After Met You - Bab 163 Ingin Melalui Jalur Belakang?

Melihat ekspresi tawa yang ada di wajah Candra Gail, Yuni Lim sedikit tak bersemangat.

Dia tampan, namun saat memunculkan senyumannya itu, terlalu sedikit, namun dia tertawa, dan tentunya sangat memikat.

Selama makan, Yuni Lim sangat diam, tidak mengatakan satu hal pun.

Untungnya etika makan Candra Gail juga sangat bagus, maka tidak memperhatikan keanehan Yuni Lim.

……

Setelah makan, Candra Gail kembali ke kantor untuk mengurus masalah Istana Yurich.

Yuni Lim juga mengikutinya.

Saat Andrea melihat Yuni Lim, ia mengedipkan mata yang membuat kagum.

Yuni Lim mengangkat alisnya: “Maksudnya?”

Andrea tertawa dan tidak berkata-kata, lalu menyuruh orang untuk mengantarkan dua gelas minuman, punya Candra Gail adalah kopi dan Yuni Lim adalah jus.

Lalu Andrea beranjak keluar.

Waktu itu melihat tampang boss yang marah sungguh tidak mudah, tak terpikirkan begitu cepat bisa membaik lagi……

Seperti yang diduga, bagi boss, nona Yuni Lim adalah tidak sama.

Candra Gail tidak menetap begitu lama di kantor, hanya membawa Yuni Lim ke supermarket.

Yuni Lim memutar kepala dan melihat Candra Gail yang sedang mendorong kereta belanjaan, tanpa sadar ia menatapnya beberapa kali.

Candra Gail memilih dua daging segar dan dimasukkannya ke dalam kereta belanjaan, lalu melihat Yuni Lim yang sedang menatapnya.

Dia menyampingan kepala dan bertanya: “Ingin duduk?”

Yuni Lim terkejut untuk sesaat, wajahnya memerah: “Apa……”

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Candra Gail mengerutkan alisnya.

Di momen ini, di samping barusan ada seorang wanita yang sedang mendorong kereta belanjaan, anaknya sedang duduk di dalam kereta belanjaan, dia menyampingkan kepala dan bertanya kepadanya: “Apa yang kamu inginkan? Akan ibu belikan.”

“Saya tidak menginginkan apapun.” Wajah Yuni Lim musam, setelah merespon dia, langsung membalikkan tubuhnya dan memilih sayur.

Candra Gail juga tidak kembali menggodanya.

Yuni Lim menggunakan kesempatan saat dia tidak memperhatikan, ia diam-diam mengambil foto saat Candra Gail sedang memegang kereta belanjaan sambil menaruhkan barang ke dalamnya.

Wajah yang tidak kelihatan juga sangat bagus untuk dilihat.

Makan malam, tentunya Candra Gail yang menyiapkannya.

Yuni Lim sangat inisiatif untuk masuk ke dapur untuk membantu.

……

Setelah makan malam, Candra Gail masuk ke ruang buku, Yuni Lim diam-diam membawa tablet untuk mencari cara untuk membuat sarapan.

Kelihatannya seperti hal yang sangat mudah.

Setelah melihatnya, Yuni Lim sama sekali tidak terpikirkan caranya, ujung-ujungnya hanya membuat yang sederhana.

Tak lama kemudian, dia mendengar ada pergerakan di luar pintu, lalu dengan cepat ia menutup tablet itu lalu berbaring dan pura-pura tidur.

Setelah Candra Gail masuk, terlebih dahulu ia melihat Yuni Lim yang berada di Kasur, lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi.

Hari berikutnya.

Karena hatinya masih memikirkan sesuatu, Yuni Lim bangun sangat pagi.

Di sampingnya sudah tidak ada orang, dia merenggangkan tangannya untuk meraba-raba tampat yang berada di sampingnya, kasurnya masih hangat, ini menunjukkan bahwa Candra Gail juga barusan bangun.

Namun pergerakannya terlalu lembut, sampai Yuni Lim tidak merasakannya.

Dia membalikkan tubuh dan turun dari ranjang, setelah ia mandi dengan cepat, lalu berlari ke lemari pakaian dan memberi kemeja kepada Candra Gail.

Sebelumnya saat Candra Gail tinggal di apartemen kecilnya, meskipun pakaiannya juga bermerek, namun kalau dibandingkan masih sedikit buruk.

Di dalam lemari pakaiannya, semua adalah merek kualitas atas.

Yuni Lim mengambil kemeja hitam, mengaitkan kemejanya dengan hati-hati, kemudian mengambil jas dan celananya, dengan rapi ia letakkan di atas kasur, lalu membalikkan tubuhnya dan turun ke bawah.

Berdasarkan memori yang ia ingat kemarin, ia menyiapkan sarapan yang sederhana, akhirnya dia memasak ham dan telur.

Hingga saat dia hampir selesai menyiapkan makanan, terdengar adanya pergerakan di atas.

Dengan cepat ia meletakkan makanan di atas meja, lalu berlari ke atas.

Candra Gail tidak berolahraga di luar, melainkan di lantai 4, dia memiliki ruang gym sendiri.

Yuni Lim masuk ke dalam, berjalan hingga di pintu kamar mandi, mengetuk pintunya dan berkata: “Saya sudah membantumu mengambil pakaianmu, saya letakkan di atas kasur.”

Suara air yang ada di dalam berhenti sejenak, dia mendengar suara “Ya” Candra Gail, kemudian suara air kembali berbunyi.

Lubuk hati Yuni Lim sedikit gugup, meskipun uang yang ia gunakan untuk membeli kancing manset dan klip dasi telah membuatnya bangkrut, namun bagi Candra Gail, tidak ada apa-apanya.

Saat tadi ia pergi ke lemari pakaian, sengaja melihat kancing manset dan klip dasinya, kebanyakan dia hanya melihatnya dari majalah, keluaran terbatas……

Yuni Lim berpikir seperti ini, kembali ke ruang makan dengan khawatir, menunggu Candra Gail turun.

……

Candra Gail keluar dari kamar mandi, pandangannya mengarah ke atas Kasur, seperti yang diduga telah melihat set pakaian yang sudah ditata rapi.

Semuanya berwarna hitam.

Sekarang Yuni Lim sudah tahu yang ia inginkan.

Hanya saja, mendedikasikan dirinya, ingin mendapatkan keuntungan darinya.

Candra Gail mengambil pakaian yang telah disiapkan, memakai paaian itu, ia membuka kancing dan merasa ada sesuatu benda yang berbeda.

Merentangkan manset hingga kedepan, lalu melihat bahwa ada kancing manset hitam yang tidak terlalu jelas, modelnya simpel, tidak ada yang spesial.

Candra Gail menatapnya untuk beberapa saat, malah mendadak tertawa.

Ternyata karena ini.

Yuni Lim menunggu di ruang makan dengan sedikit tidak tenang.

Yaitu saat dia sedang memainkan pisau dan garpu, Candra Gail sudah turun, tangannya masih memegang dasi.

Pandangannya jatuh di atas meja makan, matanya bersinar-sinar, sangat jelas sedikit aneh.

Dia berjalan sampai di depan meja makan, memanggil Yuni Lim: “Sini.”

Yuni Lim berjalan dengan patuh, secara inisiatif mengambil dasi dan memakaikannya kepada Candra Gail.

Setelah memakaikannya, dia ragu apakah mau mengambil klip dasi ataupun tidak, tangannya sudah dihentikan Candra Gail.

Yuni Lim deg-degan, tangannya menarik kembali, namun tidak ditarik kembali.

Candra Gail menggenggamnya dengan sedikit erat, pandangannya menatap Yuni Lim dengan bersinar-sinar, suaranya sedikit rendah, dia menundukkan kepala dan mendekatinya, nafasnya dihembuskan sampai telinganya: “Mendadak begitu bagus, sangat ingin masuk ke dunia hiburan, ingin melalui jalur belakang?”

“Tidak.” Dia tidak pernah kepikiran mau masuk ke dunia hiburan!

“Kenapa?” Candra Gail menarik tangannya dengan tenaga, membuatnya masuk ke dalam pelukannya.

Dia meraba-raba kepalanya, kemudian menciumnya: “Kalau begitu kamu ingin ngapain? Hal buruk apa yang telah kamu lakukan, takut saya marah?”

Yuni Lim sedikit tak bisa berkata-kata: “Apakah saya orang yang seperti itu di dalam hatimu?”

Candra Gail hanya menaikkan alisnya dan tidak berkata-kata, Yuni Lim meresponnya dalam diam di dalam hati.

“Kamu belum menjawab pertanyaan saya.” Candra Gail mengeratkan genggamannya, kemudian mengeratkan lagi genggamannya.

“Yaitu……hadiah ulang tahun.” Yuni Lim menutup matanya, suaranya sedikit canggung.

Sambil berkata, sambil memainkan dasinya, bersiap menaruhkan klip dasinya secara diam-diam.

Akhirnya Candra Gail malah menyadari pergerakan kecilnya, melepaskan tangannya, mengambil keluar klip dasi yang ada di tangannya.

Yuni Lim sedikit malu: “Ini berikan kepadamu……”

Maka, suka atau tidak cepat katakan.

Hasilnya, Candra Gail hanya melihat-lihat, lalu meletakkan tangan Yuni Lim kembali: “Bantu saya.”

Maka, sebenarnya suka atau tidak?

Yuni Lim menjilatkan bibirnya, lalu memakaikannya.

Candra Gail menundukkan kepala dan melihatnya sekilas, membuatnya canggung dan ingin bertanya sesuatu, hanya mengatakan satu kalimat: “Mari makan.”

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu