnya marah.”

Bola mata Andrea seketika membesar, terkejut berlebihan, dia memoncongkan bibirnya, lalu pada akhirnya berkata :”hebat”

Yuni terbengong.

walaupun begitu, Yuni tidak lupa menanyakan kepada Andrea tentang hal kemarin: “sebotol wine itu, bosmu ada ngomong gimana solusinya nggak?”

“Oh, wine itu……” Andrea memanjangkan pengucapan kata terakhir kalimatnya, tersenyum lalu berkata: “Pak Candra sudah menyelesaikannya, kamu bertanya saja pada dia, jangan lupa kita ini teman, besok-besok sering datang main ya.”

Selesai bicara, Andrea masuk ke elevator.

Ekspresi antusias dan ramah Andrea tidak biasa, walaupun Yuni sedikit kepikiran, tapi ia juga tidak terlalu peduli.

Ketika menunggu ia menyusulnya sampai keluar istana Yurich, Candra membuka pintu mobil dan bersandar disitu, menunggunya datang.

” Saat melihatnya datang, ia berkata dengan dingin: “masuk ke mobil.”

ia berbalik dan naik ke mobil lewat sisi yang lain, lalu duduk di kursi pemudi.

Yuni memakai sabuk pengaman, mengambil napas dalam-dalam lalu berkata dengan lesu: “Pak Andrea bilang, kamu menyelesaikan masalah wine itu, apakah kamu membayarnya?”

Nada bicara Candra dingin, dan juga tidak menatap Yuni: “aku meminjamnya dari teman.”

“temanmu baik sekali.” Yuni sedikit iri, sudah meminjamkannya mobil, dan masih meminjamkannya uang yang banyak.

Setelah berpikir, Yuni berkata: “uang itu, aku bisa sedikit demi sedikit mengembalikannya.”

“Tidak usah.” Kemudia candra berbelok sedikit.

Saat itu, di dalam istana Yurich.

Ferry memanggil pelayan hendak membayar, tapi yang muncul malah pria barat bertubuh besar.

Andrea tersenyum penuh hormat: “Tuan Ferry, Nona Yessica, kata bos saya, pesanan Anda, anggap saja ia menraktir kalian, mempersilakan Anda nantinya sering datang berkunjung kemari.”

”Bos?” Ferry dan Yessica saling bertukar tatap, jangan bilang mereka tak mengenal siapa bos istana yurich, di Malaysia sangat mungkin orang tidak mengenal aslinya.

Senyum Andrea melebar: “Pak Candra dan bos kami berteman akrab, jadi, bos kamu memberi Pak Ferry traktiran ini.”

Ferry kaget dan hampir berteriak menyebut satu nama: “Candra?”

“Benar sekali, Pak Candra. Jika membutuhkan hal lain, silakan sebutkan saja, saya permisi dulu.” Selesai bicara, Andrea melangkah pergi.

Ferry dan Yessica, mereka terbengong keheranan.

Apa yang terjadi dalam istana Yurich, Yuni tidak mengetahuinya.

Semua pikirannya tertuju pada Candra.

Saat kembali sampai di rumah Candra langsung menuju kamar mandi.

Yuni berdiri di samping tempat tidur besar, mendengar suara dari dalam kamar mandi telah berhenti, dia segera berlari menuju dapur.

Candra keluar dari kamar mandi, melihat di tempat tidur tidak ada orang, dan mendengar suara dari arah dapur, dia melirik melihat Yuni disana sedang melakukan sesuatu, ia berjalan mendekat.

“sedang apa? Belum kenyang?”

Yuni memperlambat gerakannya berkata dengan ringan: “ya”

Mendengar ucapannya, Candra berjalan mendekat, meremas bahunya dan menyeretnya ke samping, tangannya mengambil dua butir telur, satu ikat sayuran hijau, lalu mulai menumis-numis di wajan.

dia mendongak dan bertanya pada Yuni: “mie telur sayur gimana?”

Yuni langsung mengangguk, sebenarnya ia tidak terlalu lapar.

Yuni melihat Candra sibuk menaruh telur dan mie dari samping, lalu bertanya: “kamu masih marah?”

“kamu pikir aku tidak seharusnya marah?” Candra sedikitpun tidak mendongak.

Candra mengenakan jubah mandi, rambutnya masih sedikit basah, tangannya mengambil sumpit, tatapannya terfokus ke dalam wajan, suaranya tetap datar, seperti hanya sembarang menjawab pertanyaan saja.

Yuni dengan cermat menatapnya beberapa detik: “aku hanya tak ingin Yessica hidup dengan nyaman, itu saja.”

“Tapi kamu juga tidak harus menggunakan cara yang membuatmu tak nyaman, tidak boleh menyangkal, tidak bersedia boleh menolak, setiap orang punya hak untuk mengatakan ‘tidak’”

Selesai bicara, ia menaruh sayuran ke dalam wajan, sangat cepat, semangkuk mie telur sayur telah siap.

“kemari, makan.” Candra menaruh mie itu ke atas meja makan, Yuni berjalan mendekat.

Yuni terdiam sebentar, memang benar setiap orang punya hak untuk berkata ‘tidak’, tapi bukan berarti setiap orang bisa tanpa berpikir langsung berkata ‘tidak’.

Yuni memang tidak terlalu lapar semangkuk mie baru dimakan sedikit, sudah merasa tidak kuat makan lagi, tapi Candra ada di sebelahnya memperhatikannya, dia hanya bisa memaksakan diri untuk kembali makan.

“sudah kenyang?” tiba-tiba Candra berkata.

“em,” Yuni menganggukkan kepala.

selanjutnya, seperti sebelumnya, mie itu di angkat, dibawa menjauh. Lalu……

Yuni menatap Candra yang sedang menunduk makan, dia tak bisa menahan untuk berkata: “itu…… bekas aku makan.”

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu